3.7.8. Analisa Data
• untuk membandingkan hasil peningkatan kadar fosfat serum setelah
pemberian Sulfas ferrosus digunakan uji t berpasangan. •
Untuk membandingkan perubahan kadar fosfat serum pada saat diberikan plasebo dibandingkan saat diberi Sulfas ferrosus dilakukan
uji t berpasangan.
3.8. KERANGKA OPERASIONAL
Periksa kadar fosfat serum
PGK dengan HD reguler
Kadar Fosfat Serum
2 minggu diet rendah protein
Plasebo
Terapi SF 3 x 300 mg
Terapi SF 3 x 300 mg
2 Minggu Periksa darah rutin, ureum,
creatinin, kadar serum feritin, kadar fosfat serum dan
albumin Periksa ulang
Plasebo
cross-over 2 Minggu
Kadar Fosfat Serum
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan di unit hemodialisis Rumah Sakit Pirngadi Medan mulai April 2010 sd Oktober 2010. Pengambilan sampel dilakukan kepada
setiap pasien penderita gagal ginjal terminal dengan HD reguler di unit Hemodialisis Rumah Sakit Pirngadi Medan yang bersedia ikut penelitian
dengan diperiksa kadar fosfat serumnya sebelum dan sesudah diberi obat. Diinklusikan pasien laki-laki sebanyak 19 pasien dan perempuan
sebanyak 15 pasien yang berumur 18 tahun, yang sedang menjalani hemodialisis dengan diagnosa penyakit gagal ginjal terminal dengan HD
reguler di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Pirngadi Medan. Data-data yang diperlukan dicatat oleh peneliti dan asisten peneliti
anamnesa pribadi, lama dan jenis pelayanan pengobatan yang digunakan, pengukuran hemoglobin, leukosit, trombosit, ureum, creatinim, albumin, kadar
serum feritin, dan kadar fosfat serum yang dilakukan sebelum penelitian. Kemudian pasien yang memenuhi kriteria inklusi sebesar jumlah sampel
diminta kesediaannya untuk diambil sampel pemeriksaan darah di unit hemodialisis Rumah Sakit Pirngadi Medan saat menjalani tindakan
hemodialisis. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kadar fosfat kedua setelah pemberian Sulfas ferrosus ataupun plasebo yang dipilih secara acak random.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kadar fosfat yang ketiga setelah sampel yang diambil secara acak random dilakukan cross over.
28
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.1 terlihat karakteristik dasar pada sampel penelitian yang berjumlah 34 orang.
Tabel 4.1. Gambaran Karakteristik Penderita PGK n=34
Sulfas ferrosus Plasebo
Jumlah n
n n
Jenis Kelamin - Laki-laki
12 35,3 7 20,6
19 55,9 - Perempuan
9 26,5 6 17,6
15 44,1
Status Pasien - Askes
16 47,1 7 20,6
23 67,6 - Jamkesmas
5 14,7 6 17,6
11 32,4
Jumlah pasien yang dilakukan pemberian secara acak obat Sulfas ferrosus dan plasebo sebanyak 34 orang. Dari sampel didapatkan jenis kelamin
laki-laki sebanyak 19 orang 55,9 lebih banyak yang ikut dalam penelitian ini dibandingkan wanita yaitu sebanyak 15 orang 44,1 dengan status
sebagian besar sebagai pasien Askes sebanyak 23 orang 67,6 dan Jamkesmas sebanyak 11 orang 32,4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Gambaran Karakteristik Klinis dan Laboratorium penderita PGK berdasarkan Kelompok perlakuan sebelum pemberian obat.
Sulfas Ferrosus Plasebo
Variabel n
x
± SD n
x
± SD P
S NS
Lama HD bulan 21 45,857 ± 25,68 13 47,308 ± 19,47
0,863 NS Hb
21 9,733 ± 2,11 13 9,269 ± 1,91
0,523 NS Lekosit
21 7204,619 ± 4882,86 13 6574,615 ± 2243,25 0,666 NS
Trombosit 21 214,000 ± 116,44
13 227,154 ± 114,47 0,749 NS
Ureum 21 75,857 ± 33,72
13 63,692 ± 17,57 0,239 NS
Creatinin 21 6,610 ± 2,65
13 5,6538 ± 2,66 0,539 NS
Albumin 21 3,3300 ± 0,68
13 3,3685 ± 0,63 0,870 NS
Kadar Ferritin 21 281,000 ± 115,08
13 274,154 ± 128,21 0,873 NS
SD : Standar Deviasi, S :Significant p 0,001, NS : Non Significant
Tidak ada perbedaan yang bermakna signifikan secara statistik gambaran karakteristik klinis dan laboratorium antara subjek penelitian baik
yang mendapatkan pengobatan dengan Sulfas ferrosus maupun dengan plasebo pada tahap awal pemberian obat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3. Gambaran Awal Kadar serum fosfat pada kelompok yang diberi Sulfas ferrosus dan Plasebo
Fosfat Awal n
x
± SD P
SNS Kelompok SF
21 4,310 ± 2,31
0,739 NS
Kelompok Placebo 13
4,085 ± 0,81 0,687
NS SD : Standar Deviasi, SF : Sulfas ferrosus, S :Significant p 0,001, NS :
Non Significant
Pada tabel 4.3 didapat tidak ada perbedaan yang bermakna signifikan secara statistik antara subjek yang penelitian yang mendapatkan pengobatan
dengan Sulfas ferrosus maupun plasebo pada tahap awal pemberian obat.
Tabel 4.4. Gambaran kadar serum fosfat setelah diberikan SF dan Placebo pada tahap awal
Sebelum Sesudah
Fosfat Awal n
x
± SD
x
± SD P
SNS Kelompok SF
21 4,310 ± 2,31
3,543 ± 0,79 0,107
NS Kelompok Placebo
13 4,085 ± 0,81
4,801 ± 1,44 0,651
NS SD : Standar Deviasi, SF : Sulfas Ferrosus, S :Significant p 0,001, NS :
Non Significant
Pada tabel 4.4 tidak didapatkan perbedaan yang signifikan dari pemberian Sulfas ferrosus dan plasebo pada tahap awal sesudah diberikan
pengobatan dengan Sulfas ferrosus ataupun plasebo. Terjadi penurunan kadar
Universitas Sumatera Utara
serum fosfat yang tidak signifikan pada kelompok yang diberikan Sulfas ferrosus.
Tabel 4.5. Gambaran kadar serum fosfat setelah diberikan SF dan Placebo pada tahap kedua tahap cross over
Sebelum Sesudah
Fosfat Awal n
x
± SD
x
± SD P
SNS
Kelompok SF 13
4,801 ± 1,44 5,203 ± 1,33 0,651
NS Kelompok Placebo
21 3,543 ± 0,79 5,719 ± 1,76
0,0001 S
SD : Standar Deviasi, SF : Sulfas Ferrosus, S :Significant p 0,001, NS : Non Significant
Dari tabel 4.5 didapatkan perbedaan yang signifikan peningkatan kadar serum fosfat setelah diberikan plasebo pada tahap kedua tahap cross over dimana
pada tahap pertama kelompok ini mendapatkan Sulfas ferrosus, namun hasil ini tidak mempunyai arti klinis.
4.2. Pembahasan