2.2 Nilai Perusahaan
Menurut Husnan 2000:7 “Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia di bayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual”.
Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan
sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun yaitu sejak perusahaan
tersebut didirikan sampai dengan saat ini. Nilai perusahaan tercermin seiring dengan naik dan turunnya harga saham
perusahaan. Adanya transaksi diantara pembeli dan penjual terhadap harga pasar dari saham perusahaan disebut dengan nilai perusahaan, harga pasar tersebut
sering di deskripsikan nilai asset perusahaan. Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya
kemakmuran pemegang saham Brigham Gapensi, 1996 dalam Rika Susanti, 2010:32.
2.2.1 Rasio Perhitungan Nilai Perusahaan
Berdasarkan pada pengertian nilai perusahaan tersebut maka terdapat beberapa alternatif yang digunakan untuk menilai suatu perusahaan
diantaranya sebagai berikut Keown, et al., 2000:849 : 1.
Price Book Value Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada
manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh.
Price Book Value =
Harga Pasa Per Lembar Saham Nilai Buku Per Lembar Saham
Universitas Sumatera Utara
2. Nilai Buku Nilai buku dapat dihitung dengan cara membagi selisih antara total
aktiva dan total utang dengan jumlah saham yang beredar.
3. Entreprise Value
Disebut juga sebagai Firm Value nilai perusahaan merupakan konsep penting bagi investor, karena Enterprise Value merupakan
indikator bagaimana pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Hal ini karena dalam perhitungan Enterprise Value dimasukkan
juga faktor-faktor yang tidak dimasukkan dalam perhitungan kapitalisasi pasar suatu perusahaan.
Dimana:
4. Price Earning Ratio Method
Alternatif ini memerlukan informasi mengenai proyeksi futures earning perusahaan, expected return for equity investment,
expected return on investment dan historical price earning ratio.
5. Discounted Cash Flow Approach
Dalam hal ini perusahaan akan mendiskontokan expected cash flow dan membandingkannya dengan market value perusahaan.
6. Nilai Appraisal Diperoleh dari perusahaan appraisal independent. Nilai ini sering
dihubungkan dengan biaya penempatan. Nilai appraisal dari suatu perusahaan akan bermanfaat sewaktu digunakan dalam
hubungannya dengan metode penilaian yang lain. Nilai appraisal juga akan berguna dalam situasi tertentu seperti dalam perusahaan
keuangan, perusahaan sumber daya alam atau organisasi yang beroperasi dalam keadaan rugi.
7. Nilai Pasar Saham Seperti yang dinyatakan dalam kuotasi pasar modal adalah
pendekatan lain untuk memperkirakan nilai bersih dari suatu bisnis. Pendekatan nilai adalah salah satu yang paling sering dipergunakan
dalam menilai perusahaan besar dan sering juga digunakan untuk menentukan harga perusahaan.
8. Nilai Chop-Shop
Pendekatan Chop-Shop pertama kali diperkenalkan oleh Dean Lebaron dan Lawrence Speidell of Battery March Management.
Nilai Buku =
Total Aktiva –Total Utang Jumlah Saham yang Beredar
Enterprise Value = Kapitalisasi Pasar + Utang dengan Beban
Kapitalisasi Pasar = Harga Pasar Saham x Jumlah Pasar
Saham
Universitas Sumatera Utara
Secara khusus dia menekankan untuk mengidentifikasikan perusahaan multi industry yang berada dibawah nilai dan akan
bernilai lebih apabila dipisahkan menjadi bagian-bagian. Pendekatan Chop-Shop menekankan nilai perusahaan dengan
berbagai segmen bisnis mereka. Pendekatan Chop-Shop secara aktual terdiri dari 3 tahap:
a. Mengidentifikasikan berbagai segmen bisnis perusahaan dan
mengakulasikan rasio kapitalisasi rata-rata untuk perusahaan dalam industri tersebut.
b. Mengakulasikan nilai pasar teoritis di atas setiap rasio kapitalisasi
c. Rata-ratakan nilai pasar tertulis untuk menentukan nilai Chop- Shop perusahaan.
Nilai perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan beberapa alternatif perhitungan, salah satu dari alternatif perhitungan tersebut yaitu
dengan menggunakan rasio Tobin’s Q. Tobin’s Q dirumuskan oleh Professor James Tobin 1967.
Menurut Gordon and Sharpe 2000:12 dalam sriwardany 2006:26 mengenai nilai perusahaan adalah sebagai berikut:
“Tobin’s Q mencerminkan harga atau nilai suatu perusahaan dipasar, harga saham ditunjukkan dengan nilai kapitalisasi pasar. Nilai
kapitalisasi pasar adalah nilai pasar agregat suatu perusahaan yang dihitung dari harga pasar saham hari ini dikalikan jumlah saham yang
beredar hari ini. Untuk perusahaan yang go public, perusahaan dapat dilihat dari nilai pasar saham dipasar modal ditambah dengan nilai
pasar hutangnya. Harga saham yang semakin tinggi pada saat perusahaan memiliki banyak kesempatan untuk berinvestasi,
mengingat hal tersebut berarti dapat meningkatkan pendapatan pemegang saham”.
Apabila Tobin’s Q diatas 1 diartikan sebagai investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai lebih tinggi dari pengeluaran
investasi, jadi terdapat investasi baru namun, apabila Tobin’s Q dibawah 1 maka hal tersebut dianggap tidaklah menarik. Tobin’s Q yang tinggi
Universitas Sumatera Utara
mencerminkan bahwa prospek pertumbuhan terhadap suatu perusahaan tersebut adalah baik. Tobin’s Q dapat dihitung dengan rumus:
Keterangan: EMV = Nilai pasar ekuitas harga penutupan x Jumlah saham yang
beredar D = Nilai buku dari total hutang
EBV = Nilai buku total Ekuitas Jadi, Tobin’s Q merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
seberapa efektif manajemen memanfaatkan sumber daya – sumber daya ekonomis dalam kekuasaannya.
2.3 Profitabilitas