jumlah populasi yaitu Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Selama Tahun 2010 Sampai Dengan 2012 seperti yang
diperlihatkan oleh tabel berikut ini:
Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
No. Kode
Nama Perusahaan Sampel
1 BTEL Bakrie Telecom Tbk.
1 2
EXCL XL Axiata Tbk. 2
3 FREN Smartfren Tbk.
3 4
INVS Inovisi Infracom Tbk.
4 5
ISAT Indosat Tbk.
5 6
TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk. 6
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan telekomunikasi yang
dipublikasikan dan terdapat di Bursa Efek Indonesia dengan cara mendownload dari situs www.idx.co.id sesuai dengan periode pengamatan yaitu tahun 2010
sampai dengan 2012.
Universitas Sumatera Utara
3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.5.1 Variabel Independen
Variabel Independen bebas merupakan variabel yang diduga menjadi penyebab perubahan atau pergerakan variabel dependen. Variabel
independen dinamakan pula dengan variabel yang diduga sebagai sebab presumed cause variable dari variabel independen, yaitu variabel yang
diduga sebagai akibat presumed effect variable disebut juga dengan variabel yang mendahului antecedent variable Indriantoro dan Bambang
Supomo,1999:63. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan X1 dan Profitabilitas yang diproksikan kedalam Return on
Asset ROA X2, Return on Equity ROE X3 dan Net Profit Margin NPM X4 yang mana dijelaskan sebagai berikut:
a. Nilai perusahaan X1 adalah persepsi investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham yang tinggi dapat
membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai Perusahaan dalam penelitian ini adalah nilai yang di dapat dengan menggunakan rasio
Tobin’s Q yang merupakan rasio dari nilai pasar asset perusahaan yang diukur oleh nilai pasar dari jumlah saham yang beredar dan
hutang enterprise value terhadap replacement cost dan aktiva perusahaan.
Tobin’s Q dapat dihitung dengan rumus:
Q = ��� + �
��� + �
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: EMV = Nilai pasar ekuitas harga penutupan x Jumlah saham
yang beredar D = Nilai buku dari total hutang
EBV = Nilai buku total Ekuitas b. Profitabilitas dalam penelitian ini adalah suatu pengukuran dari
penghasilan atau income yang tersedia bagi pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Dalam
Penelitian ini menggunakan beberapa rasio profitabilitas yaitu Return on Asset ROA. Return on Equity ROE dan Net Profit
Margin NPM. Beberapa rasio profitabilitas tersebut digunakan untuk mengukur profitabilitas dikarenakan untuk menganalisis
profitabilitas dari beberapa segi pengukuran yaitu berdasarkan laba bersih yang diperoleh perusahaan yang diukur dari nilai aktiva, laba
bersih yang diperoleh dari penanam modal dan laba bersih yang diperoleh dari perbandingan dengan penjualan. Perhitungan
profitabilitas menggunkan rasio sebagai berikut: 1.
Return on Asset-ROA X2 Return On Asset merupakan rasio antar laba bersih yang
berbanding terbalik dengan keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba, Rasio ini menunjukan berapa besar laba
bersih yang diperoleh perusahaan diukur dari nilai aktivanya Rumus : Return on Asset-ROA
ROA =
Laba Bersih Total Aktiva
x 100
Universitas Sumatera Utara
2. Return On Equity -ROE X3
Rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang diperoleh dari penanam modal, Pengertian modal disini adalah
semua modal yang tertanam di perusahaan, termasuk di dalamnya saldo laba -laba ditahan,
Rumus : Return on Equity- ROE
3. Net Profit Margin- NPM X4
Net Profit Margin NPM adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan bersih. Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan.
Rumus: Net Profit Margin- NPM
3.5.2 Variabel Dependen
Variabel dependen terikat adalah tipe variabel yang di jelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen disebut juga
dengan variabel konsekuensi consequent variable Indriantoro dan Bambang Supomo, 1999:63. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
Corporate Social Responsibility Y yang didapat dari laporan tahunan pada bagian laporan tanggung jawab sosial perusahaan pada tahun tersebut.
