Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan Perbedaan Kemampuan Supervisi Kepala Ruangan Sebelum

78 Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Kemampuan Supervisi Kepala Ruangan Secara Keseluruhan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan 2010. n=58 No Kriteria Pre Post Frekuensi Frekuensi 1 Baik 54 93,10 58 100 2 Kurang baik 4 6,90 0 Jumlah 58 100 58 100 Berdasarkan perhitungan yang digunakan untuk mengukur keseluruhan kompetensi supervisi kepala ruangan di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan sebanyak 93,10 dalam kategori baik sebelum pelatihan supervisi dan 100 dalam kategori baik sesudah pelatihan supervisi.

5.1.3 Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

Kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan diidentifikasi dengan menggunakan kuesioner kinerja perawat pelaksana disusun berdasarkan buku ”Pedoman Uraian Tugas Tenaga Perawatan di Rumah Sakit” oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Kuesioner disebarkan sebelum dan sesudah pelatihan supervisi kepala ruangan kepada 58 orang perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. Berdasarkan perhitungan untuk mengukur variabel kinerja, kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan sebelum dan sesudah pelatihan supervisi 100 dalam kategori baik. Universitas Sumatera Utara 79 Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat Pelaksana Berdasarkan “Uraian Tugas Pelaksana Perawatan di Ruang Rawat” di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan 2010. n=58 No Kriteria Pre Post Frekuensi Frekuensi 1 Baik 58 100 58 100 2 Kurang baik Jumlah 58 100 58 100

5.1.4 Perbedaan Kemampuan Supervisi Kepala Ruangan Sebelum

dan Sesudah Pelatihan Supervisi di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan Analisis perbedaan kemampuan supervisi kepala ruangan sebelum dan sesudah pelatihan supervisi diukur dengan menggunakan uji Wilcoxon. Berdasarkan hasil analisis data pada perbedaan kemampuan supervisi kepala ruangan pre dan post pelatihan supervisi maka kompetensi supervisi pada kompetensi entrepreneurial, kompetensi intelektual, kompetensi berinteraksi menunjukkan terdapat perbedaan rerata yang bermakna antara sebelum dengan sesudah pelatihan supervisi dimana pada kompetensi entrepreneurial dengan signifikansi 0,010 0,05, kompetensi intelektual dengan signifikansi 0,000 0,05, kompetensi berinteraksi dengan signifikansi 0,000 0,05. Hasil analisis perbedaan kemampuan supervisi kepala ruangan sebelum dan sesudah pelatihan supervisi dapat dilihat pada tabel 5.9 Universitas Sumatera Utara 80 Tabel 5.9 Hasil Analisis Perbedaan Kemampuan Supervisi Kepala Ruangan Sebelum dan Sesudah Pelatihan Supervisi Berdasarkan Kompetensi Supervisi Kepala Ruangan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan 2010. n=58 No Kompetensi Supervisi Kepala Ruangan P 1 Kompetensi Pengetahuan 0,083 2 Kompetensi Entrepreneurial 0,010 3 Kompetensi Intelektual 0,000 4 Kompetensi Sosioemosional 0,639 5 Kompetensi Berinteraksi 0,000 Berdasarkan hasil analisis keseluruhan kompetensi supervisi kepala ruangan sebelum dan sesudah pelatihan supervisi maka didapatkan data bahwa nilai signifikansi = 0,015. Dari hasil analisa ini maka terdapat perbedaan kemampuan supervisi sebelum dan sesudah pelatihan supervisi secara keseluruhan dimana nilai signifikansi p = 0,015 p 0,05. Hasil analisis perbedaan keseluruhan kompetensi supervisi kepala ruangan sebelum dan sesudah pelatihan supervisi dapat dilihat pada tabel 5.10 Tabel 5.10 Hasil Analisis Perbedaan Kemampuan Supervisi Kepala Ruangan Secara Keseluruhan Sebelum dan Sesudah Pelatihan Supervisi di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan 2010. n=58 Variabel p Kemampuan Supervisi Kepala Ruangan 0,015 Universitas Sumatera Utara 81 5.1.5 Perbedaan Kinerja Perawat Pelaksana Sebelum dan Sesudah Pelatihan Supervisi di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan Analisis perbedaan kemampuan supervisi kepala ruangan sebelum dan sesudah pelatihan supervisi diukur dengan menggunakan uji Wilcoxon. Berdasarkan hasil analisis data pada perbedaan kinerja sebelum dan sesudah pelatihan supervisi maka nilai signifikansi = 0,000. Dari hasil analisa ini maka terdapat perbedaan kinerja perawat pelaksana sebelum dan sesudah pelatihan supervisi dimana nilai signifikansi p = 0,000 p 0,05. Hasil analisis perbedaan kinerja pelaksana sebelum dan sesudah pelatihan supervisi dapat dilihat pada tabel 5.11 Tabel 5.11 Hasil Analisis Perbedaan Kinerja Perawat Pelaksana Sebelum dan Sesudah Pelatihan Supervisi di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan 2010. n=58 Variabel p Kinerja Perawat Pelaksana 0,000 5.2 Pembahasan 5.2.1 Kemampuan Supervisi Kepala Ruangan di Ruang Rawat Inap Rumah