Pemilihan Pemilihan Kepala Daerah Pilkada secara Langsung

Dengan demikian apabila ada perbuatan – perbuatan diatas dilakukan oleh para peserta pemilu, dengan mengetahui dan menghendaki perbuatan itu dilakukan untuk meyakinkan para pemilih maka sudah termasuk kategori kampanye pemilu.

5.2. Pemilihan

Suatu proses dan kegiatan memilih itu diserdehanakan penyebutannya menjadi pemilihan. Dalam hal pemilihan itu rakyat harus ikut, tanpa dibeda- bedakan maka dipakailah sebutan pemilihan umum, disingkat dengan Pemilu. 33 33 Sastroatmodjo Sudijono, Op.cit., hal. 16. Maka pemilu berarti rakyat atau pemimpin rakyat atau pemimpin negara. Di negara-negara yang demokratis pemilihan merupakan alat untuk memberikan kesempatan kepada rakyat untuk ikut serta mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah dan sistem politik yang berlaku. Dengan hal itu pula, pemilihan tetaplah merupkan bentuk partisipasi politik rakyat.

5.3. Pemilihan Kepala Daerah Pilkada secara Langsung

PILKADA Pemilihan Langsung Kepala Daerah yang diawali seteleh diberlakukannya Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 merupakan langkah maju bagi proses demokratisasi lokal di Indonesia. Melalui Pelaksanaan Otonomi Daerah sebagai media untuk menyebarkan sistem demokrasi yang semakin disempurnakan, termasuk melalui Pemilihan Langsung Kepala Daerah diharapkan memacu tumbuhnya kekuatan yang pro demokrasi di daerah. Artinya melalui Pemilihan Kepala Daerah yang secara langsung ini, akan lahir aktor-aktor demokrasi di daerah, yang kemudian diharapkan mampu melakukan gerakan- gerakan baru bagi perubahan. Universitas Sumatera Utara Keseriusan pemerintah dalam menangani Pilkada tercermin dari perangkat regulasi dan kelembagaan. Tercatat sederet kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk memuluskan pelaksanaan, 34 1. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. seperti: 2. Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. 3. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintahan No. 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. 4. Instruksi Presiden No. 7 Tahun 2005 tentang Dukungan Pemerintah Daerah untuk Kelancaran Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Tata kelola governance Pilkada menyangkut berbagai aspek yang menentukan keberhasilan Pilkada yaitu aspek kesiapan masyarakat pemilih, ketrampilan petugas lapangan, pendanaan, dan peraturan pemilihan. Good Pilkada Governance adalah Pilkada yang dilaksanakan secara demokratik, dengan memberi peluang kepada para calon kepala daerah untuk berkompetisi secara jujur dan adil. Pilkada harus bebas dari segala bentuk kecurangan yang melibatkan 34 Syamsul H. Tubani, Pilkada Bima 2005; Era Baru Demokratisasi Lokasi di Indonesia, Jawa Timur: Bina Swagiri-Fitra Tuban, 2005, hal. ix. Universitas Sumatera Utara penyelenggara pemilihan, mulai dari proses pencalonan, kampanye, sampai dengan pemungutan dan penghitungan suara. 35 Good Pilkada governance setidaknya akan menghasilkan enam manfaat penting. Pilkada berupaya menghasilkan kepala daerah yang lebih baik, lebih berkualitas, dan memiliki akseptabilitas politik yang tertinggi serta derajat legitimasi yang kuat, karena kepala daerah terpilih mendapat mandat langsung dari rakyat. Penerimaan yang cukup luas dari masyarakat terhadap kepala daerah terpilih sesuai dengan prinsip mayoritas perlu agar kontroversi yang terjadi dalam pemilihan dapat dihindari. pada gilirannya, pemilihan kepala daerah secara langsung akan menghasilkan Pemerintah Daerah yang lebih efektif dan efesien, karena legitimasi eksekutif menjadi cukup kuat, tidak gampang digoyang oleh legislatif. 36 1. Sebagai solusi terbaik atas segala kelemahan proses maupun hasil pemlihan kepala daerah secara tidak langsung lewat DPRD sebagaimana diatur di dalam UU Otonomi Daerah No. 22 Tahun 1999. Pilkada menjadi kebutuhan mendesak guna menutupi segala kelemahan dalam pemilihan Kepala Daerah pada masa lalu. Pilkada bermanfaat untuk memperdalam dan memperkuat demokrasi lokal, baik pada lingkungan pemerintahan maupun lingkungan kemasyarakatan civil society. 2. Pilkada akan menjadi penyeimbang arogansi lembaga DPRD yang selama ini seringkali mengklaim dirinya sebagai satu-satunya institusi pemegang mandat rakyat yang representatif. dengan Pilkada akan memposisikan 35 Ibid., hal. xxi. 36 Ibid., hal, xiii-xiv. Universitas Sumatera Utara Kepala Daerah juga sebagai pemegang langsung mandat rakyat, yaitu untuk memerintah eksekutif. Lembaga DPRD lebih dikhususkan pada pelaksanaan fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan kebijakan. 