ROE =
Laba Bersih Rata
−rata modal Equity
x 100
NPM =
���� ����� ℎ ���������
�100
Universitas Sumatera Utara
a. Corporate Social Responsibility merupakan tanggung jawab sosial
perusahaan. Corporate Social Responsibility dianggap sebagai intens bisnis, melampaui kewajiban hukum dan ekonominya, untuk
melakukan hal yang benar dan bertindak dengan cara yang baik bagi masyrakat. Corporate Social Responsibility diukur menggunakan
metode scoring atas jumlah informasi pengungkapan lingkungan yang ada dalam laporan tahunan perusahaan berdasarkan indeks
pengungkapan lingkungan Environmental disclosure index yang mana sebagai berikut:
Score 0 : apabila perusahaan tidak menggunakan item pada daftar pertanyaan indeks pengungkapan.
Score 1 : apabila perusahaan mengungkapkan item pada daftar pertanyaan indeks pengungkapan.
Setelah data mengenai pengungkapan lingkungan dikumpulkan berdasarkan metode scoring atas jumlah informasi, maka dilakukan
pengukuran skor akhir terhadap data yang dikumpulkan tersebut sebagai
berikut:
Skor akhir = Jumlah skor pengungkapan sosial Jumlah skor maksimal
Universitas Sumatera Utara
3.6. Skala Pengukuran Variabel
Ringkasan skala pengukuran variabel dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2 Skala Pengukuran Variabel
No. Nama Variabel
Definisi Operasional
Parameter Skala
Pengukuran 1
Nilai Perusahaan
Nilai Perusahaan
adalah persepsi
investor terhadap
perusahaan, nilai
perusahaan dalam
penelitian ini di dapat
dengan menggunakan
rasio Tobin’s Q.
Q = ��� + �
��� + � Rasio
2 Profitabilitas
Suatu pengukuran
dari penghasilan
atau income yang
diproksikan kedalam
Return on Asset ROA,
Return on Equity ROE
dan Net Profit Margin
NPM.
���� �����ℎ ��������� �
100 -ROA =
Laba Bersih Total Aktiva
x 100 -ROE =
Laba Bersih Rata
−rata modal Equity
x 100 -NPM :
Rasio Rasio
Rasio
3 Corporate
Social Tanggung
jawab sosial
Jumlah skor maksimal jumlah skor pengungkapan sosial
Rasio
Universitas Sumatera Utara
3.7. Teknik Analisis
Dalam penelitian ini, data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi Sugiyono, 2008:169. Data dianalisis dengan menggunakan SPSS 19.0. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis
regresi berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.
3.7.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif.
Dalam penelitian ini menggunakan Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi yang secara rinci dapat
dijelaskan sebagai berikut: Responsibility yang
dilakukan oleh
perusahaan atau
informasi pengungkapan
lingkungan yang ada
dalam laporan tahunan
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
3.7.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang digunakan memiliki distribusi normal atau mendekati normal dengan
melihat normal probability plot. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisis grafik. Normalitas dapat dideteksi
dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik pada Normal P- Plot of Regression Standardized atau dengan
melihat histogram dari residualnya, selain itu juga dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji
normalitas adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Menurut Ghozali, 2007:112 terdapat beberapa kriteria
dengan menggunakan uji Kolmogorov-smirnov antara lain: 1.
Bila nilai signifikansi uji kolmogorov-smirnov bernilai dibawah 0.05 maka data tidak berdistribusi normal.
2. Bila nilai signifikansi uji kolmogorov-smirnov bernilai diatas
0.05 maka data berdistribusi normal.
3.7.1.2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas merupakan keadaan dimana terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna antar
variabel independen dalam model regresi. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear
antara variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang
Universitas Sumatera Utara
harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas yang tinggi antar variabel independen dapat dideteksi dengan cara melihat
nilai tolerance dan variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan: 1.
Jika nilai tolerance 0,10 dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi. 2.
Jika nilai tolerance 0,10 dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi.
