sumber atau metode pembelanjaan baru, atau penjualan sebagian besar aktiva.
c. Masalah intern, contoh pemogokan kerja atau kesulitan hubungan
perburuhan yang lain, ketergantungan besar atas sukses proyek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomi, kebutuhan untuk
secara signifikian memperbaiki operasi. d.
Masalah luar yang telah terjadi, contoh pengajuan gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang yang mengancam keberadaan perusahaan,
kehilangan franchise, lisensi atau paten yang penting, bencana yang tidak diasuransikan, kehilangan pelanggan atau pemasok utama IAI, 2001 :
SPAP Seksi 341,06.
6. Likuiditas
Likuiditas merupakan ukuran seberapa cepat suatu aktiva dikonversikan menjadi kas atau kewajiban dapat dilunasi. Sudah jelas sekali, bahwa perusahaan
yang tidak menguntungkan dalam jangka panjang adalah tidak solvabel, atau tidak likuid dan kemungkinan harus direstrukturisasi, dan yang sering terjadi setelah
direstrukturisasi, maka perusahaan akan bankrut. Cara untuk menghindarinya adalah dengan memprediksi bahaya keuangan jauh sebelumnya agar tidak
menderita kerugian investasi.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai parameter dari rasio likuiditas, penulis menggunakan Quick Ratio QR. Quick Ratio atau rasio cepat digunakan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan membayar kembali kewajibannya kepada para krediturnyadengan aktiva tunai yang dimilikinya. Rendahnya rasio ini mengindikasikan bahwa suatu
perusahaan mengalami kesulitan kas, sehingga suatu waktu dapat menimbulkan rush atau kegagalan dalam pembayaran kewajiban terhadap kreditur. Sedangkan
hubungan quick ratio dengan opini audit adalah apabila quick ratio makin kecil, maka perusahaan disebut sedang dalam masalah karena banyak kredit macet
sehingga opini audit harus memberikan keterangan mengenai going concern. Likuditas berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini going concern.
7. Leverage
Rasio leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya. Leverage mengacu pada jumlah
pendanaan yang berasal dari utang perusahaan kepada kreditor. Rasio leverage diukur dengan menggunakan rasio debt to total assets. Rasio leverage yang tinggi
dapat berdampak buruk bagi kondisi keuangan perusahaan. Semakin tinggi rasio leverage, semakin menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang buruk dan
dapat menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan lebih berpeluang mendapatkan opini audit going
concern.
Universitas Sumatera Utara
Debt to total asset ratio berarti menunjukkan seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang yang diperoleh dari kreditur, bukan dari pemegang
saham atau investor. Dari hasil pengukuran, apabila rasio tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan
untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya Kasmir, 2008.
Rasio leverage yang tinggi dapat menimbulkan kerugian yang tinggi pula bagi perusahaan, dan kerugian yang tinggi tersebut akan membawa perusahaan pada
kondisi keuangan yang bermasalah. Kondisi keuangan yang bermasalah tersebut dpat menjadi indikasi bagi auditor dalam penerbitan opini going concern. Rasio
leverage berpengaruh positif terhadap penerimaan opini going conern.
8. Kualitas Audit