Pengungkapan kasus pembunuhan Fransciesca Yofie oleh penyidik Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung

4.2 Pengungkapan kasus pembunuhan Fransciesca Yofie oleh penyidik Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung

Berdasarkan hasil telaah Berkas Perkara yang diberikan oleh Kanit I Sat Reskrim Polrestabes Bandung, AKP. Supriyono. Pengungkapan pencurian dengan kekerasan atau kejahatan terhadap nyawa orang dan atau pembunuhan terhadap korban bernama Fransciesca Yofie (34 tahun) pada awalnya dilakukan oleh penyidik Polsek Sukajadi kota Bandung. Namun karena merupakan atensi pimpinan, penyidikan diserahkan ke Polrestabes Bandung dan ditangani oleh Unit I Reserse Kriminal Polrestabes Bandung dengan dibantu oleh Polda dan Markas Besar Polri melalui kegiatan penyidikan, berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor : SP. Sidik / 1916.a / VII / 2013 / Reskrim, tanggal 8 Agustus 2013. Sesuai Undang -Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), proses penyidikan tersebut mencakup kegiatan sebagai berikut:

a. Penerimaan Laporan Polisi Pada hari Senin tanggal 5 Agustus 2013 sekitar pukul 19.15, Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Sukajadi mendapat laporan dari masyarakat melalui telefon bahwa telah ditemukan korban tanpa identitas yang mengalami luka berat di lapangan Abra Jl.Cipedes Tengah, setelah itu petugas Polsek langsung mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan membawa korban yang dalam keadaan kritis menuju Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Dari keterangan pemilik kost tempat korban tinggal, petugas kepolisian baru mengetahui identitas korban bernama Fransciesca Yofie berumur 34 tahun.

Kemudian pada hari Selasa pukul 01.30 WIB kakak kandung korban bernama Elfie berumur 45 tahun yang mengetahui bahwa adiknya mengalami musibah dari Blackberry Massanger Group keluarga, melaporkan kejadian tersebut dan membuat Laporan Polisi (LP) di Polsek Sukajadi Bandung dengan Nomor : LP / 131 / VIII / 2013 / POLRESTABES BDG / SEKTOR SUKAJADI, tanggal 06 Agustus 2013, An. Pelapor ELFIE yang selanjutnya menjadi dasar penyidikan.

b. Penyelidikan Penyelidikan dilakukan untuk mencari keterangan dan bukti lainnya terkait penemuan korban bernama Fransciesca Yofie. Sejak diterimanya laporan dari masyarakat melalui telepon oleh petugas jaga SPK Polsek Sukajadi tentang ditemukannya korban di lapangan Abra Jl.Cipedes Tengah yang selanjutnya ditetapkan sebagai TKP II, petugas kepolisian yang jaga saat itu langsung mendatangi TKP II dan mengambil beberapa bukti petunjuk diantaranya pakaian yang dikenakan korban saat kejadian, sample darah korban dan sample rambut korban.

Setelah itu membawa korban ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung untuk dilakukan visum. Pada hari Senin tanggal 5 Agustus 2013 pukul 20.30 WIB di TKP I yaitu di sekitar rumah dan kamar kost korban Jl. Setra Indah Utara No.11 penyidik menemukan satu buah notebook merk samsung warna hitam beserta chargernya, satu buah tas kecantikan berwarna biru, satu telepon genggam merk Blackberry tipe Javelin / Curve 8900, satu unit mobil merk Nissan Livina Xgear berwarna abu silver No.Pol : B-1228-PVE , satu buah telepon genggam merk Blackberry tipe Dakota berwarna putih, dua buah kotak Setelah itu membawa korban ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung untuk dilakukan visum. Pada hari Senin tanggal 5 Agustus 2013 pukul 20.30 WIB di TKP I yaitu di sekitar rumah dan kamar kost korban Jl. Setra Indah Utara No.11 penyidik menemukan satu buah notebook merk samsung warna hitam beserta chargernya, satu buah tas kecantikan berwarna biru, satu telepon genggam merk Blackberry tipe Javelin / Curve 8900, satu unit mobil merk Nissan Livina Xgear berwarna abu silver No.Pol : B-1228-PVE , satu buah telepon genggam merk Blackberry tipe Dakota berwarna putih, dua buah kotak

Setelah itu pada hari Rabu tanggal 7 Agustus, Tim gabungan yang terdiri dari penyidik Polsek Sukajadi, penyidik Polrestabes Bandung dan penyidik dari Polda Jawa Barat melaksanakan pendalaman serta penyelidikan terhadap seluruh dugaan motif dari fakta dilapangan dan Barang Bukti yang ada. Penyelidikan juga dilakukan terhadap akun-akun media sosial milik korban. Dalam akun facebook milik korban, penyidik menemukan posting korban yang menunjukan bahwa korban sedang dalam marah kepada seseorang.

