BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Pada tahun 1930-an, banyak orang menganggap kegagalan bisnis dan bank serta kehilangan pekerjaan di mana-mana, terjadi akibat iklim umum dari
ketamakan bisnis dan kurangnya aturan. Di luar kekacauan ekonomi tahun 1930- an, ketika kerakusan dianggap sebagai penyebab kegagalan bisnis dan kehilangan
pekerjaan, muncul undang-undang baru yang melindungi dan meningkatkan kesejahteraan sosial. Selama tahun 1960-an dan 1970-an, aktivisme mendorong
semakin banyaknya peraturan pemerintah di berbagai bidang bisnis. Sikap dewasa ini menekankan peran sosial yang lebih besar bagi bisnis. Dalam hal ini
kemungkinan globalisasi dan gerakan lingkungan hidup telah membuat bisnis lebih peka terhadap tanggung jawab sosial mereka. Pandangan ini juga
digabungkan dengan kesejahteraan ekonomi tahun 1980-an dan 1990-an yang menandai kembalinya filosofi laissez-faire, tetapi epidemik skandal korporasi
sekarang ini mengancam kembalinya era 1930-an yang menuntut adanya lebih banyak aturan dan pengawasan.
Pada umumnya, sebagian besar perusahaan hanya berfokus pada profitabilitas, terhadap masyarakat mereka hanya memberikan kontribusi sebatas
ketersediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa yang dihasilkan.
Berkembangnya suatu industri juga tidak lepas dari adanya dampak negatif yang ditimbulkan, antara lain, kerusakan lingkungan hidup serta menimbulkan
Universitas Sumatera Utara
permasalahan sosial seperti konflik antara perusahaan dengan para penduduk sekitar perusahaan tersebut beroperasi. Hal inilah yang sering menjadi pusat
perhatian dan pengkajian berbagai kalangan akademisi, praktisi, regulator serta lembaga swadaya masyarakat LSM. Sehingga dengan adanya hal tersebut
merupakan dinamika dari perkembangan dinamika sosial pada tingkat nasional maupun global.
Banyaknya masyarakat terutama masyarakat yang berada disekitar perusahaan tersebut beroperasi menuntut perusahaan untuk berbuat lebih banyak
dikarenakan adanya ketidakseimbangan ekonomi antara pemilik perusahaan dan masyarakat dan adanya polusi yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut. Dalam
hal ini manajer merupakan peranan penting dalam pencegahan runtuhnya etika dan tidak adanya tanggung jawab sosial dengan menjadi pemimpin yang
menjalankan etika yang kuat. Sikap yang diberikan oleh manajer mempunyai pengaruh yang kuat pada bagaimana karyawan berperilaku etis.
Hal tersebut dalam dunia bisnis disebut dengan Tanggung jawab sosial CSR Corporate Social Responsibility. Corporate Social Responsibility merujuk
pada upaya perusahaan dalam menyeimbangkan komitmennya pada pihak-pihak berkepentingan organisasi-kelompok, individu dan organisasi yang secara
langsung dipengaruhi oleh praktek organisasi tersebut dan oleh karenanya, dipengaruhi kinerja perusahaan.
Di Indonesia terdapat beberapa kasus perusahaan yang melakukan kegiatan operasional tetapi kurang sekali memeberikan perhatian terhadap
kepentingan sosial, seperti kasus lumpur lapindo di porong, konflik masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Papua dengan PT. Freeport Indonesia dan konflik masyarakat Aceh dengan Exxon Mobile.
Dengan adanya kondisi tersebut, maka dibentuklah Undang-Undang yang memuat mengenai Corporate Social Responsibility, yaitu UU No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas UU PT yang memuat mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan Perseroan Terbatas.
Hasil Survey “The Millenium Poll on CSR” 1999 yang dilakukan oleh Environics International Toronto, Conference Board New York dan Prince of
Wales Business Leader Forum London diantara 25.000 responden dari 23 negara menunjukkan bahwa dalam membentuk opini tentang perusahaan, 60
mengatakan bahwa etika bisnis, praktik terhadap karyawan, dampak terhadap lingkungan, yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan CSR
akan paling berperan. Sedangkan bagi 40 lainnya, citra perusahaan brand image-lah yang akan paling memepengaruhi kesan mereka. Hanya 13 yang
mendasari opininya atas faktor-faktor bisnis fundamental seperti faktor finansial, ukuran perusahaan, strategi perusahaan, atau manajemen. Lebih lanjut, sikap
konsumen terhadap perusahaan yang dinilai tidak melakukan CSR adalah ingin “menghukum” 40 dan 50 tidak akan membeli produk dari perusahaan yang
bersangkutan danatau bicara kepada orang lain tentang kekurangan perusahaan tersebut.
