Pada dasarnya suatu perseroan terbatas mempunyai ciri-ciri sekurang- kurangnya sebagai berikut :
41
1. memiliki status hukum tersendiri, yaitu sebagai suatu badan hukum, yaitu
subyek hukum artificial, yang sengaja diciptakan oleh hukum untuk membentuk kegiatan perekonomian, yang dipersamakan dengan individu
manusia, orang perorangan;
2. memiliki harta kekayaan tersendiri yang dicatatkan atas namanya sendiri, dan
pertanggungjawaban sendiri atas setiap tindakan, perbuatan, termasuk perjanjian yang dibuat. Ini berarti perseroan dapat mengikat dirinya dalam satu
atau lebih perikatan, yang berarti menjadikan perseroan sebagai subyek hukum mandiri persona standi in judicio yang memiliki kapasitas dan kewenangan
untuk dapat menggugat dan digugat di hadapan pengadilan;
3. tidak lagi membebankan tanggung jawabnya kepada pendiri, atau pemegang
sahamnya, melainkan hanya untuk dan atas nama dirinya sendiri, untuk kerugian dan kepentingan dirinya sendiri;
4. kepemilikannya tidak digantungkan pada orang perorangan tertentu, yang
merupakan pendiri atau pemegang sahamnya. Setiap saat saham perseroan dapat dialihkan kepada siapapun juga menurut ketentuan yang diatur dalam
Anggaran Dasar dan undang-undang yang berlaku pada suatu waktu tertentu;
5. keberadaannya tidak dibatasi jangka waktunya dan tidak lagi dihubungkan
dengan eksistensi dari pemegang sahamnya; 6.
pertanggungjawaban yang mutlak terbatas, selama dan sepanjang para pengurus direksi, dewan komisaris dan atau pemegang saham tidak
melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang tidak boleh dilakukan.
2. Pendirian Perseroan Terbatas
Mengenai pendirian perseroan ini diatur dalam Bab II, Bagian Kesatu UUPT 2007, yang terdiri dari Pasal 7 sampai dengan Pasal 14. Dan jika diperhatikan
ketentuan yang diatur pada Bagian Kesatu dimaksud, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi agar pendirian suatu perseroan tersebut sah sebagai badan hukum,
antara lain: 1.
Harus didirikan oleh 2 dua orang atau lebih,
41
Gunawan Widjaja, Seri Pemahaman Perseroan Terbatas, Risiko Hukum sebagai Direksi, Komisaris Pemilik PT
, Op.Cit., hlm. 11.
Universitas Sumatera Utara
2. Pendirian berbentuk akta notaris,
3. Dibuat dalam Bahasa Indonesia,
4. Setiap pendiri wajib mengambil saham, dan
5. Mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Demikian syarat yang harus dipenuhi agar pendirian perseroan dapat memperoleh pengesahan sah dan legalitas sebagai badan hukum. Syarat tersebut
bersifat “kumulatif”, bukan bersifat “fakultatif” atau “alternatif”. Satu saja dari syarat itu cacat defect atau tidak terpenuhi, mengakibatkan pendiriannnya tidak sah sebagai
badan hukum. Sedangkan tata cara pendirian suatu perseroan jika dijabarkan sesuai dengan
apa yang diatur di dalam UUPT 2007 antara lain: 1.
Didirikan minimal 2 dua orang. Perseroan Terbatas didirikan berdasarkan perjanjian oleh karena itu sudah
selayaknya didirikan oleh 2 dua orang atau lebih. Kata “orang” di sini apakah hanya “orang” atau “manusia” yang dapat mendirikan perseroan terbatas, ternyata dalam
UUPT kata “orang” harus dipandang sebagai subyek hukum dalam arti luas. “Orang” adalah orang perorangan atau badan hukum. Jadi dimungkinkan dalam mendirikan
perseroan terbatas, badan hukum dapat melakukan perjanjian sehingga tampil sebagai pendiri perseroan.
42
Istilah yang tepat untuk penyebutan “orang” disini adalah “pihak”. Apabila pendirian perseroan dilakukan oleh dua orang, namun mereka adalah suami isteri, hal
42
Gatot Supramono, Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta : Djambatan, 2007, hlm. 5.
Universitas Sumatera Utara
ini tidak diperkenankan karena suami isteri dianggap satu pihak. Kecuali mereka memiliki akta pisah harta. Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang tepat adalah kata
“pihak” untuk menggantikan kata “orang” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 1 UUPT.
Penjelasan Pasal 7 ayat 1 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan orang adalah orang perseorangan atau badan hukum tanpa menyebutkan badan hukum asing
atau badan hukum Indonesia dan Warga Negara Indonesia atau Warga Negara Asing untuk orang perseorangan. Jadi jelas diketahui bahwa perseroan terbatas di Indonesia
dapat dirikan oleh Warga Negara Asing.
