Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses dinamis dan selalu berkembang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta perkembangan masyarakat. Oleh karena itu memerlukan alat penunjang, baik yang bersifat material maupun yang bersifat non material. Mengigat semakin meningkatnya tuntutan dalam kehidupan dan makin kompleknya masalah- masalah yang harus dihadapi dan dicari jalan pemecahannya, maka dibutuhkan sarana dan prasarana pendidikan. Guru adalah sumber daya penentu dan pemegang peranan penting dalam setiap kegiatan proses belajar mengajar, tanpa adanya guru kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik. Guru sebagai pekerja professional harus menfasilitasi dirinya dengan seperangkat pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan tentang keguruan, selain harus menguasai subtansi keilmuan yang ditekuni. Namun, kenyataannya di lapangan, sering kali pendidik yang tidak mempunyai kompetensi penuh dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bertindak sebagai pengajar dan pendidik. Sampai saat ini, masih banyak guru yang belum melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan, karena berbagai faktor hambatan yang menghalanginya. Salah satu faktor penghambat tersebut adalah : Kemampuan pendidik yang belum menunjang pelaksanaan tugas, tudak adanya kesadaran, keinginan dan kemauan dari pendidik itu sendiri untuk berupaya meningkatkan kompetensinya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Asrorun Ni’am, kondisi mutu yang memprihatinkan itu ternyata telah menjadi penyebab utama semakin terpuruknya penyelenggaraan proses belajar mengajar disatuan pendidikan yang berlangsung tidak efektif, tidak efesien dan berkualitas rendah. 1 Untuk itu guru perlu mengembangkan, memperluas, memperbaharui dan 1 Asrorun Ni’am Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru Jakarta : Elsas Jakarta , h. 10 memperdalam pengetahuan serta keterampilan yang dimilikinya setiap waktu. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat dan meningkatkan kemampuan guru. Salah satu yang perlu atau terlebih dulu dipersiapkan dalam upaya pelaksanaan pengembangan kompetensi guru, tentunya adalah penciptaan lingkungan kerja yang kreatif, kondusif dan inovatif, agar tujuan lembaga pendidikan tersebut dapat tercapai dengan baik. Dalam menciptakan lingkungan kerja yang demikian, dibutuhkan kesabaran dan disiplin yang tinggi. Karena akan ada faktor fositif dan negatif yang dapat mempengaruhi pengembangan kompetensi di lingkungan kerja para pendidik atau lembaga pendidik. Salah satu faktor yang dapat menghambat pengembangan kompetensi pendidik yaitu : Tingkat pendidikan. Perbedaan tingkat pendidikan diantara para pendidik, dapat menyebabkan terjadinya kesenjangan antara satu guru dengan guru yang lain. Karena pendidikan yang tinggi, adalah salah satu modal utama dalam pengembangan kompetensi guru itu sendiri. Salah satu ciri dari program pengembangan kompetensi guru yaitu memupuk kebiasaan kerja yang baik, agar semua yang dilakukan oleh guru itu menghasilkan sesuatu yang baik pula. Kebanyakan pendidik beranggapan bahwa tugas guru hanya mentransfer pengetahuan. Padahal tugas guru bukan sekedar mentransfer pengetahuan saja, tetapi lebih dari itu. Guru harus dapat menunjang fungsi dan tugasnya sebagai seorang ahli pendidikan dan pengajaran, seperti merencanakan proses belajar mengajar, melaksanakan proses belajar mengajar, menilai hasil belajar siswa, menguasai metode mengajar, bagaimana cara memotivasi siswa dalam belajar, bagaimana caranya mengatasi siswa yang bermasalah, penguasaan kelas, dan lain- lain. 2 Kurang optimalnya pendidik dalam melaksanakan tugasnya, mengakibatkan pengakuan masyarakat terhadap kemampuan guru itu sendiri semakin rendah. Dengan kata lain, merosotnya kualitas pendidikan di Indonesia terbukti dari kurangnya pengakuan masyarakat terhadap kemampuan pendidik 2 Departemen Agama, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, h. iv disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu : 1. Adanya pandangan sebagai masyarakat, bahwa siapapun dapat menjadi guru asalkan ia perpengetahuan 2. Kekurangan guru di daerah terpencil, memberikan peluang untuk mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian untuk menjadi guru 3. Banyak guru yang belum menghargai profesinya, apalagi berusaha mengembangkan profesinya itu. Perasaan rendah diri karena menjadi guru, penyalahgunaan profesi untuk kepuasan dan kepentingan pribadinya sehingga wibawa pendidik semakin merosot. 3 Selain faktor di atas, rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru adalah karena rendahnya tingkat kompetensi guru dan penguasaan terhadap materi serta metode pengajaran yang masih di bawah standar. Berdasarkan asumsi minor itulah, maka tingkat kompetensi guru harus ditingkatkan. Karena itu, untuk meningkatkan kompetensi guru, kepala sekolah sebagi pemimpin pendidikan hendaknya dapat mengembangkan kompetensi para gurunya agar mutu pengajaran yang dilakukan dapat dicapai sesuai dengan tujuan pendidikan. Tidak semua guru dapat melakukan pekerjaan yang ditekuni dengan profesional, hal ini dikarenakan kurangnya pembinaan dan keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh guru tersebut. Dengan adanya pembinaan dan pengembangan kompetensi terhadap para guru, diharapkan dapat meningkatkan mutu pengajaran sehingga mutu pendidikan pun dapat