manfaat yang merata bagi orang lanjut usia, berusia di atas 70 tahun yang tidak mampu.
85
Di Indonesia sendiri telah lama beroperasi program jaminan sosial yang diselenggarakan oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial yaitu PT.
Jamsostek dan berbagai program-program jaminan sosial mikro, tetapi cakupannya masih relatif rendah dan terbatas pada pekerja sektor formal. Badan-badan
penyelenggara tersebut beroperasi secara parsial masing-masing berlandaskan Undang-undang atau peraturan-peraturan yang terpisah, tumpang tindih, tidak
konsisten dan kurang tegas. Sementara itu, diketahui bahwa manfaat yang diterima peserta masih terbatas sehingga peserta tidak terlindungi secara optimal. Pengelolaan
lembaga dianggap belum transparan dan dengan manajemen yang profesionalitasnya masih perlu ditingkatkan.
86
Menyadari kekurangan-kekurangan di atas, pemerintah merasa perlu memiliki undang-undang yang berlaku nasional dan mampu menyempurnakan undang-undang
dan peraturan yang mengatrur baik substansi, kelembagaan maupun mekanisme penyelenggaraan jaminan sosial. Undang-undang tersebut disusun berlandaskan
konsep jaminan sosial nasional yang sahih dan integral sehingga dapat menjadi payung yang memberikan arahan dalam penyelenggaraan jaminan sosial.
87
B. Jumlah Badan penyelenggara dan Undang-Undang Jaminan social
Dalam rangka menjamin pelaksanaan Undang-Undang Jaminan sosial Nasional diperlukan suatu lembaga yang mempunyai kewenangan untuk menjabarkan
Undang-Undang SJSN, mengkoordinir, memonitor dan mengawasi pelaksanaan
85
Ibid
86
JAMSOSTEK [Online] Tersedia : http:www.jamsostek.com. [ 30 Oktober 2010 ]
87
Sulastomo, Op.Cit, hal 58
Universitas Sumatera Utara
program-program, pengelola dana dan investasi serta pemasyarakatan program jaminan social nasional sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
88
Lembaga ini berada langsung di bawah Presiden dibantu Dewan Menteri yang terkait dan beranggota wakil pemerintah, wakil pekerja, eakil pemberi kerja dan pakar
di bidangnya. Selama Undang-Undang SJSN disiapkan maka lembaga-lembaga- lembaga yang ada dapat melanjutkan kegiatannya, untuk kemudian setelah
UndangUndang SJSN rampung dan dilaksanakan maka program-program yang sejalan dapat menyesuaikan dengan Undang-Undang SJSN tersebut selama masa
transisi yang akan ditetapkan. Tidak tertutup kemungkinan munculnya lembaga penyelenggara lain:
89
1. Jumlah badan penyelenggara jaminan social dikaitkan dengan undang-undang
jaminan social dapat dipertimbangkan menurut beberapa alternative berikut ini : Satu badan penyelenggara nasional dengan satu Jaminan social Nasional Pilihan
yang laing ideal adalah dengan satu badan penyelenggara yang mengelola seluruh program Social Security Administration di Pusat yang memiliki kantor cabang di
daerah-daerah. Badan di pusat ini memiliki tiga direktorat, yaitu direktorat jangka panjang, direktorat jangka pendek dan direktorat administrasi. Direktorat jaminan
jangka panjang mengatur jaminan pension, jaminan hari tua dan jaminan kematian, yaitu jaminan yang manfaatnya diterima pada saat menjelang memasuki
hari tua atau pensiun atau meninggal dunia yang memberikan jaminan berbentuk uang tunai. Direktorat jaminan jangka pendek yaitu direktorat yang mengatur
jaminan pelayanan seperti jaminan kesehatan. Sementara jaminan kecelakaan kerja dapat dikategorikan sebagai jaminan jangka pendek.
88
http:www.skripsi-tesis.com0727pelaksanaan-perlindungan-hukum-terhadap-tenaga- kerja-melalui-jaminan-sosial-tenaga-kerja-pada-pt-refi-chemical-industry-yogyakarta-pdf-doc.htm.,
diakses pada 04 Juni 2011
89
Subawa, Gede, 2009. Upaya Penyelenggaraan Jaminan sosial Bagi Masyarakat, Lokakarya Pelayanan Kesehtan Paripurna. FK Unud, Denpasar- Bali
Universitas Sumatera Utara
Direktorat administrasi diperlukan karena kompleksnya administrasi dan dinamisnya peserta yang dapat pindah-pindah kerja, baik pegawai negeri ke
pegawai swasta atau sebaliknya maupun pindah tempat tinggal, maka dibutuhkan satu Direktorat khusus yang menangani administrasi peserta, termasuk mengelola
dana yang terkumpul maupun yang belum digunakan. Eksekutif Badan penyelenggara dipimpin oleh dewan direksi yang menckup direktur yang
memimpin sebuah direktorat. Badan ini memang ideal, namun membutuhkan waktu yang cukup untuk menggabungkan seluruh badan penyelenggara yang kini
mengelola populasi atau sector yang berbeda pegawai negeri dan pegawai swasta, baik dari segi teknis maupun dana. Selain itu, kemungkinan aka nada
resistensi dari mereka yang kini mengelola, meskipun, meskipun hal itu sebenarnya tidak perlu, sebab badan penyelenggara yang ada sekarang ini
merupakan Badan Usaha Milik Negara. Dengan demikian pemerintah dapat menentukan apakah badan penyelenggara yang ada akan digabungkan atau tidak.