43
Berkaitan dengan pendirian perseroan perlu diperhatikan bahwa perbuatan hukum pendirian oleh 2 dua atau lebih pendiri tidak melahirkan perjanjian antara
para pendiri, melainkan mengakibatkan adanya perjanjian antara semua pendiri disatu pihak dan perseroan di pihak lain. Berdasarkan perjanjian pendirian dimaksud para
pendiri berhak menerima saham dalam perseroan dan sekaligus mereka wajib melakukan penyetoran penuh atas saham yang diambilnya.
44
2. Akta pendirian berbentuk Akta Notaris
Cara mendirikan perseroan haruslah dibuat “secara tertulis” schriftelijk, in writing
dalam bentuk akta yakni akta notaris dalam bahasa Indonesia, karena akta pendirian tersebut merupakan akta otentik, yang dapat dipandang sebagai alat bukti
yang mengikat dan sempurna.
43
Man S. Sastrawidjaja dan Rai Mantili, Perseroan Terbatas Menurut Tiga Undang-Undang, Bandung : Alumni, 2008, hlm. 40.
44
Fred B.G. Tumbuan, Tugas dan wewenang Organ Perseroan Terbatas Menurut Undang-Undang Tentang Perseroan Terbatas,
“Sosialisasi Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas” yang diselenggarankan oleh Ikatan Notaris Indonensia INI pada tanggal 22 Agustus 2007 di Jakarta, hlm. 3.
Universitas Sumatera Utara
Keharusan akta pendirian harus berbentuk akta notaris, tidak hanya berfungsi sebagai probationis causa. Maksudnya akta notaris tersebut tidak hanya berfungsi
sebagai “alat bukti” atas perjanjian pendirian perseroan, akan tetapi juga berfungsi sebagai solemnitatis causa yakni apabila tidak dibuat dalam akta notaris, akta
pendirian perseroan itu tidak memenuhi syarat, sehingga terhadapnya tidak dapat diberikan “pengesahan” oleh pemerintah dalam hal ini Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia.
45
Akta pendirian perseroan terbatas memuat anggaran dasar dan keterangan lain yang berkaitan dengan Perseroan, yang diatur dalam Pasal 8 UUPT. Pasal 15 ayat 1
UUPT mengatur lebih lanjut mengenai ketentuan yang harus dimuat dalam anggaran dasar suatu perseroan, yaitu:
a. nama dan tempat kedudukan perseroan;
b. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan;
c. jangka waktu berdirinya Perseroan;
d. besarnya jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor;
e. jumlah saham, klasifikasi saham apabila ada berikut jumlah saham untuk
tiap klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham, dan nilai nominal setiap saham;
f. nama jabatan dan jumlah anggota Direksi dan Dewan Komisaris;
g. penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS;
h. tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian anggota Direksi dan
Dewan Komisaris; i.
tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen. Dalam mendirikan perseroan terbatas tidak cukup dengan cara membuat akta
pendirian yang dilakukan dengan akta otentik. Akan tetapi harus diajukan pengesahan kepada Menteri, guna memperoleh status badan hukum. Pengajuan pengesahan dapat
45
Achmad Ichsan, Hukum Dagang, Lembaga Perserikatan Surat-Surat Berharga, Aturan-Aturan Angkutan
, Jakarta : Pradnya Paramita, 1987, hlm. 146.
Universitas Sumatera Utara
dilakukan oleh Direksi atau kuasanya. Jika dikuasakan hanya boleh kepada seorang Notaris dengan hak substitusi.
UUPT memberi kemudahan untuk pengajuan melalui media elektronik, guna memenuhi tuntutan masyarakat untuk memperoleh layanan yang cepat. Juga
menetapkan batas waktu pengajuan pengesahan sebagaimana diatur dalam Pasal 10 UUPT tersebut, yang berbunyi sebagai berikut:
1 Permohonan untuk memperoleh Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat 1 harus diajukan kepada Menteri paling
lambat 60 enampuluh hari terhitung sejak tanggal akta pendirian ditandatangani, dilengkapi keterangan mengenai dokumen pendukung.
2 Ketentuan mengenai dokumen pendukung sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diatur dengan Peraturan Menteri.
3 Apabila format isian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 1 dengan keterangan mengenai dokumen telah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan, Menteri langsung menyatakan tidak keberatan atas permohonan yang bersangkutan secara elektronik.
4 Apabila fromat isian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 1 dan keterangan mengenai dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, Menteri langsung memberitahukan penolakan beserta alasannya kepada
pemohon secara elektronik.
5 Dalam jangka waktu paling lambat 30 tigapuluh hari terhitung sejak tanggal pernyataan tidak berkeberatan sebagaimana dimaksud pada ayat
3, pemohon yang bersangkutan wajib menyampaikan secara fisik surat permohonan yang dilampiri dokumen pendukung.
6 Apabila semua persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat 5 telah dipenuhi secara lengkap, paling lambat 14 empatbelas hari, Menteri
menerbitkan keputusan tentang pengesahan badan hukum Perseroan yang ditandatangani secara elektronik.
7 Apabila persyaratan tentang jangka waktu dan kelengkapan dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat 5 tidak dipenuhi, Menteri
langsung memberitahukan hal tersebut kepada pemohon secara elektronik, dan pernyataan tidak berkeberatan sebagaimana dimaksud pada ayat 3
menjadi gugur.