3.7.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ditujukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastis dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas sebagaimana dikutip oleh Hernawati dalam Ghozali 2001: 69.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
Universitas Sumatera Utara
terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID. Dasar analisis dari uji
heteroskedastis melalui grafik plot adalah sebagai berikut Ghozali, 2009: 37:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. b.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y secara acak, maka
tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.7.1.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengaganggu pada periode t-1 atau sebelumnya Ghozali, 2005. Jika terjadi korelasi dinamakan ada
masalah autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
autokorelasi, penulis menggunakan Durbin - Watson DW test Ghozali, 2006. Uji Durbin – Watson digunakan untuk autokorelasi
tingkat satu first order autocorrelation dan mensyaratkan adanya
Universitas Sumatera Utara
intercept konstan dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel bebas.
Nilai Durbin – Watson yang dihasilkan dari pengolahan data secara statistik dengan menggunakan SPSS yaitu d akan
dibandingkan dengan nilai table Durbin – Watson dengan menggunakan nilai signifikansi sebesar 5 jumlah sampel n
sampel dan jumlah variabel bebas k variabel bebas. Dari pengamatan table Durbin – Watson dengan jumlah sampel, jumlah
variabel bebas dan tingkat signifikansi tertentu tersebut diperoleh bilai batas atas du. Keputusan tidak bisa menolak H0 tidak ada
autokorelasi baik positif maupun negatif terjadi apabila nilai du d 4 – du. Menurut Makridakis 1983 untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin-Watson DW dengan ketentuan sebagai berikut Sulaiman, 2004: 89:
a. 1,65 DW 2,35 berarti tidak terjadi autokorelasi. b. 1,21 DW 1,65 atau 2,35 DW 2,79 berarti tidak dapat
disimpulkan. c. DW 1,21 atau DW 2,79 berarti terjadi autokorelasi.
3.7.2 Model Regresi Berganda
Analisis regresi dilakukan untuk mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai
variabel independen yang diketahui Gujarati, 2003. Hasil dari analisis
Universitas Sumatera Utara
regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen
dengan suatu persamaan. Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian, diolah dengan menggunakan aplikasi pengolahan data statistik yaitu
software SPSS versi 19.0. Penelitian ini menggunakan model analisis regresi berganda dengan
untuk menganalisis pengaruh Nilai Perusahaan dan Profitabilitas yang diproksikan kedalam Return on Asset ROA, Return on Equity ROE dan
Net Profit Margin NPM terhadap Corporate Social Responsibility dengan model dasar sebagai berikut :
Y= a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ e Keterangan :
Y = Corporate Social Responsibility CSR
a = Konstanta
X
1
= Firm Value X
2
= Return On Asset ROA X
3
= Return on Equity ROE X
4
= Net Profit Margin NPM e
= error term
Universitas Sumatera Utara
3.7.3 Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang dalam penelitian ini maka dilakukan uji koefisien determinasi
R
2
, uji signifikansi parameter individual Uji t dan uji signifikansi simultan F uji F.
3.7.3.1 Uji Determinasi
�
�
Koefisien determinasi ini digunakan untuk menggambarkan kemampuan model menjelaskan variasi yang terjadi dalam variabel
dependen Ghozali, 2005. Koefisien determinasi R
2
dinyatakan dalam persentase. Nilai koefisien korelasi
R
2
ini berkisar antara 0 R
2
1. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhakan untuk
memprediksi variasi variabel dependen Ghozali, 2005.
3.7.3.2. Uji Signifikansi Parameter Individual Uji t
Uji t digunakan untuk melihat signifikansi masing-masing variabel bila terbukti
� = 0, maka koefisiesn tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya bila hasil
pengujian menunjukkan � ≠ 0, maka koefisien tidak mempunyai
pengaruh terhadap variabel dependen. Cara lain yang dapat digunakan untuk melihat signifikansi dari setiap variabel adalah
dengan membandingkan nilai sig pada hasil output SPSS 19.0 dengan tingkat keyakinan yang digunakan dalam penelitian misal a
= 5 Ghozali 2009. Terdapat beberapa dasar pengambilan keputusan yaitu:
Universitas Sumatera Utara
Jika sig 0.05, maka Hο ditolak
Jika sig 0.05, maka Hο diterima
3.7.3.3. Uji Signifikansi Simultan F Uji F
Uji signifikansi simultan uji f digunakan untuk melihat pengaruh seluruh variabel independen terhadap variabel dependen
dengan tingkat kesalahan sebesar 5 a = 5. 1.