dicapai dengan baik. Pembinaan dan pengembangan kompetensi guru dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional yang selama ini dipandang masyarakat cukup rendah dan untuk mewujudkan cita-cita bangsa yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Bermutu tidaknya suatu sekolah atau lembaga pendidikan sangat tergantung pada kadar kualitas tenaga pendidik yaitu guru. Salah satu syarat yang perlu dimiliki agar pendidik mampu bekerja dengan 3 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Professional, Bandung : Rosdakarya 2000 , h. 1 baik dan berkualitas, yaitu memiliki kecintaan dan kepeduliaan yang tinggi terhadap tugas dan tanggung jawabnya, serta kesadaran bahwa masing- masing tugasnya itu tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dalam satu sistem jaringan kerja secara keseluruhan. 4 Disamping itu, mereka juga harus mendapatkan hak-haknya secara adil, sesuai dengan masing- masing tugas dan tanggung jawabnya, tidak hanya kecukupan dalam insentif dan lengkapnya alat-alat atau fasilitas yang diperlukan, tetapi mereka juga harus faham akan visi, misi, tujuan, dan target serta strategi yang digunakan untuk mencapai pendidikan yang berkualitas. Agar dapat mengajar secara efektif, guru harus meningkatkan kompetensinya. Kesempatan belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa secara efektif dalam proses belajar mengajar. Agar dapat meningkatkan kualitasnya dalam mengajar, hendaknya guru mampu merencanakan program pengajaran, dan sekaligus mampu melakukannya dalam bentuk interaksi belajar mengajar. 5 Untuk itulah, pendidik dituntut untuk terus berupaya meningkatkan kualitas dan kompetensinya, yang tentunya semua itu berasal dari dirinya sendiri. Salah satunya dengan mengikuti program pendidikan dan pelatihan. Karena jika tidak, semua upaya tersebut tidak akan membawa hasil tanpa ada niat yang kuat dari guru tersebut. Sebab, tanggungjawab dalam mengembangkan kualitas dan kompetensi pada dasarnya merupakan tuntutan kebutuhan pribadi guru itu sendiri, tanggungjawab meningkatkan dan mengembangkan kompetensi tidak dapat dilakukan oleh orang lain, kecuali oleh guru itu sendiri. 6 Pendidikan dan pelatihan, perlu dilaksanakan dalam upaya mengembangkan kompetensi guru, yang pada akhirnya diharapkan dapat mengembangkan serta meningkatkan kemampuan intelektual para pendidik dan memberi bekal kepada tenaga pendidik dalam menghadapi tantangan tugas sekarang maupun yang akan datang. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa kompetensi guru merupakan hal 4 Asrorun Ni’am Sholeh, Membangun Professional…, h. 103 5 Moh. Uzer Usman , Menjadi Guru…, h. 1 6 Moh. Uzer Usnan, Menjadi Guru…, h. 3 penting yang harus dimiliki oleh guru, sehingga harus selalu dikembangkan sesuai dengan tuntutan dibidang pendidikan, agar guru memiliki pengetahuan, kecakapan dan keahlian sebagaimana diharapkan. Pengembangan kompetensi guru ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pengajaran yang dilakukan guru, yang pada gilirannya akan mempengaruhi mutu pendidikan itu sendiri. Sekolah Menengah Pertama SMP Al-Mubarak, adalah salah satu lembaga pendidikan formal tingkat menengah yang selalu berusaha untuk mengembangkan atau meningkatkan kompetensi para pendidik yang ada di sekolah tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan dalam mengembangkan kompetensi guru, SMP Al- Mubarak mengikutsertakan tenaga pendidik yang ada didalamnya untuk mengikuti program pendidikan dan pelatihan, baik yang diselenggarakan di dalam maupu diluar sekolah. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pada kesempatan ini penulis menyusun skripsi dengan judul “PENGEMBANGAAN KOMPETENSI GURU DALAM PENINGKATAN MUTU PENGAJARAN DI SMP AL- MUBARAK PONDOK – AREN”. B Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan masalah 1. Identifikasi Masalah adapun identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut: a Kurangnya perencanan yang berkaitan dengan usaha pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan kualitas pengajaran b Kurangnya pelaksanan program pendidikan yang dapat meningkatkan efesiensi dan efektifitas kerja guru c Belum dimiliki program pengembangan kompetensi guru di SMP Al- Mubarak Pondok- Aren d Belum diketahui adanya perbadaan kompetensi antara guru yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan dan guru yang belum mengikuti pendidikan dan pelatihan 2. Pembatasan Masalah Mengigat luasnya permasalahan yang akan dibahas, sehingga agar pembahasan tidak terlalu meluas dan lebih memudahkan serta lebih terarah dalam skripsi ini, maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut: a. Pengembangan yang dimaksud dalam hal ini berkaitan dengan manajemen, yang meliputi : Perencanaan program pengembangan kompetensi guru serta upaya pengembangan kompetensi guru dalam meningkatkan mutu pengajaran di SMP Al-Mubarak Pondok Aren b. Kompetensi guru yang dimaksud adalah kompetensi professional guru dalam pengajaran meliputi kemampuan dan keterampilan guru dalam mengelola program pengajaran, kemampuan guru dalam proses belajar mengajar dan kemampuan guru dalam mengelola evaluasi program pengajaran. 3. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka selanjutnya penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana pengembangan kompetensi guru dalam meningkatkan mutu pengajaran di SMP Al-Mubarak Pondok-Aren Tangerang ?

C. Tujuan Penelitian