PERUMUSAN MASALAH HIPOTESIS . TUJUAN PENELITIAN MANFAAT PENELITIAN KERANGKA KONSEPSIONAL BAHAN DAN CARA

3.2. PERUMUSAN MASALAH

Apakah Sulfas ferrosus dapat berperan sebagai pengikat fosfat phosphate binder pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis reguler.

3.3. HIPOTESIS

Ada hubungan pemberian Sulfas ferrosus dengan penurunan kadar fosfat. darah pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis reguler.

3.4 . TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui apakah ada hubungan pemberian Sulfas ferrosus dengan penurunan kadar fosfat darah pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis reguler.

3.5. MANFAAT PENELITIAN

1. Mengetahui kegunaan pemberian Sulfas ferrosus sebagai pengikat fosfat phosphate binder pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis reguler. 2. Mengetahui besarnya penurunan kadar fosfat darah setelah pemberian Sulfas ferrosus pada pasien PGK dengan hemodialisis reguler. Universitas Sumatera Utara

3.6. KERANGKA KONSEPSIONAL

PGK Gangguan faal sekresi Pemberian hidrat Sulfas ferrosus FeSO 4 .7 H 2 O ↓ hipokalsemia ↑ HPT ↓ Kalsifikasi metastatik dan Cardiovaskuler ↓ Osteitis fibrosa ↓ Osteoderosis CaXP 55 Hiperfosfatemia ↓ PJK

3.7. BAHAN DAN CARA

3.7.1. Desain Penelitian Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan perlakuan ulang pre dan post test design 3.7.2. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan di unit hemodialisis Rumah Sakit Pirngadi Medan selama 6 bulan. Mulai bulan April sampai dengan Oktober 2010. Universitas Sumatera Utara 3.7.3. Subjek penelitian Penderita gagal ginjal terminal dengan HD reguler di unit Hemodialisis Rumah Sakit Pirngadi Medan yang bersedia ikut penelitian dengan diperiksa kadar fosfat serumnya sebelum dan sesudah diberi obat. 3.7.4. Kriteria inklusi • Penderita dengan gagal ginjal terminal dengan HD reguler minimal 3 bulan. • Umur 18 tahun • Kadar albumin 2,5 mgdl • Bersedia ikut dalam penelitian. 3.7.5. Kriteria eksklusi • Tidak mengikuti tahap-tahap penelitian yang lengkap • Penderita hiperparatiroidisme primer • Tidak sedang mengkomsumsi pengikat fosfat jenis lain • Hiperfosfatemia yang berat • Pasien dengan keadaan hiperferritinemia. 3.7.6. Besar sampel Perkiraan besar sampel : Rumus yang digunakan 2 ⎭⎬ ⎫ ⎩⎨ ⎧ + = d sd zb za n za = nilai baku normal berdasarkan a = 0,05 Æ 1,96 zb = power sebesar 90 = 1,082 d = perbedaan rata-rata dua kelompok = 0,1 Universitas Sumatera Utara sd = simpangan baku kedua kelompok = 0,19 2 1 , 19 , 082 , 1 96 , 1 ⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧ + = n n = 33,4 ≈ 34 jadi besarnya sampel sebanyak 34 orang. 3.7.7. Cara penelitian a. dilakukan pemeriksaan laboratorium pada semua pasien yang diteliti darah rutin, ureum, creatinin, kadar serum feritin, kadar fosfat serum, albumin serum pada saat sebelum pemberian Sulfas ferrosus. b. Pada hari ke-30 sd 0 selama 1 bulan dilakukan pemberian obat Sulfas Ferrosus ataupun plasebo secara random. c. Pada hari ke 1 sd 60 selama, 2 bulan dilakukan cross over pemberian obat Sulfas ferrosus dan Plasebo. d. Dosis Sulfas ferrosus sebanyak 3 X 1 tab 300 mg bersama- sama makanan selama 1 bulan. e. Dosis dan jumlah plasebo yang diberikan sama banyaknya dengan dosis Sulfas ferrosus yang diberikan untuk 1 bulan. f. Evaluasi pemakaian Sulfas ferrosus menggunakan sistem pill count yaitu diberi setiap 1 bulan dan evaluasinya dengan cara, menghitung tablet. g. Dilakukan pemeriksaan ulang kadar fosfat serum pada minggu ke 0, 2 dan 4. Universitas Sumatera Utara 3.7.8. Analisa Data • untuk membandingkan hasil peningkatan kadar fosfat serum setelah pemberian Sulfas ferrosus digunakan uji t berpasangan. • Untuk membandingkan perubahan kadar fosfat serum pada saat diberikan plasebo dibandingkan saat diberi Sulfas ferrosus dilakukan uji t berpasangan.

3.8. KERANGKA OPERASIONAL