Jika sig f-hitung 0.05 maka Ha diterima. Dalam hal ini berarti variabel independen secara keseluruhan atau
bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. 2.
Jika sig f-hitung 0.05 maka Ha ditolak, dalam hal ini berarti variabel independen secara keseluruhan atau
bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen.
3.8 Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan direncanakan sebagai berikut : No
. Tahapan Penelitian
September 2013
Oktober 2013
November 2013
Keterangan 1.
Pengajuan Proposal Skripsi √
1 minggu 2.
Bimbingan Proposal Skripsi √
2 minggu 3.
Pengumpulan Data √
1 minggu 4.
Pengolahan Data √
1 minggu 5.
Bimbingan Skripsi √
2 minggu 6.
Penyelesaian Penulisan Laporan Penelitian
√ 2 minggu
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Statistik Deskriptif
Pada bagian ini akan digambarkan data masing-masing variabel yang telah diolah dilihat berdasarkan nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-
rata mean dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel independen yang terdiri dari nilai
perusahaan Firm Value FV X1, dan Profitabilitas yang diproksikan kedalam Return on Asset ROA X2, Return on Equity ROE X3 dan
Net Profit Margin NPM X4 dan variabel dependen yang terdiri dari Corporate Social Responsibility Y. Hasil pengujian statistik deskriptif
dapat dilihat dari tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation CSR
18 .16
1.00 .5050
.24181 FV
18 .32
6.90 1.6811
1.72724 ROA
18 -34.70
20.87 .5722
15.64511 ROE
18 -191.60
1173.20 59.2417
282.95878 NPM
18 -372.30
98.19 -28.8206
114.86931 Valid N listwise
18
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pengujian statistik deskriptif yang tersaji pada tabel 4.1. menunjukkan bahwa CSR yang merupakan indeks pengungkapan tanggung
jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan. Berdasarkan analisis statistik deskriptif dapat diketahui bahwa nilai rata-rata mean CSR adalah sebesar
0.5050 dengan nilai standar deviasi sebesar 0.24181, dengan kata lain bahwa variasi data lebih kecil dari nilai rata-rata. CSR memiliki nilai
terendah sebesar 0.16 yaitu pada perusahaan Inovisi Infracom Tbk sampai dengan nilai tertinggi sebesar 1.00 yaitu pada perusahan Telekomunikasi
Indonesia Tbk. Nilai rata-rata CSR sebesar 0.5050 menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan
sebesar 0.5050. Firm value Nilai perusahaan oleh perusahaan sampel yang diukur
dengan menggunakan rasio Tobin’s Q memiliki nilai rata-rata sebesar 1.6811 dengan nilai standar deviasi 1.72724, dengan kata lain bahwa variasi
data lebih besar dari nilai rata-rata. Firm value memiliki nilai terendah sebesar 0.32 yaitu pada perusahaan Smartfren Tbk sampai dengan nilai
tertinggi sebesar 6.90 yaitu pada perusahaan Inovisi Infracom Tbk. Nilai rata-rata Firm value menunjukkan nilai pasar aset perusahaan yang diukur
dengan nilai pasar dari jumlah saham yang beredar dan hutang enterprise value terhadap replacement cost dan aktiva perusahaan sebesar 1.6811.
