5.1.4.1. Sistem Partai Tunggal one party system
Istilah ini dipaki untuk partai yang benar-benar merupakan satu-satunya partai dalam suatu negara, maupun untuk partai yang mempunyai kedudukan
dominan diantara partai lainnya, dalam kategori terakhir terdapat banyak variasi. Suasana kepartaian dalam sistem ini diindikasikan sebagai suasana non
kompetitif, oleh karena partai-partai yang ada harus menerima pimpinan dari partai yang dominan tidak dibenarkan bersaing secara merdeka melawan partai
itu. Bentuk ini bisa ditemukan di negara-negara komunis seperti RRC, Uni Soviet di masa jayanya. Sistem partai tunggal yang paling terkenal terdapat di Uni
Soviet, dimana semua partai lain yang ada sebelumnya berhasil ditiadakan. Partai Komunis Uni Soviet bekerja dalam non-kompetitif, tidak ada partai lain yang
boleh bersaing. Oposisi dianggap sebagai penghianatan.
5.1.4.2. Sistem Dwi Partai two party system
Dalam buku-buku ilmu politik pengertian sistem dwi partai bisanya diartikan adanya dua partai atau beberapa partai tetapi dengan peranan dominan
dari dua partai. Hanya beberapa negara saja yang dewasa ini memiliki ciri-ciri sistem dwi partai, kecuali Inggris Partai Buruh dan Partai Konservatif, Amerika
Serikat Partai Demokrat dan Parati Republik. Dalam sistem ini partai yang kalah berperan sebagai pengecam utama tapi
yang setia loyal opposition terhadap kebijaksanaan partai yang duduk dalam pemerintahan, dengan pengertian bahwa ini sewaktu-waktu dapat bertukar tangan.
Dalam persaingan memenangkan pemilu, kedua partai berusaha untuk merebut dukungan orang-orang yang ada ditengah dua partai dan sering disebut dengan
Universitas Sumatera Utara
pemilih terapungpemilih mengambang floating vote. Sistem pemilihan ini tidak mendorong tumbuhnya partai baru, sehingga memperkukuh sistem dwi partai.
5.1.4.3. Sistem Multi Partai multy party system
Umumnya dianggap bahwa keanekaragaman dalam komposisi masyarakat menjurus berkembangnya system multi partai. Dimana perbedaan ras, agama atau
suku bangsa adalah kuat, golongan-golongan masyarakat lebih cenderung untuk menyalurkan ikatan-ikatan terbatas primordial daripada bergabung dengan
kelompok lain yang berbeda orientasinya. Maka dari itu, dianggap bahwa multi partai lebih mampu menyalurkan keanekaragaman budaya dan politik dalam suatu
masyarakat daripada pola dwi partai. Sistem ini ditemukan di Malaysia, Belanda, Perancis dan Indonesia
5.1.5. Partai Politik di Indonesia