Kerangka Konsepsi Tinjauan Yuridis Atas Akuisisi Perusahaan Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Ketentuan mengenai pengambilalihan seperti tersebut di atas tidak membatasi badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham perseroan lain. Pengambilalihan dilakukan dengan cara pengambilalihan saham yang telah dikeluarkan danatau akan dikeluarkan oleh perseroan melalui direksi perseroan atau langsung dari pemegang saham yang mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut. Pengambilalihan dapat dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan. Jika pengambilalihan dilakukan oleh badan hukum berbentuk perseroan, direksi, sebelum melakukan perbuatan hukum pengambilalihan harus berdasarkan keputusan RUPS yang memenuhi kuorum kehadiran dan ketentuan tentang persyaratan pengambilan keputusan RUPS. Namun, jika pengambilalihan dilakukan melalui direksi, pihak yang akan mengambil alih menyampaikan maksudnya untuk melakukan pengambilalihan kepada direksi perseroan yang akan diambil alih.

2. Kerangka Konsepsi

Konsepsi diartikan sebagai kata yang menyatukan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus yang disebut definisi operasional, kerangka konsepsi pada hakikatnya merupakan suatu pengarah atau pedoman yang lebih konkrit dari kerangka teoritis yang sering kali bersifat abstrak, sehingga diperlukan definisi- definisi operasional yang menjadi pegangan konkrit dalam proses penelitian. 20 20 Soerjono Soekamto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : Universitas Indonesia Press, 2007, hlm. 133. Universitas Sumatera Utara Untuk membangun konsep dalam pengkajian ilmu hukum pada dasarnya merupakan kegiatan untuk mengkonstruksi teori, yang akan digunakan untuk menganalisanya dan memahaminya 21 . a. Pengambilalihan Pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham Perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas perseroan tersebut. 22 Pengambilalihan atau akuisisi adalah pembelian saham-saham dari perusahaan, baik dengan cara tunai, dengan menyerahkan saham dari perusahaan yang membeli, atau dengan menyerahkan jenis-jenis efek lainnnya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang membeli. Secara yuridis, pembelian saham-saham tersebut harus dilakukan transaksinya langsung antara pembeli dengan para pemegang saham perusahaan tersebut, bukan dengan direksi perusahaan. 23 b. Perusahaan Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan danatau laba. 24 21 Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Hukum, Bandung : CV. Mandar Maju, 2008, hlm.108. 22 R.I. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang “Perseroan Terbatas”, Bab I, Pasal 1 angka 11. 23 Abdul Rasyid Saliman, et.al. ,Op.Cit, hlm. 114. 24 Rachmadi Usman, Hukum Ekonomi dalam Dinamika, Jakarta : Djambatan, 2000, hlm. 27. Universitas Sumatera Utara Menurut Molengraaff, perusahaan adalah 25 keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus, bertindak keluar, mendapatkan penghasilan, memperdagangkan barang, menyerahkan barang, mengadakan perjanjian perdagangan. c. Perseroan Terbatas Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya. 26

G. Metode Penelitian

1. Spesifikasi Penelitian