Return on Asset ROA yang merupakan salah satu rasio pengukur profitabilitas oleh perusahaan sampel memiliki nilai rata-rata sebesar 0.5722
dengan nilai standar deviasi sebesar 15.64511, dengan kata lain bahwa
Universitas Sumatera Utara
variasi data lebih besar dari nilai rata-rata. ROA memiliki nilai terendah sebesar -34.70 yaitu pada perusahaan Bakrie Telecom Tbk sampai dengan
nilai tertinggi sebesar 20.87 yaitu pada perusahaan Inovisi Infracom Tbk. Nilai rata-rata ROA sebesar 0.5722 menunjukkan bahwa besar laba bersih
yang diperoleh perusahaan berdasarkan nilai aktivanya sebesar 0.5722. Return on Equity ROE yang merupakan salah satu rasio pengukur
profitabilitas oleh perusahaan sampel memiliki nilai rata-rata sebesar 59.2417 dengan nilai standar deviasi sebesar 282.95878, dengan kata lain
bahwa variasi data lebih besar dari nilai rata-rata. ROE memiliki nilai terendah sebesar -191.60 yaitu pada perusahaan Bakrie Telecom Tbk sampai
dengan nilai tertinggi sebesar 1173.20 yaitu pada perusahaan Smartfren Tbk. Nilai rata-rata ROE 59.2417 sebesar menunjukkan bahwa ROE atau
hasil yang diperoleh perusahaan dari penanaman modal sebesar 59.2417. Net Profit Margin NPM yang merupakan salah satu rasio pengukur
profitabilitas oleh perusahaan sampel memiliki nilai rata-rata sebesar -28.8206 dengan nilai standar deviasi sebesar 114.86931, dengan kata lain
bahwa variasi data lebih besar dari nilai rata-rata. NPM memiliki nilai terendah sebesar -372.30 yaitu pada perusahaan Smartfren Tbk sampai
dengan nilai tertinggi sebesar 98.19 yaitu pada perusahaan Inovisi Infracom Tbk. Nilai rata-rata NPM sebesar -28.8206 menunjukkan bahwa
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih sebesar -28.8206.
Universitas Sumatera Utara
4.1.2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang digunakan dalam sebuah penelitian. Hal ini dilakukan agar diperoleh model
analisis yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini. Adapun uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi; Uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
4.1.2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan memiliki distribusi normal atau mendekati normal
dengan melihat normal probability plot. Uji normalitas yang pertama dilakukan adalah berdasarkan grafik secara histogram yang terlihat
pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Gambar Grafik Histogram Data Asli
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar 4.1 terlihat bahwa pola distribusi normal, akan tetapi jika kesimpulan normal atau tidaknya data hanya
dilihat dari grafik histogram, maka hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang
digunakan dalam analisis grafik adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan
distribusi normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang akan menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya. Uji normalitas dengan melihat normal probability plot dapat dilihat dalam gambar 4.2 berikut:
Gambar 4.2 Normal Probability Plot Data Asli
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan grafik profitabilitas pada gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal karena
distribusi data residualnya mengikuti arah garis diagonal garis normal. Pengujian normalitas data secara analisis statistik dapat
dilakukan dengan melakukan uji Kolmogorov-Smirnov. Data yang terdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifaknsi di atas
0.05. Sedangkan, data yang tidak berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi dibawah 0.05 Ghozali,2007:12.
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
Data Asli
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 18
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation .21097396
Most Extreme Differences
Absolute .130
Positive .130
Negative -.087
Kolmogorov-Smirnov Z .552
Asymp. Sig. 2-tailed .921
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan Kolmogorov- Smirnov Data Asli diatas, terlihat bahwa data telah terdistribusi
dengan normal yang mana terlihat bahwa nilai signifikansi diatas
Universitas Sumatera Utara
0.05 yaitu sebesar 0.921 dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0.552.
4.1.2.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antara variabel independen dalam model
regresi dimana prasyarat dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Pada uji multikolinearitas ini dapat dilihat melalui
nilai inflation factor VIF dan Tolerance.