Dengan adanya hal tersebut maka pada saat ini sebagian besar perusahaan mulai menerapkan adanya tanggung jawab sosial dan peningkatan kesejahteraan
sosial agar perusahaan tidak hanya menjadi bagian yang bertanggung jawab atas
Universitas Sumatera Utara
kepemilikannya saja tetapi juga turut andil dalam kepedulian lingkungan yang merupakan pembangunan berkelanjutan sustainable development. Para manajer
secara rutin menghadapi keputusan yang mempunyai dimensi tanggung jawab sosial, seperti dalam hal-hal yang meliputi hubungan karyawan, filantrofi,
penetapan harga, konservasi sumber daya, kualitas dan keamanan produk. Beberapa Perusahaan di Indonesia saat ini mulai mengembangkan adanya
Corporate Social Responsibility dalam perusahaan. Seperti beberapa perusahaan telekomunikasi di Indonesia, perusahaan telekomunikasi di Indonesia saat ini
sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Beberapa diantaranya yaitu Bakrie Telecom Tbk yang menerapkan adanya filosofi mengenai setiap sen yang
dihasilkan perusahaan harus memberikan manfaat bagi orang banyak. Berlandaskan filosofi tersebut, Bakrie Telecom Tbk mewujudkan visi sosial
Kelompok Usaha Bakrie, sekaligus menciptakan insan Bakrie Telecom yang memiliki kesadaran dan mengimplementasikan Individual Social Responsibiity di
lingkungannya masing masing. Sedangkan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk secara keseluruhan, kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan sepanjang
tahun 2011, mencakup program pelestarian lingkungan yang terutama yang terkait dengan inisiatif mitigasi emisi karbon “C02”, program kemitraan dan
pemberdayaan ekonomi masyarakat, pembangunan sarana dan prasaran untuk masyarakat, dan program bantuan bencana alam dan bantuan masyarakat. Hal
tersebut dijalankan bukan saja dalam rangka menaati ketentuan dan peraturan perundang-undangan, tetapi lebih jauh dari itu, untuk mengikuti etika, norma, dan
standar yang berlaku secara universal terutama dalam mengatasi perubahan iklim.
Universitas Sumatera Utara
Pada awalnya, perusahaan menganggap adanya penerapan Corporate Social Responsibility dalam perusahaan dapat menguras biaya perusahaan yang
tidak sedikit, oleh sebab itu sebagian perusahaan melakukan penerapan ini dengan keterpaksaan yang mana sekedar pemenuhan tanggung jawab tetapi ada juga yang
melakukannya berdasarkan kesukarelaan atas dorongan yang tulus dari dalam diri. Namun, saat ini perusahaan tidak lagi menganggap penerapan Corporate Social
Responsibility sebagai biaya, melainkan dengan adanya hal tersebut merupakan investasi bagi perusahaan. Berdasarkan pandangan klasik tanggung jawab sosial
merupakan memaksimalisasi keuntungan, sedangkan menurut pandangan sosioekonomi tanggung jawab sosial lebih dari sekedar menghasilkan keuntungan
dan termasuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini penerapan Corporate Social Responsibility didalam perusahaan juga
memberikan dampak positif terhadap perusahaan tersebut dan memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Ketika menerapkan
tanggung jawab sosial, perusahaan berhadapan dengan empat bidang perhatian, yaitu tanggung jawab terhadap lingkungan, tanggung jawab terhadap pelanggan,
tanggung jawab terhadap karyawan dan tanggung jawab terhadap investor. Penerapan Corporate Social Responsibility dalam perusahaan dapat berupa
bantuan fisik, pelayanan kesehatan, pembangunan masyarakat community development, outreach, beasiswa dan lain sebagainya. Dengan adanya penerapan
Corporate Social Responsibility yang dilakukan perusahaan kini menunjukkan perhatian bahwa merupakan sebuah keharusan yang realistis yang harus
diterapkan. Para pemilik modal tidak lagi menganggap bahwa Corporate Social
Universitas Sumatera Utara
Responsibility sebagai biaya atau pemborosan. Hal tersebut juga dirasakan oleh masyarakat yang menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang perlu, terkait
dengan meningkatnya kesadaran sosial kemanusiaan dan lingkungan. Pada saat ini, masyarakat banyak yang lebih memilih produk yang mereka
konsumsi dengan memilih produk yang diproduksi oleh perusahaan yang peduli terhadap lingkungan atau menerapkan Corporate Social Responsibility di dalam
