24
C. Budaya Organisasi
1. Pengertian budaya organisasi
Taylor dalam Tilaar, 2000 dalam bukunya Primitive Culture menyatakan bahwa budaya atau peradaban adalah suatu keseluruhan yang kompleks dari
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat, serta kemampuan- kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Koentjaraningrat 1993 mengemukakan pendapatnya apabila perwujudan
budaya itu penekanannya pada tiga unsur akal, perasaan dan kehendak secara bersamaan, maka akan timbul kebudayaan yang berbeda dalam kelompok
manusia. Artinya kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar, keseluruhan dari hasil budi dan karyanya
itu. Dengan kata lain lain bahwa kebudayaan adalah keseluruhan dari apa yang pernah dihasilkan oleh manusia kerena pemikiran dan karyanya. Jadi kebudayaan
merupakan produk dari budaya. Aswad Ishak dan Ayatullah 2003 menyatakan bahwa budaya yang
dikembangkan oleh suatu organisasi bisa bermacam nama sebutannya. Pada setiap organisasi sebenarnya senantiasa terdapat dua jenis pola kebudayaan
dominan yang muncul. Pada organisasi terdapat kultur partisipatif dan authoritarian, kultur partisipatif menyoroti bagaimana pengembangan organisasi
dengan melibatkan para angota dalam proses strategis perusahaan. Hal ini tentu membawa konsekuensi pada pola komunikasi yang dikembangkan. Model
kultur seperti komunikasi dapat lebih bersifat terbuka. Komunikasi bisa
25
mengambil bentuk dua arah dialogis. Berbeda dengan model kultur organisasi yang menerapkan pola authoritarian. Kultur ini lebih menekankan pada
kelanggengan status quo dan cenderung reaktif terhadap setiap perkembangan dan perubahan. Maka pola komunikasinya lebih didominasi dengan satu arah dan
cenderung top down. Aswad, Ishak dan Ayatullah 2003 berpendapat bahwa budaya berfungsi
sebagai control sosial pada saat ia mampu dan mau mengendalikkan perilaku anggota masyarakat. Sebagai sebuah pedoman yang disusun bersama, sebagai
corporate code of conduct , yang merupakan pranata nilai yang menjadi pedoman
dalam menggerakkan usaha, untuk mencapai sasaran perusahaan, fungsi budaya perusahaan di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Sumber nilai: penghormatan terhadap nilai kejujuran, kebersamaan, dan nilai-
nilai yang diusung oleh perusahaan akan tersintesis di dalamnya. Seluruh jajaran perusahaan mengacu nilai tersebut sebagai pedoman dalam aktivitas
sehari-hari. b.
Kaidah dan pedoman perilaku: budaya perusahaan berfungsi sebagai kaidah yang menjadi asas dan aturan dalam menjalankan interaksi sosial, yang
memberi arah dalam menjalankan perusahaan. Perilaku individu dalam organisasi memiliki kesamaan parameter moralitas pedoman untuk
menjalankan aktivitas yang berkaitan dengan perusahaan.
c. Benteng pertahanan dari intervensi budaya luar: kultur perusahaan akan
mampu membentengi diri dari pengaruh yang ditimbulkan dari ekses hubungan sosial dengan dunia luar. Dengan memiliki budayanya sendiri akan
26
menimbulkan ketegaran, konsistensi dan kepercayaan diri menghadapi intervensi budaya luar yang belum tentu sejalan dengan visi dan misi
perusahaan. d.
Menuntun tentang das sollen yang seharusnya: budaya perusahaan akan menjadi pedoman, arah, dan acuan bagi individu yang terlibat di dalamnya,
tentang apa yang semestinya harus dijalankan. Kalau pelaksanaannya bernegoisasi, namun tetap memiliki pembanding tentang apa yang seharusnya.
Dengan demikian, meskipun ada fleksibilitas, tetap memiliki keteguhan komitmen terhadap nilai-nilai luhur yang disepakati bersama.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi adalah suatu keseluruhan yang kompleks dari pengetahuan, kepercayaan, seni,
moral, hukum, adat-istiadat, serta kemampuan-kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia dalam organisasi.
2. Faktor-faktor budaya organisasi