Tabel 4.3 Hasil uji Multikolinearitas
Variabel Collinearity Statistics
Keputusan Tolerance
VIF FV
.813 1.230 Tidak terjadi Multikolinearitas
ROA .183
5.477 Tidak terjadi Multikolinearitas ROE
.411 2.431 Tidak terjadi Multikolinearitas
NPM .120
8.362 Tidak terjadi Multikolinearitas
a. Dependent Variable: CSR
Berdasarkan aturan Variance Inflation Factor VIF dan Tolerance, apabila VIF melebihi angka 10 atau Tolerance kurang
dari 0.10 maka dinyatakan terjadi gejala multikolinearitas, sebaliknya apabila VIF kurang dari 10 atau Tolerance lebih dari 0.10
maka dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas. Dalam penelitian ini data yang digunakan dalam uji multikolinearitas ini
Universitas Sumatera Utara
adalah data dari variabel independen. Berdasarkan tabel 4.3. diatas diketahui masing-masing nilai VIF sebagai berikut:
a. Nilai VIF untuk variabel firm value adalah 1.230 10 dengan nilai Tolerance variabel firm value adalah 0.813
0.10 maka variabel firm value dapat dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas.
b. Nilai VIF untuk variabel ROA adalah 5.477 10 dengan nilai Tolerance variabel ROA adalah 0.183 0.10 maka variabel
ROA dapat dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas. c. Nilai VIF untuk variabel ROE adalah 2.431 10 dengan nilai
Tolerance variabel ROE adalah 0.411 0.10 maka variabel ROE dapat dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas.
d. Nilai VIF untuk variabel NPM adalah 8.362 10 dengan nilai Tolerance variabel NPM adalah 0.120 0.10 maka
variabel NPM dapat dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas.
4.1.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
Universitas Sumatera Utara
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot, dengan dasar analisis Ghozali, 2005:139.
1. Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. 2.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik
scatterplot ditunjukkan pada gambar 4.3 dibawah ini:
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Universitas Sumatera Utara
Pada grafik scatterplot diatas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada
sumbu Y sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan.
4.1.2.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah sebuah model regresi terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau sebelumnya Ghozali, 2005. Jika terjadi korelasi dinamakan ada
masalah autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, peneliti menggunakan Durbin-Watson DW test. Hasil
pengujian autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson 1
.489
a
.239 .005
.24126 1.999
a. Predictors: Constant, NPM, FV,ROE, ROA b. Dependent Variable: CSR
Berdasarkan hasil pengujian Durbin-Watson dengan
menggunakan spss 19.0 maka diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1.999, yang berarti berdasarkan kriteria Durbin-Watson hasil
tersebut 1.65 1.999 2.35 yang berarti tidak terjadi autokorelasi.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3. Model Regresi Berganda
Hasil regresi linear berganda pengaruh Nilai Perusahaan dan Profitabilitas yang diproksikan kedalam Return on Asset ROA, Return on
Equity ROE dan Net Profit Margin NPM terhadap Corporate Social Responsibility
pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap satu
variabel dependen. Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients. Pada tabel coefficients yang dibaca adalah nilai dalam kolom B
pada baris pertama menunjukkan konstanta a dan baris selanjutnya menunjukkan konstanta variabel independen. Berdasarkan tabel 4.5 diatas
maka model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.639 .094
6.765 .000
FV -.068
.038 -.488
-1.819 .092
ROA .001
.009 .064
.114 .911
ROE -5.831E-5
.000 -.068
-.181 .859
NPM .001
.001 .272
.388 .704
Universitas Sumatera Utara
CSR = 0.639 – 0.68 Firmvalue + 0.001 ROA - 5.831E-5 ROE + 0.001 NPM
Dari persamaan regresi tersebut diatas maka dapat dianalisis sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 0.639 menyatakan bahwa jika nilai firm value, ROA, ROE dan NPM adalah nol maka CSR yang terjadi adalah
sebesar 0.639. b. Koefisien regresi firm value sebesar -0.68 menyatakan bahwa setiap
penambahan firm value sebesar 1 maka akan menurunkan CSR sebesar 0.68.
c. Koefisien regresi ROA sebesar 0.001 menyatakan bahwa setiap penambahan ROA sebesar 1 maka akan meningkatkan CSR sebesar
0.001. d. Koefisien regresi ROE sebesar -5.831E-5 menyatakan bahwa setiap
penambahan ROE sebesar 1 maka akan menurunkan CSR sebesar - 5.831E-5 .
e. Koefisien regresi NPM sebesar 0.001 menyatakan bahwa setiap penambahan NPM sebesar 1 maka akan meningkatkan CSR sebesar
0.001.
