sehingga terdapat kekhawatiran praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat, maka penilaian dilanjutkan ke dalam tahap penilaian menyeluruh. Dan Komisi
berhak untuk memanggil pihak-pihak lain untuk diminta keterangannya dalam proses penilaian. Penilaian menyeluruh sekurang-kurangnya mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
88
a. Kemungkinan perilaku anti persaingan oleh badan usaha hasil
penggabungan atau peleburan atau pengambilalihan pada pasar bersangkutan, baik secara sepihak maupun bersama-sama dengan
pesaingnya;
b. Efisiensi yang dihasilkan oleh penggabungan atau peleburan badan usaha
atau pengambilalihan; c.
Kemungkinan jika tidak dilakukan penggabungan, peleburan dan pengambilalihan maka perseroanbadan usaha yang bersangkutan akan
dinyatakan pailit atau keluar dari pasar sehingga merugikan masyarakat dan kepentingan umum.
Untuk pra-notifikasi pengambilalihan apabila memenuhi ketentuan :
89
a. Pengambilalihan saham dengan hak suara sekurang-kurangnya 25 dua
puluh lima persen; atau b.
Pengambilalihan saham dengan hak suara kurang dari 25 dua puluh lima persen namun menyebabkan perpindahan kendali secara efektif;
c. Pengambilalihan asset atau transaksi lainnya yang menyebabkan
perpindahan kendali secara efektif; dan d.
Pengambilalihan mengakibatkan nilai asset atau nilai penjualan omzet atau pangsa pasar memenuhi batas sebagaimana diatur dalam Pasal 3.
3. KPPU dan Penegakan Hukum Persaingan Usaha
Komisi Pengawasan Persaingan Usaha disingkat KPPU merupakan komisi negara dan lembaga penegak hukum independen terhadap praktik persaingan usaha
dan pemberi saran kebijakan persaingan. Bebas dari pengaruh dan kontrol pemerintah
88
Alexander Lay, et.al., Efektifitas Regulasi Merger dan Akuisisi Dalam Kerangka Hukum Persaingan Usaha
, Op. Cit., hlm. 278.
89
Republik Indonesia Peraturan Komisi No. 1 Tahun 2009 tentang Pra-Notifikasi Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan
, Pasal 4 ayat 1 dan 2.
Universitas Sumatera Utara
maupun pihak manapun. Keberadaan KPPU diamanatkan oleh Pasal 30 ayat 1 jo. Pasal 34 ayat 1 Undang-undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Komisi Pengawas Persaingan Usaha dibentuk dengan Keputusan Presiden No. 75 Tahun 1999, ditetapkan pada tanggal 8
Juli 1999. Pasal-Pasal yang memberi mandat atas keberadaan KPPU adalah sebagai berikut.
Pasal 30 : 1
Untuk mengawasi pelaksanaan Undang-undang ini dibentuk Komisi Pengawas Persaingan Usaha yang selanjutnya disebut Komisi.
Pasal 34 : 1
Pembentukan Komisi serta susunan organisasi, tugas, dan fungsinya ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
Komisi Pengawasan Persaingan Usaha dibentuk dengan tugas antara lain untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-Undang No. 5 Tahun
1999, yang memuat ketentuan antara lain tentang : a.
Perjanjian yang dilarang; b.
Kegiatan yang dilarang; c.
Posisi dominan; d.
KPPU; dan e.
Penegakkan hukum ketentuan sanksi. Selain KPPU memiliki wewenang menyusun peraturan pelaksanaan,
melakukan pemeriksaan terhadap pihak yang diduga melakukan pelanggaran terhadap
Universitas Sumatera Utara
UU No. 5 Tahun 1999, membuat putusan dan mengenakan sanksi hukum yang mengikat terhadap pelaku pelanggaran undang-undang tersebut. KPPU juga
berwenang memberi saran dan pertimbangan kepada pemerintah berkaitan dengan kebijakan yang mempengaruhi persaingan usaha dalam bentuk kajian proses
pembentukan peraturan, evaluasi kebijakan, atau rekomendasi diberlakukannya kebijakan.
KPPU bertanggungjawab secara langsung kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat DPR. KPPU terdiri atas 11 sebelas anggota, termasuk ketua
dan wakil ketua yang ditunjuk dengan persetujuan DPR dengan masa kerja 5 lima tahun.
Dalam pembentukan perekonomian Indonesia yang efisien, KPPU berperan penting untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam menjalankan usaha, yang
berpedoman kepada ketentuan UU No. 51999. Pelaksanaan penegakan hukum tersebut terkait dengan larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat
dalam dunia perekonomian Indonesia. KPPU juga memberi kepastian hukum bahwa setiap pelaku usaha memiliki kesempatan yang sama dalam berusaha.
KPPU berusaha memastikan setiap orang yang menjalankan kegiatan usaha di Indonesia menikmati situasi pesaingan yang sehat dan adil, agar tidak terjadi praktik
penyalahgunaan posisi dominan oleh pelaku usaha tertentu. Keuntungan yang dihasilkan dari upaya pencegahan praktik monopoli adalah terbukanya kesempatan
secara luas bagi hak konsumen untuk mendapatkan pilihan dengan harga yang sesuai dengan kualitas barangjasa di pasar serta jaminan kepada pelaku usaha berupa
Universitas Sumatera Utara
kepastian iklim persaingan sehat untuk menumbuhkan inovasi dan teknologi. Hasil dari sistem ekonomi tersebut adalah memastikan keseimbangan antara kepentingan
pelaku usaha dengan kepentingan publik, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
KPPU sebuah lembaga yang bersifat independen, artinya dalam menangani, memutuskan atau melakukan penyelidikan suatu perkara tidak dapat dipengaruhi oleh
pihak manapun, baik pemerintah maupun pihak lain, walaupun dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya bertanggung jawab kepada presiden. KPPU juga adalah
lembaga quasi judicial yang mempunyai wewenang eksekutorial terkait kasus-kasus persaingan usaha yang ditanganinya.
Syamsul Maarif, Ketua KPPU, dalam diskusi Meja Bundar yang membahas “Undang-Undang Persaingan di Indonesia: Berbagai Tantangan dan Pendekatan”,
mengatakan pada prinsipnya bahwa lembaga ini memiliki yuridiksi yang luas dan memiliki 4 empat tugas utama : pertama, fungsi hukum, yaitu sebagai satu-satunya
institusi yang mengawasi implementasi Undang-undang No. 5 Tahun 1999; kedua, fungsi administratif, disebabkan KPPU bertanggung jawab mengadopsi dan
mengimplementasi peraturan-peraturan pendukung; ketiga, fungsi penengah, karena KPPU menerima keluhan-keluhan dari pelaku usaha, melakukan investigasi
independen, melakukan tanya jawab dengan semua pihak yang terlibat, dan
Universitas Sumatera Utara
mengambil keputusan; keempat, fungsi polisi, disebabkan KPPU bertanggung jawab terhadap pelaksanaan keputusan yang diambilnya.
90
4. Pendekatan Rule of Reason dan Per se Illegal Dalam Hukum Persaingan