“.. Salah satunya yang diunggah pada 29 April 2013 berbunyi, "Di hari kepulangan ibuku menghadap yang mahakuasa, si anjing biadab datang menabur bunga di makam ibuku yang pernah diseretnya ke kantor polisi!!!!! Tradisi etnis kami, tak seorangpun diperkenankan menghadap atau menabur bunga ke makam orang tsb bila orang itu

pernah menaruh luka sakit di hatinya! Karena akan mengeluarkan bau bangkai dirumah, dan akan mendatangkan petaka pada yang ditinggalkannya. Pantas bau bangkai dirumah tercium menyengat! Dendamku tak akan kuhapus sampai ke liang lahatku!!!!" Atau pada 30 April 2013. Bunyinya, "Kurang Ajar! Selagi hidupnyapun

pernah mengusirmu dan tidak melihatmu! Bahkan dua pekan seb 2 minggu sebelum kepulangannya mencurahkan rasa sakit hatinya padamu dan berpesan untuk tidak didatangi makamnya oleh bangsat seperti kau!!! Sekarang lancang berani-beraninya menghadap ke makamnya.!!.. ”(Tempo,18 Agustus 2013, URL)

Selain itu, di kamar kost korban juga ditemukan beberapa foto dan surat yang menunjukan kedekatan korban dengan anggota kepolisian tersebut.

Keterangan dari penyidik Reserse Kriminal Polrestabes Bandung Brigadir Arif Wibowo (wawancara, 4 Februari 2014) “proses pengungkapan kasus ini sangat terbantu dengan penyerahan

diri tersangka Ade ke Polsek Sukajadi, sebab dalam hal kasus tindak pidana kejahatan ataupun pemerkosaan jarang sekali ditemukan saksi

yang benar-benar mengetahui secara detail proses kejadian, maka dari itu alat bukti petunjuk sanga t menentukan”

Tersangka Ade yang menyerahkan diri ke pihak Kepolisian Sektor Sukajadi Bandung menjadi kunci terungkapnya kasus kejahatan yang menimpa Fransciesca Yofie. Pengakuannya kepada penyidik mempermudah penangkapan tersangka Wawan.

Namun demikian pihak penyidik kepolisian khususnya penyidik Reserse Kriminal Polrestabes Bandung tidak langsung begitu saja mempercayai pengakuan tersebut. Penyidik tetap melakukan penyelidikan terhadap bukti petunjuk yang ada secara ilmiah dengan menerapkan Scientific Crime Investigation (SCI). Beberapa cara yang dilakukan oleh penyidik adalah dengan melakukan visum et repertum terhadap korban, memeriksa seluruh telepon genggam milik korban dan tersangka di Laboratorium Kriminalistik bukti digital, serta bekerja sama dengan bagian psikologi Polda Jawa Barat guna mengetahui kondisi psikis tersangka.

c. Penindakan Dalam kegiatan penindakan ini maka penyidik Unit I Sat Reskrim Polrestabes Bandung melakukan kegiatan sebagai berikut:

1. Penangkapan Setelah tersangka Ade menyerahkan diri, maka dengan surat Perintah Penangkapan Nomor : Sp-Kap / 225 / VIII / 2013 / Reskrim, tanggal 10 Agustus 2013 dilakukan penangkapan 1. Penangkapan Setelah tersangka Ade menyerahkan diri, maka dengan surat Perintah Penangkapan Nomor : Sp-Kap / 225 / VIII / 2013 / Reskrim, tanggal 10 Agustus 2013 dilakukan penangkapan

2. Penahanan Dengan Surat Perintah Penahanan Nomor : Sp-Han / 140 / VIII / 2013 / Reskrim, dilakukan penahanan terhadap tersangka Ade dan dengan Dengan Surat Perintah Penahanan Nomor : Sp-Han / 142 / VIII / 2013 / Reskrim, dilakukan penahanan terhadap tersangka Wawan. Mengingat proses pemeriksaan terhadap penyidikan perkaranya belum sepenuhnya dinyatakan selesai oleh pihak Kejaksaan, maka pihak penyidik melakukan dua kali permohonan perpanjangan penahanan kepada Kejaksaan Negeri Bandung terhadap tersangka Ade dan Wawan, yaitu tanggal 19 Agustus 2013 dan tanggal 22 September 2013.