Universitas Sumatera Utara
4.1.4. Uji Hipotesis 4.1.4.1. Uji Koefisien Determinasi R
2
Uji koefisien determinasi R
2
ini digunakan untuk menggambarkan kemampuan model menjelaskan variasi yang terjadi
dalam variabel dependen Ghozali, 2005. Koefisien determinasi R
2
dinyatakan dalam persentase. Nilai yang mendeakati satu berarti
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Besarnya
nilai koefisien determinasi R
2
dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Uji Koefisien Determinasi R
2
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson 1
.489
a
.239 .005
.24126 1.999
a. Predictors: Constant, NPM, FV, ROE, ROA b. Dependent Variable: CSR
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan koefisien korelasi R dan koefisien determinasi R Square. Nilai R menunjukkan tingkat
hubungan antar variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Dari hasil olah data diperoleh nilai koefisien korelasi
sebesar 0.489 atau sebesar 48.9 artinya hubungan antara variabel
Universitas Sumatera Utara
Firm value, ROA, ROE dan NPM terhadap CSR lemah, karena nilai R berada dibawah 0.5 atau 50.
Sedangkan koefisien determinasi R Square R
2
menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai R
Square R
2
sebesar 0.239 atau sebesar 23.9 yang berarti
kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen sangat terbatas.
Berdasarkan tabel diatas ditunjukkan nilai Adjusted R Square. Dari hasil perhitungan nilai Adjusted R Square sebesar 0.005 atau
sebesar 0.5 artinya 0.5 variabel CSR dipengaruhi oleh keempat variabel Firm Value, ROA, ROE dan NPM. Sedangkan sisanya
99.5 dipengaruhi oleh faktor faktor lain diluar model.
4.1.4.2. Uji Signifikansi Parameter Individual Uji t
Uji T dilakukan untuk menguji pengaruh pada masing- masing variabel independen yaitu firm value dan profitabilitas yang
diukur berdasarkan rasio ROA, ROE dan NPM terhadap variabel dependen CSR. Untuk menguji pengaruh parsial tersebut dapat
dilakukan dengan cara berdasarkan nilai signifikansi. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 atau 5 maka hipotesis yang
diajukan diterima atau dikatakan signifikan namun apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 atau 5 maka hipotesis ditolak atau
Universitas Sumatera Utara
dikatakan tidak signifikan. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji t
B e
r d
Berdasarkan tabel 4.7, maka hasil regresi berganda dapat menganalisis pengaruh dari masing-masing variabel firm value,
profitabilitas yang dikur berdasarkan rasio ROA, ROE dan NPM yang dapat dilihat dari arah tanda dan tingkat signifikansi
profitabilitas sebagai berikut: 1. Koefisien variabel firm value adalah sebesar -0.068 dan nilai
signifikansi sebesar 0.092 lebih besar dari 0.05 yang berarti terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikan variabel firm
value terhadap CSR. 2. Koefisien variabel Profitabilitas yang diproksikan kedalam
ROA adalah sebesar 0.001 dan signifikansi sebesar 0.911 lebih besar dari 0.05 yang berarti terdapat pengaruh positif
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.639 .094
6.765 .000
FV -.068
.038 -.488
-1.819 .092
ROA .001
.009 .064
.114 .911
ROE -5.831E-5
.000 -.068
-.181 .859
NPM .001
.001 .272
.388 .704
Universitas Sumatera Utara
dan tidak signifikan variabel probabilitas yang diproksikan kedalam ROA terhadap CSR.
