evaluasi hasil pelaksanaan operasi perusahaan dan juga sebagai dasar pengambilan keputusan.
2.3.1 Rasio Perhitungan Profitabilitas
Dalam mengukur tingkat profitabilitas perusahaan terdapat beberapa cara perhitungan, diantaranya yaitu:
a. Grofit Profit Margin GPM, pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok
penjualan. Semakin tinggi Gross Profit Margin maka akan semakin baik.
b. Operating Profit Margin OPM, pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan
pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak. c. Net Profit Margin NPM, pengukuran ini adalah ukuran untuk
mengukur persentase keuntungan perusahaan setelah dikurangi semua biaya dari pengeluaran termasuk bunga dan pajak.
d. Return on Assets ROA, pengukuran ini adalah ukuran keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia.
e. Return on Equity ROE, pengukuran ini adalah ukuran pengembalian yang diperoleh pemilik atas investasi dalam perusahaan.
Terdapat beberapa jenis profitabilitas serta pengukurannya yang mana digolongkan sebagai berikut Harahap, 2001:304 :
a. Profit Margin
Profit Margin =
Pendapatan Bersih Penjualan
Universitas Sumatera Utara
Rasio ini menunjukkan seberapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh setiap penjualan. Semakin besar rasio ini
maka akan semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
b. Return on Asset ROA
Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini maka akan semakin baik. Hal
ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.
c. Return on Equity ROE Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila
diukur dari modal pemilik. Semakin besar Return on Equity maka akan semakin baik.
d. Basic Earning Power
Rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi
bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva. Semakin besar rasio Basic Earning Power maka akan semakin baik.
e. Earning Per Share EPS
Rasio ini menunjukkan seberapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba.
f. Contribution Margin
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan melahirkan laba yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi lainnya.
Dengan pengetahuan atas rasio ini kita dapat mengontrol pengeluaran untuk biaya tetap atau biaya operasi sehingga
perusahaan dapat menikmati laba. ROA =
Laba Bers ih Total Aktiva
ROE =
Laba Bersih Rata
−rata modal Equity
Basic Earning Power =
Laba sebelum bunga dan pajak Total Aktiva
Earning Per Share =
Laba bagian saham bersangkutan Jumlah Saham
Contribution Margin =
Laba Kotor Penjualan
Universitas Sumatera Utara
g. Rasio Rentabilitas
Rasio ini biasanya digambarkan dari segi kemampuan karyawan, cabang dan aktiva tertentu dalam meraih laba, misalnya:
kemampuan karyawan per kepala meraih laba. Rasio ini dapat juga digolongkan sebagai rasio produktivitas.
Jadi, rasio profitabilitas digunakan sebagai suatu pengukuran dari penghasilan atau income yang tersedia bagi pemilik perusahan atas modal
yang mereka investasikan di dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu, berdasarkan dengan rasio-rasio perhitungan profitabilitas dapat disimpulkan
bahwa semakin besar keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya.
Profitabilitas juga dapat dimanfaatkan untuk menggambarkan kriteria yang sangat diperlukan dalam menilai kesuksesan suatu perusahaan dalam hal
kapabilitas dan motivasi dari manajemen sehingga dapat menjadi pedoman bagi manajer sebagai alat pengendalian dalam pengambilan keputusan
terhadap perusahaan dan melakukan evaluasi hasil pelaksanaan operasi dalam suatu perusahaan.
2.4 Penelitian Terdahulu