8 Dalam hal pernyataan tidak berkeberatan gugur, pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat 5 dapat mengajukan kembali permohonan untuk
memperoleh Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 1.
Universitas Sumatera Utara
9 Dalam hal permohonan untuk memperoleh Keputusan Menteri tidak diajukan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 1, akta
pendirian menjadi batal sejak lewatnya jangka waktu tersebut dan Perseroan yang belum memperoleh status badan hukum bubar karena
hukum dan pemberesannya dilakukan oleh pendiri.
10Ketentuan jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berlaku juga bagi permohonan pengajuan kembali.
3. Pemakaian nama perseroan terbatas
Penggunaan nama Perseroan Terbatas tidak boleh merugikan sesama pengusaha di bidang usaha dan perdagangan dan menimbulkan adanya persaingan
tidak sehat. Pengaturan pemakaian nama perseroan dilakukan untuk memberikan perlindungan hukum kepada pemakai nama perseroan yang beritikad baik, yang sudah
memakai nama tersebut secara resmi di dalam akta pendirian dan telah mendapat pengesahan Menteri. Untuk itu tidak diijinkan ada nama yang sama atau hampir sama
untuk pemakaian nama perseroan di seluruh Indonesia. Pengaturan pemakaian nama perseroan ini jelas diatur didalam Pasal 16 UUPT
2007: 1 Perseroan tidak boleh memakai nama yang:
a. telah dipakai secara sah oleh Perseroan lain atau sama pada pokoknya dengan
nama Perseroan lain; b.
bertentangan dengan ketertiban umum danatau kesusilaan; c.
sama atau mirip dengan nama lembaga negara, lembaga pemerintah, atau lembaga internasional, kecuali mendapat izin dari yang bersangkutan;
d. tidak sesuai dengan maksud dan tujuan, serta kegiatan usaha, atau
menunjukkan maksud dan tujuan Perseroan saja tanpa nama diri; e.
terdiri atas angka atau rangkaian angka, huruf atau rangkaian huruf yang tidak membentuk kata; atau
f. mempunyai arti sebagai Perseroan, badan hukum, atau persekutuan perdata.
2 Nama Perseroan harus didahului dengan frase “Perseroan Terbatas” atau disingkat “PT”.
3 Dalam hal Perseroan Terbuka selain berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2, pada akhir nama Perseroan ditambah kata singkatan “Tbk”.
Universitas Sumatera Utara
4 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemakaian nama Perseroan diatur dengan Peraturan Pemerintah
4. Tempat kedudukan dan alamat tetap
Tempat kedudukan Perseroan Terbatas ditentukan dalam Pasal 5 UUPT 2007, yang berisi tentang:
1 Perseroan mempunyai nama dan tempat kedudukan dalam wilayah negara
Republik Indonesia yang ditentukan dalam anggaran dasar. 2
Perseroan mempunyai alamat lengkap sesuai dengan tempat kedudukanya 3
Dalam surat menyurat, pengumuman yang diterbitkan oleh perseroan, barang cetakan, dan akta dalam hal perseroan menjadi pihak harus
menyebutkan nama dan alamat lengkap perseroan. Prinsip utama dalam pasal ini adalah bahwa kedudukan perseroan didasarkan
pada anggaran dasar dan tempat kedudukan perseroan yang didirikan di Indonesia berdasarkan undang-undang ini harus berada di Wilayah Negara Republik
Indonesia.
46
Sehubungan dengan hal itu, tentang alamat yang dipilih sebagai tempat kedudukan perseroan terbatas, undang-undang mengharuskan supaya tempat
kedudukan tersebut disebutkan dalam surat menyurat. Dalam praktek kita temui alamat tersebut diletakkan pada kepala surat, dengan maksud agar perseroan mudah
dihubungi. Dan oleh menteri disyaratkan juga untuk melampirkan Surat Keterangan Lurah setempat mengenai domisili perseroan tersebut, pada saat pengajuan dokumen
fisik untuk memohon persetujuan.
46
Jamin Ginting, Hukum Perseroan Terbatas UU No. 40 Tahun 2007, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2007, hlm. 20.
Universitas Sumatera Utara
Jika peseroan memiliki beberapa kantor, yang ditentukan sebagai kantor pusat sebagaimana diatur dalam undang-undang ini adalah alamat yang terdapat dalam
anggaran dasar perseroan. Dalam ketentuan Pasal 17 UUPT 2007 juga disebutkan bahwa :
a. Perseroan mempunyai tempat kedudukan didaerah kota atau kabupaten
dalam wilayah Negara Republik Indonesia yang ditentukan dalam anggaran dasar;
b. Tempat kedudukan sebagaimana dimaksud, sekaligus merupakan kantor
pusat perseroan.
Ketentuan pada Pasal 17 UUPT 2007 tersebut tidak menutup kemungkinan perseroan mempunyai tempat kedudukan di desa atau di kecamatan sepanjang
anggaran dasar mencantumkan nama kota atau kabupaten dari desa dan kecamatan tersebut.
3. Organ Perseroan Terbatas