perusahaan tersebut. Adanya penerapan Corporate Social Responsibility dapat merupakan alat pemasaran baru bagi perusahaan apabila perusahaan
menerapkannya secara berkelanjutan. Dalam penerapan Corporate Social Responsibilty, perusahaan akan mengeluarkan biaya, biaya tersebut nantinya akan
menjadi beban yang dapat mengurangi pendapatan perusahaan sehingga tingkat profit perusahaan akan menurun. Akan tetapi dengan adanya penerapan Corporate
Social Responsibility, citra perusahaan akan semakin baik yang berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. Apabila loyalitas konsumen semakin tinggi terhadap
produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut dalam waktu lama, maka penjualan perusahaan akan semakin baik pula, yang mana merupakan gambaran
kondisi yang telah dicapai oleh perusahaan atas kepercayaan konsumen terhadap perusahaan tersebut.
Banyak faktor yang mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility. Nilai perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pengungkapan Corporate Social Responsibility dalam perusahaan. Nilai perusahaaan didefinisikan sebagai kondisi tertentu yang telah dicapai oleh
perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan
Universitas Sumatera Utara
setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini. Nilai perusahaan juga dapat
diukur berdasarkan Tobin’s Q yang diukur berdasarkan nilai pasar dari jumlah saham yang beredar dan hutang terhadap replacement cost dari aktiva perusahaan.
Nilai Perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham Brigham Gapensi, 1996
dalam Rika Susanti, 2010:32. Dalam penelitian Nasrah 2010 menguji faktor- faktor yang berkaitan dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility
diantaranya Tobin’s Q. Dalam penelitian ini Tobin’s Q yang dikelompokkan dalam Perusahaan Manufaktur yang terdapat di BEI berpengaruh positif terhadap
pengungkapan sosial perusahaan. Profitabilitas juga merupakan variabel yang digunakan untuk menjelaskan
pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan. Profitabilitas dapat dinilai dari beberapa segi diantaranya, besar kecilnya profitabilitas perusahaan dapat
didasarkan pada laba bersih yang diperoleh perusahaan yang diukur dari nilai aktivanya Return on Asset, laba yang diperoleh dari penanaman modal Return
on Equity dan perbandingan laba bersih dengan penjualan Net Profit Margin. Penelitian yang menghubungkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
dengan profitabilitas juga telah banyak dilakukan. Diantaranya oleh Purnasiwi 2011 dalam penelitiannya bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Aribowo 2013 dalam penelitiannya bahwa kinerja keuangan dengan proksi ROA, ROE EPS dan NPM
tidak berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility disclosure. Hasil
Universitas Sumatera Utara
penelitian tersebut berbeda dengan Wynna 2010 yang mengambil sampel Perusahaan-Perusahaan yang mendapatkan Indonesia Sustainability Reporting
Award Pada Tahun 2009. Hasil penelitian menyatakan bahwa profitabilitas yang dinilai dari segi ROA, ROE dan NPM memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
pengungkapan Corporate Socail Responsibility Perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility yang masih menunjukkan hasil yang beragam,
bahkan bertentangan hasil penelitian yang satu dengan yang lainnya sehingga menarik untuk diteliti lebih lanjut sebagai usaha mendapatkan hasil yang lebih
akurat. Pada penelitian ini peneliti mengambil sampel pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012.
Peneliti menganggap bahwa perusahaan telekomunikasi sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat saat ini di Indonesia dan ingin mengetahui
pengaruh nilai perusahaan dan profitabilitas perusahaan tersebut terhadap Corporate Social Responsibility yang diterapkan oleh perusahaan. Dengan
demikian, maka peneliti membuat penelitian dengan judul “Pengaruh Nilai Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap
Corporate Social Responsibility Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Perumusan Masalah