Biaya dan Pengadaan Logistik Pemilu Kada
a. Biaya dan Pengadaan Logistik Pemilu Kada
Dalam naskah rekomendasi Seknas FITRA 32 mengenai efesiensi kebijakan anggaran pelaksanaan pemilukada disebutka bahwa salah satu
32 Seknas Fitra. Naskah rekomendasi. Kebijakan Anggaran Pemilihan Umum Kepala Daerah, Efisien dan Demokratis.
Pemilu Jurnal & Demokrasi
hal yang dapat mengefisienkan biaya pilkada adalah dengan melaksanakan pilkada secara serentak. Dari tiga provinsi yang menjadi lokasi penelitiannya, salah satu provinsi melakukan pilkada serentak yaitu Sumatera Barat.
Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa unit cost yang dikeluarkan pada pilkada Sumatera Barat lebih kecil dari unit biaya pilpres dan pilkada umumnya. Hal ini disebabkan oleh dua factor:
1. Sumatera Barat menyelenggarakan Pemilu Kada serentak di lebih banyak kabupaten/kota dibandingkan dengan Propinsi Sulawesi Utara.
2. Dalam struktur anggaran Provinsi Sumatera Barat tidak ada ang- garan yang dialokasikan untuk kabupaten/kota yang menye- lenggarakan Pemilu Kada.
Berdasarkan keterangan salah satu anggota KPU Ferry Kurnia yang dimuat di salah satu media massa nasional, jika pelaksanaan pilkada dapat dilakukan secara serentak, maka diperkirakan akan ada penghematan
anggaran sebesar 22 trilyun rupiah. 33 Jumlah anggaran yang cukup fantastis, namun perlu didalami lebih lanjut, komponen anggaran apa saja yang berkontribusi dalam penghematan tersebut.
Sebagian besar penghematan komponen biaya akan terjadi jika pemilu kada dilaksanakan secara serentak sebagai akibat hilangnya dobel pembiayaan terutama honor petugas penyelenggara. Jika pilkada dilakukan tidak secara serentak, maka honor kepada petugas penyelenggara yang harus dikeluarkan oleh negara setidaknya empat kali pelaksanaan (pilpres, pileg, pilgub, dan pilbub/pilwali). Adapun total biaya pelaksanaan seluruh pilkada pada periode tahun 2010, berdasarkan perhitungan ICW tidak kurang dari angka 10 trilyun. 34
Pada sisi pembiayaan, akan ada banyak penghematan (efisiensi), karena beberapa komponen biaya pilkada, seperti; pemutakhiran DPT, sosialisasi, cetak kartu pemilih, mobilisasi pemilih, honor petugas pelaksana pemilihan
33 Kompas, Rabu 31 Oktober 2012 34 Keterangan Abdullah Dahlan (ICW), dalam FGD “Pemilu Serentak via RUU Pilkada”
di Restoran Bumbu Desa Cikini, tanggal 31 oktober 2012.
KESERENTAKKAN PEMILU
dan sebagainya merupakan komponen-komponen yang berkontribusi sebagai beban biaya pelaksanaan. Terlebih lagi, jika biaya pelaksanaan keserentakan pemilihan kepala daerah menjadi tanggungan APBN dan bukan APBD, yang selama ini ditengarai justru membuka banyak ruang terjadinya manipulasi dan ‘dimanfatkan’ oleh para petahana.
Selain itu, pada aspek proses perencanaan penganggaran dan pengadaan barang-jasa logistik dapat lebih terkoordinasi. Berdasarkan pengalaman KPU, perencanaan dan pengadaan barang jasa atau PBJ bisa dilakukan secara terpusat. Hal ini dikarenakan, agar KPU daerah tidak lagi dibebani oleh keruwetan dalam proses tender, meskipun spesifikasi kebutuhan tetap berasal dari daerah. Faktor lain yang juga hendaknya dipertimbangkan adalah, berdasarkan pengalaman pengadaan surat suara, tidak semua percetakan surat suara (security printing) ada di tingkat provinsi. 35
Sebagai alternative lain, jika memang tidak harus terpusat, maka desentralisasi pengadaan bisa dilakukan setidaknya pada tingkat provinsi. Namun sebagai catatan, justru perencanaan terpusat dalam konteks pengadaan dapat lebih efisien dibanding desentralisasi tingkat provinsi. Hal ini muncul karena, tidak semua KPU provinsi telah memiliki petugas yang memiliki sertifikasi PBJ. 36
Biasanya PBJ di tingkat provinsi dilakukan bekerjasama dengan pemerintah provinsi. Termasuk, jika pengadaan di tingkat provinsi, kerap dijumpai percetakan (security printing) yang tidak di wilayah provinsi, namun berada di provinsi lain. Oleh karena itu, peran dan fungsi pengawasan oleh KPU Pusat tetap menjadi faktor penting. 37