Analisis Bivariat Analisis Data .1 Analisis Univariat

71 dikumpulkan. Langkah selanjutnya yaitu pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif dan inferensial dengan program SPSS 16. Uji statistik deskriptif digunakan untuk mempresentasikan data demografi responden dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase Triyuliana, 2007.

4.8.2 Analisis Bivariat

Statistik inferensial yang digunakan yaitu uji statistik ” Dependent Paired t-test.”. Dependent Paired t-test digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata antara dua sampel berpasangan yang sama yang mempunyai skala kategorikal ordinal. Uji ini biasanya melibatkan pengukuran pada suatu variabel atas pengaruh atau perlakuan tertentu Trihendradi, 2005. Sebelum dan sesudah pelatihan diberikan, variabel tersebut kinerja perawat pelaksana diukur, apakah terjadi perubahan yang signifikan atau tidak pada variabel dependen kinerja perawat pelaksana. Selama analisis data, terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi pada uji perbedaan Dependent Paired t-test yaitu 1 distribusi data harus normal wajib, 2 varians data tidak perlu diuji karena kelompok data berpasangan, 3 jika memenuhi syarat data berdistribusi normal, maka dipilih uji t berpasangan, 3 jika tidak memenuhi syarat data tidak berdistribusi normal dilakukan transformasi data terlebih dahulu, 4 jika variabel baru hasil transformasi berdistribusi normal, maka dipakai uji t berpasangan, 5 jika variabel baru hasil transformasi tidak berdistribusi normal, maka dipilih uji Wilcoxon Dahlan, 2008. Universitas Sumatera Utara 72 Berdasarkan hasil analisis normalitas data, diketahui data berdistribusi tidak normal, sehingga berdasarkan Dahlan 2008 jika data tidak normal, uji yang digunakan adalah uji Wilcoxon. Menurut Dahlan 2008 dari kedua uji analisis bivariat tersebut akan diperoleh nilai p, yaitu nilai yang menyatakan besarnya peluang hasil penelitian. Peluang hasil penelitian selanjutnya akan di analisa dengan membandingkannya dengan nilai alpha α=0.05. Maka kesimpulan hasilnya diinterpretasikan dengan menbadingkan nilai p dan nilai alpha α = 0.05, maka ketentuannya: - bila nilai p ≤ α , maka keputusannya adalah Ho ditolak - bila nilai p α , maka keputusannya adalah Ho gagal ditolak Universitas Sumatera Utara 73

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian mengenai pengaruh kemampuan supervisi kepala ruangan terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. Penelitian ini dilaksanakan mulai November 2009 sampai dengan Januari 2010 di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan dengan jumlah responden 58 orang perawat pelaksana dan kepala ruangan di ruang rawat inap berjumlah 6 orang.

5.1.1 Distribusi Karakteristik Responden

Berdasarkan jenis kelamin, seluruh perawat pelaksana di ruang rawat inap dilibatkan dalam uji pre-test dan post-test adalah laki-laki 8 orang 13,79, perempuan 50 orang 86,21, rata-rata berada pada usia 21-30 tahun 26 orang 44,82, tingkat pendidikan Akademi Perawat 50 orang 86,20 dan lama kerja 2-5 tahun 26 orang 44,82. Berikut ini merupakan distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden tabel 5.1. Universitas Sumatera Utara