Namun, jika akan digabungkan menjadi satu badan penyelenggara, proses transisinya harus dilakukan secara bijaksana tanpa ada rasionalisasi tenaga da
tidak merugikan peserta. Ketentuan undang-undang yang baru bagi peserta baru, terutama jaminan jangka panjang. Patut juga dipertimbangkan bahwa masing-
masing badan penyelenggara telah memiliki peraturan tersendiri.
2. Beberapa badan penyelenggara dengan satu UU Jaminan Sosial Nasional
Alternatif kedua yang lebih baik penerimaannya adalah badan penyelenggara yang ada tetap beroperasi tetap dengan satu UU JSN artinya badan penyelenggara yang
ada menyesuaikan dengan UU SJSN tersebut. Paling tidak, alternatif ini bisa dilaksanakan dalam waktu dekat. Dengan satu UU JSN, lebih dapat dijamin
Universitas Sumatera Utara
konsistensi dan uniformitas JSN bagi pegawai negeri swasta dan pekerja sektor informal. Model ini meruakan model “Virtual tunggal” sebagai suatu sistem
nasional. Selanjutnya untuk menjamin bahwa seluruh badan penyelenggara yang ada
melaksanakan program jaminan sosial secara konsisten, maka perlu dibentuk sebuah Dewan Jaminan Sosial Nasional yang akan mengawasi dan membuat
kebijakan umum program jaminan sosial. Alternatif kedua ini merupakan kombinasi penyelenggaraan jaminan sosial menurut sektor dan menurut program.
PT. Jamsostek akan tetap melayani pekerja sektor swasta ditambah sektor informal yang bisa mulai mengikuti program jaminan sosial secara sukarela.
Namun demikian, program JPK Jamsostek dapat digabungkan dengan program Askes pegawai negeri yang dikelola oleh PT. Askes. Dengan demikian
JAMSOSTEK akan berkonsentrasi mengelola jaminan kesehatan secara universal, baik untuk pegawai swasta, sektor informal dan penduduk miskin. Sementara
JAMSOSTEK akan tetap mengelola jaminan bersifat jangka panjang untuk kedua sektor pegawai negeri dan tentara. Akan tetapi, karena JAMSOSTEK yang ada
sekarang merupakan bertujuan mencari laba dan tidak konsistem dengan prinsip- prinisp universal, maka seluruh badan penyelenggara tersebut harus diubah
menjadi suatu badan hukum nirlaba, yang merupakan badan hokum jaminan social atau semacam trust fund.
90
90
Mengingat saat ini belum ada undang-undang tentang dana amanat, maka antara lain dapat dipertimbangkan bentuk persero yang berciri khusus jaminan
social yaitu pengelolaannya not-for profit, yang memperoleh fasilitas perpajakan dan dibebaskan dari kewajiban pembayaran deviden.
http:vitamutzz.wordpress.com20081218jamsostek diakses 13 Juni 2011
Universitas Sumatera Utara
Praktek penyelenggara jaminan sosial dengan satu undang-undang untuk masing-masing sector dan tiap sektor memiliki satu badan penyelenggara sendiri.
Alternatif ini kurang menggambarkan sifat nasionalnya dan kurang optimum di dalam mewujudkan solidaritas dan keadilan sosial. Potensi bervariasi manfaat dan
cara penyelenggara, sehingga dapat menimbulkan kecemburuan sosial, bisa sangat besar dalam model ini. Selain itu, kemungkinan satu model, misalnya sector
informal, karena sulitnya mengumpulan iuran dari kelompok tersebut sangat besar. Apabila ini terjadi, maka citra jaminan sosial nasional akan rusak secara
keseluruhan. Dalam model ini, perlu dibuat satu undang-undang dan satu badan
penyelenggara untuk pegawai, pekerja swasta, petani, sektor informal dan sebagainya. Tiap badan penyelenggara dapat mengelola berbagai program,
misalnya badan jaminan sosial pegawai negeri akan mengelola dana pension, jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan, dan jaminan kematian sekaligus.
Penaggung jawab badang-badan tersebut diletakkan kepada menteri-menteri terkait.
3. Membentuk badan baru Jaminan Sosial nasional selain yang ada sekarang. Bentuk
lain yang dapat diusulkan adalah membentuk badan baru yang bersifat nasional yang mengelola jaminan sosial dasar untuk seluruh program, tanpa mengganggu
badan yang ada. Badan-badan yang ada dikonversi mejadi badan penyelenggara jaminan sosial tambahan. Kelemahan badan baru ini adalah mahalnya biaya
pembentukan badan baru dan tidak optimalnya penyelenggaraan jaminan sosial, karena tiap sector atau tiap pegawai akan memiliki dua jaminan sosial sekaligus
yang juga bersifat wajib. Hal ini sangat tidak lazim. Penambahan lembaga baru artinya akan menambah besaran iuran, baik bagi peserta maupun pemberi kerja.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, manfaat jaminan sosial yang ada saat ini masih belum memadai sebagai manfaat dasar. Karenanya menjadikan sekunder tidak nasional, kecuali untuk
mempertahankan eksistensi yang ada. Penyelenggara yang lazim dilakukan satu sistem yang bersifat wajib dan kemudian setiap sektor atau orang dapat memiliki
jaminan sosial tambahan suplemen yang bersifat sukarela. Pada penyelenggaraan yang sifatnya sukarela ini, prinsip keadilan sosial equity kurang
penting dan karenanya dapat diselenggarakan oleh sektor swasta.
C. Mekanisme Penyelenggaraan SJSN