3. Koefisien variabel Profitabilitas yang diproksikan kedalam ROE adalah sebesar -5.831E-5 dan signifikansi sebesar
0.859 lebih besar dari 0.05 yang berarti terdapat pengaruh negatiF dan tidak signifikan variabel probabilitas yang
diproksikan kedalam ROE terhadap CSR. 4. Koefisien variabel Profitabilitas yang diproksikan kedalam
NPM adalah sebesar 0.001 dan signifikansi sebesar 0.704 lebih besar dari 0.05 yang berarti terdapat pengaruh positif
dan tidak signifikan variabel probabilitas yang diproksikan kedalam NPM terhadap CSR.
4.1.4.3. Uji Signifikansi Simultan Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel independen yaitu firm value dan profitabilitas yang diukur
berdasarkan rasio ROA, ROE dan NPM terhadap variabel dependen Corporate Social Responsibility CSR. Hasil uji F
ditunjukkan pada tabel 4.8 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Uji F
ANOVA
b
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. Regression
.237 4
.059 1.020
.433
a
Residual .757
13 .058
Total .994
17 a. Predictors: Constant, NPM, FV, ROE, ROA
b. Dependent Variable: CSR
Berdasarkan hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa secara bersama-sama simultan variabel independen tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F hitung sebesar 1.020 dengan signifikansi
sebesar 0.433. Apabila nilai signifikansi di atas 0.05 atau 5 maka regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi CSR atau dapat
dikatakan bahwa firm value, ROA, ROE dan NPM secara simultan bersama-sama tidak berpengaruh terhadap CSR.
4.2 Pembahasan Hasil Pengujian
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh koefisien variabel firm value dan profitabilitas yang pada penelitian ini diproksikan kedalam Return on Assset
ROA, Return on Equity ROE dan Net Profit Margin NPM secara parsial dapat dinyatakan bahwa firm value adalah -0.068 dan nilai signifikansi sebesar
0.092 lebih besar dari 0.05 yang berarti terdapat pengaruh negatif dan tidak
Universitas Sumatera Utara
signifikan antara variabel firm value terhadap variabel CSR perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI periode 2010-2012.
Hasil menunjukkan bahwa nilai perusahaan firm value berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Corporate Social Responsibility CSR.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh koefisien variabel profitabilitas yang diproksikan kedalam ROA adalah 0.001 dan nilai signifikansi sebesar 0.911
lebih besar dari 0.05 yang berarti terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan antara variabel profitabilitas yang diproksikan kedalam ROA terhadap variabel
CSR perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI periode 2010-2012.
Sedangkan hasil penelitian yang diperoleh koefisien variabel profitabilitas yang diproksikan kedalam ROE adalah -5.831E-5
dan nilai signifikansi sebesar 0.859 lebih besar dari 0.05 yang berarti terdapat pengaruh negatif dan tidak
signifikan antara variabel profitabilitas yang diproksikan kedalam ROE terhadap variabel CSR perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
BEI periode 2010-2012. Begitu pula dengan hasil penelitian diperoleh koefisien variabel
profitabilitas yang diproksikan kedalam NPM adalah 0.001 dan nilai signifikansi sebesar 0.704 lebih besar dari 0.05 yang berarti terdapat pengaruh positif dan
tidak signifikan antara variabel profitabilitas yang diproksikan kedalam NPM terhadap variabel CSR perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia BEI periode 2010-2012.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh koefisien variabel firm value dan profitabilitas yang diproksikan kedalam Return on Assset ROA, Return on
Equity ROE dan Net Profit Margin NPM secara simultan bersama-sama variabel independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F hitung sebesar 1.020 dengan signifikansi sebesar 0.433. Apabila nilai signifikansi di atas 0.05 atau 5 maka
regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi CSR atau dapat dikatakan bahwa firm value, ROA, ROE dan NPM secara simultan bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap CSR. Dengan demikian Nilai perusahaan dan Profitabilitas yang diproksikan
kedalam Return on Asset ROA, Return on Equity ROE dan Net Profit Margin NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility
Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 sampai dengan 2012.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan