Ketentuan mengenai pengambilalihan seperti tersebut di atas tidak membatasi badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham
perseroan lain. Pengambilalihan dilakukan dengan cara pengambilalihan saham yang telah
dikeluarkan danatau akan dikeluarkan oleh perseroan melalui direksi perseroan atau langsung dari pemegang saham yang mengakibatkan
beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut. Pengambilalihan dapat dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan. Jika pengambilalihan
dilakukan oleh badan hukum berbentuk perseroan, direksi, sebelum melakukan perbuatan hukum pengambilalihan harus berdasarkan keputusan RUPS yang
memenuhi kuorum kehadiran dan ketentuan tentang persyaratan pengambilan keputusan RUPS. Namun, jika pengambilalihan dilakukan melalui direksi, pihak yang
akan mengambil alih menyampaikan maksudnya untuk melakukan pengambilalihan kepada direksi perseroan yang akan diambil alih.
2. Kerangka Konsepsi
Konsepsi diartikan sebagai kata yang menyatukan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus yang disebut definisi operasional, kerangka
konsepsi pada hakikatnya merupakan suatu pengarah atau pedoman yang lebih konkrit dari kerangka teoritis yang sering kali bersifat abstrak, sehingga diperlukan definisi-
definisi operasional yang menjadi pegangan konkrit dalam proses penelitian.
20
20
Soerjono Soekamto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : Universitas Indonesia Press, 2007, hlm. 133.
Universitas Sumatera Utara
Untuk membangun konsep dalam pengkajian ilmu hukum pada dasarnya merupakan kegiatan untuk mengkonstruksi teori, yang akan digunakan untuk
menganalisanya dan memahaminya
21
. a.
Pengambilalihan Pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau
orang perseorangan untuk mengambil alih saham Perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas perseroan tersebut.
22
Pengambilalihan atau akuisisi adalah pembelian saham-saham dari perusahaan, baik dengan cara tunai, dengan menyerahkan saham dari perusahaan yang
membeli, atau dengan menyerahkan jenis-jenis efek lainnnya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang membeli. Secara yuridis, pembelian saham-saham tersebut
harus dilakukan transaksinya langsung antara pembeli dengan para pemegang saham perusahaan tersebut, bukan dengan direksi perusahaan.
23
b. Perusahaan
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan
dalam wilayah Negara Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan danatau laba.
24
21
Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Hukum, Bandung : CV. Mandar Maju, 2008, hlm.108.
22
R.I. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang “Perseroan Terbatas”, Bab I, Pasal 1 angka 11.
23
Abdul Rasyid Saliman, et.al. ,Op.Cit, hlm. 114.
24
Rachmadi Usman, Hukum Ekonomi dalam Dinamika, Jakarta : Djambatan, 2000, hlm. 27.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Molengraaff, perusahaan adalah
25
keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara
terus-menerus, bertindak
keluar, mendapatkan
penghasilan, memperdagangkan barang, menyerahkan barang, mengadakan perjanjian
perdagangan. c.
Perseroan Terbatas Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang
merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
26
G. Metode Penelitian
1. Spesifikasi Penelitian