a. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan
terhadap lingkup audit, b.
Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, yang berdampak material, dan ia
berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar. 4. Pendapat Tidak Wajar Adverse Opinion
Pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan auditee tidak menyajikan secara wajar laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum. 5. Tidak Memberikan Pendapat Disclaimer of Opinion
Jika auditor tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan, maka laporan keuangan audit ini disebut laporan tanpa pendapat. Kondisi yang
menyebabkan auditor tidak memberikan pendapat adalah karena pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkungan audit dan auditor tidak
independen dalam hubungannya dengan klien.
4. Going concern
Going concern adalah kelangsungan hidup suatu entitas. Dengan adanya asumsi going concern maka suatu entitas dianggap akan mampu mempertahankan
kegiatan usahanya dalam jangka panjang, tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek. Laporan audit dengan modifikasi mengenai going concern
merupakan suatu indikasi bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko auditee tidak dapat bertahan dalam bisnis. Dari sudut pandang auditor, keputusan tersebut
Universitas Sumatera Utara
melibatkan beberapa tahap analisis. Auditor harus mempertimbangkan hasil dari operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan
membayar hutang, dan kebutuhan likuiditas di masa yang akan datang.
Going concern dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal berlawanan. Biasanya
informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup satuan usaha adalah berhubungan dengan ketidakmampuan
satuan usaha dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa,
restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar dan kegiatan serupa yang lain IAI, 2001: SPAP Seksi 341, 01.
Menurut Altman dan McGough 1974 masalah going concern terbagi dua, yaitu masalah keuangan yang meliputi kekurangan defisiensi likuiditas,
defisiensi ekuitas, penunggakan utang, kesulitan memperoleh dana, serta masalah operasi yang meliputi kerugian operasi yang terus-menerus, prospek pendapatan
yang meragukan, kemampuan operasi terancam, dan pengendalian yang lemah atas operasi.
5. Opini Going Concern
Suatu entitas dianggap going concern apabila perusahaan dapat melanjutkan operasinya dan memenuhi kewajibannya. Pihak manajemen bertanggung jawab
Universitas Sumatera Utara
untuk menentukan kelayakan dari persiapan laporan keuangan menggunakan dasar going concern dan auditor bertanggung jawab untuk meyakinkan dirinya
bahwa penggunaan dasar going concern oleh perusahaan adalah layak dan diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan.
Dalam penentuan opini going concern, auditor dapat mengidentifikasi informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu yang, jika dipertimbangkan
secara keseluruhan, menunjukkan adanya kesangsian besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu
pantas. Signifikan atau tidaknya kondisi atau peristiwa tersebut akan tergantung atas keadaan, dan beberapa diantaranya kemungkian hanya menjadi signifikan
jika ditinjau bersama-sama dengan kondisi atau peristiwa yang lain.
Berikut ini adalah contoh kondisi dan peristiwa yang sekaligus menjadi pertimbangan auditor dalam pemberian opini going concern, namun tidak terbatas
pada kondisi dan peristiwa tersebut.
a. Trend negatif, contohnya kerugian operasi yang berulang kali terjadi,
kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiaan usaha, rasio keuangan penting yang jelek.
b. Petunjuk lain tentang kesulitan keuangan, contohnya kegagalan dalam
memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran dividen, penolakan oleh pemasok terrhadap pengajuan
permintaan kredit biasa, restrukturisasi utang, kebutuhan untuk mencari
Universitas Sumatera Utara
sumber atau metode pembelanjaan baru, atau penjualan sebagian besar aktiva.
c. Masalah intern, contoh pemogokan kerja atau kesulitan hubungan
perburuhan yang lain, ketergantungan besar atas sukses proyek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomi, kebutuhan untuk
secara signifikian memperbaiki operasi. d.
Masalah luar yang telah terjadi, contoh pengajuan gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang yang mengancam keberadaan perusahaan,
kehilangan franchise, lisensi atau paten yang penting, bencana yang tidak diasuransikan, kehilangan pelanggan atau pemasok utama IAI, 2001 :
SPAP Seksi 341,06.
6. Likuiditas