BAB IV SOLUSI HUKUM DALAM AKUISISI PERUSAHAAN
AGAR TERHINDAR DARI PERBUATAN MONOPOLI
A. Pengertian Monopoli
Umumnya, monopoli merupakan istilah yang dipertentangkan dengan persaingan. Meskipun demikian, ternyata belum ada kesepakatan luas mengenai apa
sebenarnya yang dimaksud dengan istilah ini. Secara etimologi, kata monopoli berasal dari kata Yunani ‘monos’ yang berarti sendiri dan ‘polein’ yang berarti penjual. Dari
akar kata tersebut, secara sederhana orang lantas memberi pengertian monopoli sebagai suatu kondisi di mana hanya ada satu penjual yang menawarkan supply
suatu barang atau jasa tertentu. Apabila monopoli tidak terjadi pada penawaran Supply, tetapi pada
permintaan demand, orang biasa menggunakan istilah ‘monopoly of demand’ atau yang popular, monopsoni. Dalam perkembangannya, meskipun dimaksudkan untuk
menggambarkan fakta yang kurang lebih sama, istilah monopoli sering dipakai orang untuk menunjuk tiga titik berat yang berbeda.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disebut monopoli adalah situasi pengadaan barang dagangan tertentu di pasar lokal atau nasional sekurang-
kurangnya sepertiga dikuasai oleh satu orang atau satu kelompok, sehingga harganya dapat dikendalikan, seperti penguasaan minyak bumi dan gas alam oleh pemerintah
dan hak tunggal untuk berusaha lainnya.
74
74
Depdikbud, Kamus Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Jakarta:Balai Pustaka, 1994, hlm. 664.
78
Universitas Sumatera Utara
Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, yang diundangkan pada tanggal 5 Maret
1999, Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok usaha.
Sedangkan Praktik monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas
barang atau jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum.
75
Dari pengertian diatas antara monopoli dan praktik monopoli, dapat di simpulkan bahwa keduanya sama-sama dilakukan oleh satu pelaku usaha atau
kelompok pelaku usaha, yang satu “penguasaan dan penggunaan” sedangkan yang lain “pemusatan kekuatan ekonomi”, atas produksi dan atau pemasaran barang dan
atau jasa. Sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat yang dapat merugikan kepentingan umum. Bila demikian, praktik monopoli adalah salah satu penyebab
timbulnya persaingan usaha tidak sehat, yang dapat merugikan kepentingan umum. Dengan demikian monopoli dan praktik monopoli terdiri atas unsur pelaku
usaha, penguasaan, dan pemusatan kekuatan ekonomi , yang berpeluang terjadinya
persaingan usaha tidak sehat, unsur-unsur seperti di atas diatur melalui mekanisme peraturan pemerintah. Dalam UU No. 5 tahun 1999, tentang Larangan Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat di antaranya tercantum definisi
75
Republik Indonesia, UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
, Ketentuan Umum, Pasal 1 Angka 1 dan 2.
Universitas Sumatera Utara
mengenai pelaku usaha, pemusatan kekuatan ekonomi, dan persaingan usaha tidak sehat, sebagai berikut :
1. Pelaku Usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha baik yang
berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan usaha dalam wilayah hukum Negara
Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi.
76
2. Pemusatan Kekuatan Ekonomi adalah penguasaan yang nyata atas suatu pasar
bersangkutan oleh suatu atau lebih pelaku usaha sehingga dapat menentukan harga barang dan atau jasa.
77
3. Persaingan Usaha Tidak Sehat adalah persaingan antara pelaku usaha dalam
menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat
persaingan usaha.
78
Arie Siswanto, dalam bukunya berjudul Hukum Persaingan Usaha menjelaskan tentang pengertian monopoli yang beliau kutip dari Roger E. Meiners,
menjelaskan bahwa istilah monopoli sering dipakai untuk menunjukkan tiga titik berat yang berbeda.
76
Republik Indonesia, UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
, Ketentuan Umum, Pasal 1 Angka 1 dan 5.
77
Republik Indonesia, UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
, Ketentuan Umum, Pasal 1 Angka 1 dan 3.
78
Republik Indonesia, UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
, Ketentuan Umum, Pasal 1 Angka 1 dan 6.
Universitas Sumatera Utara
Pertama, istilah monopoli dipakai untuk menggambarkan suatu struktur pasar
keadaan permintaan dan penawaran. Kedua,
istilah monopoli juga sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu posisi. Yang dimaksudkan di sini adalah posisi penjual yang memiliki
penguasaan dan kontrol eksklusif atas barang atau jasa tertentu. Ketiga,
istilah monopoli juga digunakan untuk menggambarkan kekuatan power yang dipegangn oleh penjual untuk menguasai penawaran,
menentukan harga, serta manipulasi harga.
79
Dari pengertian di atas, istilah monopoli sering digunakan dalam hubungannya dengan penguasaan atas suatu pasar oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok usaha
dengan menguasai pangsa pasar yang relatif cukup besar. Dengan demikian konsumen hanya mempunyai pilihan terbatas dengan suatu produk yang ditawarkan, dengan
harga melebihi dari yang ditawarkan oleh yang menguasai monopoli, dan dia tidak terikat pada jumlah permintaan, namun mereka akan dapat menjual harga pokoknya
sesuai dengan kemauannya kepada konsumen atau masyarakat. Karena si pemegang monopoli memiliki penguasaan dan kontrol eksklusif atas produk, serta mempunyai
power dalam hal penguasaan penawaran, bahkan sekaligus dalam hal menentukan
harga. Dalam aktivitasnya bahwa tindakan patron klien atau hubungan timbal balik
antara pemerintah dengan pelaku usaha dalam implementasi kebijakan proteksi terhadap proses produksi dengan imbalan upeti merupakan hal biasa, namun ini
adalah unsur praktik monopoli yang sangat berbahaya terhadap perekonomian Indonesia, di samping unsur lainnya, seperti :
1. Terjadinya pemusatan kekuatan ekonomi pada satu atau lebih pelaku usaha;
2. Adanya penguasaan atas produksi atau pemasaran barang atau jasa tertentu;
79
Suhasril dan Mohammad Taufik Makarso, Hukum Larangan Praktik Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Di Indonesia,
Bogor : Ghalia Indonesia, 2010, hlm. 27.
Universitas Sumatera Utara
3. Terjadinya persaingan usaha tidak sehat; dan
4. Tindakan tersebut merugikan kepentingan umum.
80
B. Asas dan Tujuan UU Larangan Praktek Monopoli