3. Pilkada akan menghasilkan kepala pemerintahan daerah legitimasi dan justifikasi yang kuat di mata rakyat. Kepala Daerah hasil Pilkada memiliki akuntabilitas publik langsung kepada masyarakat daerah selaku konstituennya, bukan seperti yang selama ini berlangsung yaitu kepada DPRD. Dengan begitu, manuver politik para anggota dewan akan berkurang, termasuk segala perilaku bad politics-nya. 4. Pilkada berpotensi menghasilkan Kepala Daerah yang lebih bermutu, karena pemilihan langsung berpeluang mendorong majunya calon dan menangnya calon Kepala Daerah yang kredibel dan akseptabel di mana masyarakat daerah, menguatkan derajat legitimasi dan posisi politik Kepala Daerah sebagai konsekuensi dari Sistem pemilihan secara langsung oleh masyarakat. 5. Pilkada berpotensi menghasilkan pemrintahan suatu daerah yang lebih stabil, produktif dan efektif. tidak gampang digoyah oleh ulah politisi lokal, terhindar dari campur tangan berlebihan atau intervensi pemerintah pusat, tidak mudah dilanda krisis kepercayaan publik, dan berpeluang melayani masyarakat secara lebih baik. 6. Pilkada berpotensi mengurangi praktek politik uang Money Politics yang merajalela dalam proses pemilihan Kepala Daerah tidak langsung. Sementara itu, apabila ditinjau dari lingkungan kemasyarakatan civil society, sesungguhnya Pilkada bakal memiliki yang tidak kecil pula terhadap Universitas Sumatera Utara penguatan kehidupan politik masyarakat lokal kita. paling tidak pilkada akan memajukan lembaga kemasyarakatan dan menyehatkan perilaku politik masyarakat daerah kita dalam lima hal sebagai berikut, 37 1. Pilkada bakal meningkatkan kesadaran politik masyarakat daerah dalam segenap proses pemilihan, mulai dari pendaftaran, pencalonan, kampanye, pemungutan suara, dan penetapan serta pelantikan calon terpilih. Pemahaman dan pengetahuan mereka terhadap realitas politik di daerahnya akan kian meningkat seiring dengan ketelibatan, keaktifan dan pengalaman mereka dalam berpemilu. Pendek kata, pemilihan Kepala Daerah menjadi suatu mekanisme perubahan politik yang teratur, tertib dan periodik, tidak menyeramkan bahkan ditunggu-tunggu kedatangannya. yaitu: 2. Pilkada bakal memicu aktifitas politik masyarakat di arah lokal yang memberi kesempatan lebih besar pada setiap orang untuk berpartisipasi dan mengembangkan organisasi madani. Pengorganisasian masyarakat lewat berbagai macam bentuk LSM dan ormas civil society organizatio, pendidikan anggota masyarakat menjadi pemilih yang cerdas, dan keterlibatan warga dalam segenap tahapan pemelihan merupakan latihan demokrasi bernilai tinggi. dengan begitu, proses pemilihan pemimpin pemerintahan daerah tidak hanya dilepaskan ke tangan segelintir elite di DPRD yang mengatasnamakan rakyat, tetapi dengan melibatkan masyarakat sebagai stakeholder. 3. Pilkada bakal memperluas akses masyarakat lokal untuk memepengaruhi proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan mereka, 37 Ibid., hal. xv-xvii. Universitas Sumatera Utara misalnya dengan turut langsung menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin pemerintahan daerah yang akan membawa mereka menggapai mimpi hidup sejahtera dan bahagia serta tetap terus terlibat sebagai Active- citizens dalam mempengaruhi pembuatan kebijakan publik yang dilakukan oleh Kepala Daerah terpilih sebagai janji-janjinya pada waktu kampanye dulu, bahkan dalam mengawasi sang Kepala Daerah jika menyalahgunakan kekuasaan ketika memangku jabatan. Jadi, Pilkada memaksa Kepala Daerah untuk tetap memperhatikan aspirasi masyarakat dalam menjalankan roda pemerintahan atau dia akan terjungkal dalam Pilkada berikutnya. 4. Pilkada bakal memotivasi media lokal untuk lebih aktif terlibat dalam segenap tahapan pemilihan mulai dari pendaftaran pemilih hingga pelantikan Kepala Daerah terpilih. tidak hanya itu, media juga akan aktif mengkritisi dan mengawal segenap proses penyelenggaraan Pilkda dari berbagai kelainan dan penyimpangan yang merugikan masyarakat pemilih, baik yang dilakukan oleh petugas pelaksana pemilihan mapun oleh pasangan calon serta partai politik. Dengan demikian, the power of media akan memberi kontribusi cukup besar bagi kelancaran jalannya PILKADA. 5. 5Pilkada bakal calon mendorong berkembangnya spirit kemandirian di dalam tubuh partai politik di daerah dan sekaligus mengurangi intervensi pengurus pusat partai politik, karena pasangan calon yang ditampilkan agar dapat memenangi pemilihan tidak dapat tidak mestilah yang Universitas Sumatera Utara mempunyai nilai jual tinggi di mata pemilih di daerah itu. Pilkada juga berpotensi untuk menumbuhkan demokrasi di kalangan internal partai politik di daerah lewat mekanisme konvensi, musyawarah atau muktamar partai yang menghargai kedaulatan anggota. selain itu, lewat Pilkada mesin partai politik di daerah akan berputar, sehingga menyehatkan tubuh partai. Jadi, kehadiran Pilkada bisa menyuburkan kehidupan partai politik di daerah. 6. Metodologi Penelitian 6.1. Jenis Penelitian