Partai Politik di Indonesia

pemilih terapungpemilih mengambang floating vote. Sistem pemilihan ini tidak mendorong tumbuhnya partai baru, sehingga memperkukuh sistem dwi partai.

5.1.4.3. Sistem Multi Partai multy party system

Umumnya dianggap bahwa keanekaragaman dalam komposisi masyarakat menjurus berkembangnya system multi partai. Dimana perbedaan ras, agama atau suku bangsa adalah kuat, golongan-golongan masyarakat lebih cenderung untuk menyalurkan ikatan-ikatan terbatas primordial daripada bergabung dengan kelompok lain yang berbeda orientasinya. Maka dari itu, dianggap bahwa multi partai lebih mampu menyalurkan keanekaragaman budaya dan politik dalam suatu masyarakat daripada pola dwi partai. Sistem ini ditemukan di Malaysia, Belanda, Perancis dan Indonesia

5.1.5. Partai Politik di Indonesia

Munculnya parpol di Indonesia pada masa pra kemerdekaan secara garis besar adalah sebagai aktualisasi dari 3 aliran atau pandangan politik yang menemukan momentum kelahirannya pada dekade abad ke 20. 24 PKI yang lahir pada tahun 1920, dalam tempo yang relatif singkat berkembang dengan berat, baik di bidang organisasi maupun dalam usaha memasyarakatkan monoismekomunisme. Partai ini tidak saja berhasil mempengaruhi masa rakyat, juga berhasil memikat kaum intelektual, terutama Ketiga aliran itu ialah Islam, Nasionalisme dan monoisme sosialisme. Aktualisasi aliran islam muncul pertama dalam SI, sedangkan yang bertolak, marxisme dan Nasionalisme muncul dalam PKI dan PNI. 24 Arifin Rahman, Sistem Politik Indonesia, SIC, 1998, hal. 93. Universitas Sumatera Utara dengan memperkenalkan analisa lemin dan Bucharin tentang imperialisme sebagai tingkat terakhir dari kapitalisme. 25 Perjalanan kehidupan parpol di Indonesia sering dihadapkan pada berbagai masalah, seperti bagaimana partai politik mengorganisir dirinya agar terbebas dari ancaman perpecahan; bagaimana hubungan antara parpol dengan rakyat mendukungnya; bagaimana peranan, ideologi di dalam kehidupan partai untuk memperoleh sarana, material, serta bagaimana peranan partai politik bagi kelancaran perputaran mesin partai. 26 Partai politik yang berdiri sejak dikeluarkannya maklumat pemerintah sedangkan dalam buku kepartaian Indonesia terbitan kementerian penerangan tahun 1951 sebagai berikut: kepartaian di Indonesia. Dengan dikeluarkannya maklumat pemerintahan tertanggal 3 November 1945 yang ditanda tangani oleh Wapres Moh.Hatta, jelas membawa parpol memiliki garis tempat berpijak yang kokoh isi maklumat tersebut antara lain memuat keinginan pemerintah akan kehadiran parpol. 27 2. Dasar Kebangsaan 1. Dasar Ketuhanan a Masyumi; b PSI c Pergerakan Tarbiyah Islamiyah Perti d Partai Kristen Indonesia Parkindo e Partai Katholik 25 Anthony Rera, The Indonesion Nation Revolution 1945-1950, Victoria: Longman, 1974. hal. 6. 26 Arbi Samit, Sistem Politik, Jakarta: 1998, hal. 40. 27 Kementerian Penerangan Republik Indonesia, Tanpa Tahun, Tanpa Kota, hal. 7. Universitas Sumatera Utara a. PNI b. Persatuan Indonesia Raya PIR c. Parindra Partai Indonesia Raya d. Partai Rakyat Indonesia PRI e. Partai Demokrat Rakyat Banteng f. Partai Rakyat Nasional PRN g. Partai Wanita Rakyat PWR h. Partai Kebangsaan Indonesia Parki 3. Dasar Marxisme a. PKI b. Partai Sosialis Indonesia c. Partai Murba d. Partai Buruh e. Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia Permai 4. Partai lain-lain a. Partai Demokrat Tionghoa PTDI b. Partai Indonesia Nasional PIN Disamping itu ada 2 partai politik yang cukup besar pengaruhnya di dalam masyarakat yang belum tercantum dalam daftar diatas yakni NU yang secara resmi berdiri sebagai partai politik yang berazaskan islam tahun 1952 dan partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia IPKI berdasarkan kebangsaan. Adapun Alfian dalam mengelompokkan partai politik berdasarkan hasil pemilu 1955 yakni: 28 28 Arifin Rahman, Sistem Politik Indonesia, Surabaya, 1998, hal. 96. Universitas Sumatera Utara 1. Aliran Nasionalis : a. PNI; b. PRN; c. PIR Hazanin; d. Panindra; e. Partai buruh; f. SKI; g. PIR – Wongsonegoro. 2. Partai Islam : a. Masyumi; b. NU; c. PSII; d. Persi 3. Aliran Komunis : a. PKI; b.SODSI; c. BTI 4. Aliran Sosialis : a. PSI; b. GTI 5. Aliran Kristen : a. Partai Katholik; b. Parkindo Cara lain menurut Alfian dengan pengelompokan partai politik; non agama; islam dan kristen. Pengelompokan ini nampaknya relevan dengan pemikiran K.H.A. Wahid Hasyim. 29 29 H. Aboebakar, Sejarah Hidup K.H. Wahid Hasyim, Jakarta: Karangan Tersiar, 1957, hal. 96. Sebagai akibat dari pemerintahan diktator yang dilaksanakan oleh Sep ang, maka di dalam negara kita berkembang tiga aliran yakni: a. Nasional Opportunis; b. Nasionalis islam; dan c. komunis sosialis Ketiga golongan utama inilah yang mendominasi kehidupa politik kita melalui parpol. Kalau pada zaman penjajahan konflik antar golongan dapat ditutupi dengan cara melawan penjajahan sebagai intrik politik diantara masing- masing golongan tidak menampilkan perpecahan antara jalan keluarnya dengan mendirikan partai baru yang juga mempunyai problem tersendiri dalam menghadapi pemerintah kolonial. Tetapi dalam perkembangan berikutnya setelah lepas dari penjajahan. Dampak semakin intensif upaya menanamkan ideologi dalam masyarakat dan masing-masing sebagai golongan politik yang menampakkan identitas sebagai golongan yang memang memiliki ambisi untuk mempertaruhkan segalanya dan mencapai tujuan dan kekuasaan politik. Universitas Sumatera Utara Dengan adanya anjuran dan jaminan pendirian serta hak hidup parpol, maka tahun 1955 kita meyakinkan pertumbuhan parpol yang subur dengan diselingi konflik yang terkadang berbaur antagomistis diantara berbagai golongan yang ada. Salah satu ciri utama kehidupan politik masa demokrasi liberal ditandai dengan pergantian kabinet yang berulang kali rasa berumur 8 bulan. Inilah resiko multi partai yakni pertentangan yang tidak pernah berkesudahan antar elit politik terutama golongan nasionalis dan ulum. Adapun simbol kedua golongan itu adalah PNI dan Masyumi. Hanya terdapat dua kabinet yang diperintah secara berimbang antara dua golongan tersebut. Golongan lain adalah PSI, PSII, NU, IPKI dan beberapa partai kecil lainnya yang ikut duduk dalam kabinet sampai berakhirnya pemilu 1955. Yang perlu dicatat masa ini nampak sekali percaturan politik bercirikan militari politisi sipil. Pemilu 1955 mengangkat posisi Nu dan PKI ke panggung politik dan mendepak PSI keluar, karena partai ini sangat merosot dalam perolehan suara karena tidak ada partai yang mayoritas dalam pemilu, membuka peluang adanya koalisi. Kondisi semacam ini menjadi salah satu penyebab sering terjadinya pergantian kabinet, masa orde baru tidak mungkin menyelenggarakan pembangunan ekonomi karena perhatian lebih banyak ditujukan pada pembenahan bidang politik. Dengan konflik yang berkepanjangan dalam tubuh badan konstituante dalam merumuskan UUD yang bersifat tetap, mendorong P.Soekarno menggunakan kekuasaan ekstra-konstitusional dengan dekritnya dan melahirkan demokrasi terpimpin. Masa ini nampak kekusasaan P. Soekarno mengisap hampir Universitas Sumatera Utara seluruh kekuasaan yang ada di sekelilingnya dan berakhirlah kekuasaan partai politik.

5.1.6. Undang-Undang Partai Politik