3. Penggeledahan Penggeledahan merupakan tindakan yang dilakukan penyidik untuk mengadakan pemeriksaan badan dan atau pakaian tersangka untuk mencari benda yang diduga keras ada pada badannya atau dibawanya serta, untuk dilakukan penyitaan. Pada 3. Penggeledahan Penggeledahan merupakan tindakan yang dilakukan penyidik untuk mengadakan pemeriksaan badan dan atau pakaian tersangka untuk mencari benda yang diduga keras ada pada badannya atau dibawanya serta, untuk dilakukan penyitaan. Pada

4. Penyitaan Dengan Surat Perintah Penyitaan Nomor : B / 140 / VIII / 2013 / Reskrim, tanggal 8 Agustus 2013 telah dilakukan penyitaan terhadap barang bukti di TKP I dan TKP II diantaranya :

a. Rambut dan darah kering bercampur tanah

b. Potongan ujung kuku korban

c. Rambut yang didapat dari sepeda motor yang dipergunakan tersangka

d. Satu potong jaket jeans merk Levi Strauss & CO warna biru dongker

e. Satu potong celana jeans merk Levi Strauss & CO warna hitam

f. Kelengkapan pakaian yang dikenakan korban saat kejadian terdiri dari : satu potong kemeja lengan panjang merk Mississiiffi ukuran M yang sudah rusak, satu potong celana panjang warna hitam tanpa merk yang mana bagian sebelah kiri celana bagian ujung sobek dan terpoto ng, satu potong Bra/BH warna putih tanpa merk, serta celana dalam warna hitam tanpa merk

g. Satu potong baju warna merah merk superdry

h. Satu potong celana jeans merk Levi Strauss & CO warna biru dongker

i. Satu pasang sandal warna putih dan hijau merk Skyboat j. Satu botol minuman merk Bir Bintang Pilsener i. Satu pasang sandal warna putih dan hijau merk Skyboat j. Satu botol minuman merk Bir Bintang Pilsener

l. Satu buah helm warna hitam m. Satu buah mobil merk Nissan Grand Livina Xgear, warna abu

silver, No.pol : B-1288-PVE beserta kunci kontak n. Satu buah kotak telepon genggam merk Iphone 4s o. Dua lembar kartu nama A.n F.Sisca Yofie p. Satu buah sarung telepon genggam warna hitam q. Satu lembar pasfoto berwarna r. Satu buah telepon genggam merk Dakota warna putih milik

korban s. Satu buah telepon genggam merk Nexian warna putih biru berikut nomor simcard 08961467276 t. Satu buah telepon genggam merk Esia warna merah berikut nomor simcard 022 93448899 u. Satu keping CD-R rekaman CCTv yang terpasang dirumah

H.Samsudin Jl.Cipedes Tengah No.167 kota Bandung pada hari Senin tanggal 5 Agustus 2013

v. Satu keping CD-R rekaman CCTv yang terpasang di Hotel Guest Setra Priangan kota Bandung pada hari Senin tanggal 5 Agustus 2013

Semua penyitaan telah dibuatkan Berita Acara Penyitaan serta dimohonkan penetapan penyitaan ke Pengadilan Negeri Bandung.

d. Pemeriksaan Pemeriksaan dilakukan guna mendapatkan keterangan maupun petunjuk demi terungkapnya kasus yang menimpa Fransciesca Yofie. Pemeriksaan dilakukan terhadap korban melalui visum et repertum, barang bukti petunjuk yang ditemukan diperiksa secara ilmiah dengan menggunakan ilmu forensik dan serta wawancara dengan orang-orang yang diperkirakan memiliki hubungan dengan korban untuk diperiksa sebagai saksi atau tersangka.

Adapun beberapa saksi yang diperiksa terkait kasus yang menimpa Fransciesca Yofie adalah :

1. Elfie (45 tahun), yaitu pelapor. Elfie merupakan kakak kandung dari Fransciesca Yofie. Kepada penyidik Elfie mengaku terakhir kali bertemu dengan Sisca pada hari Minggu, 4 Agustus sekitar pukul 11.00 WIB di Jl.Otista Bandung. Saksi mengetahui tentang berita kejahatan yang dialami adiknya dari Blackberry Messanger gruop keluarga yang dikirim oleh saudaranya yang lebih dahulu mengetahui.

2. Rudy Arthur Sinurat, SE, AK.(41 tahun) , yaitu anak pemilik kost tempat Fransciesca Yofie tinggal. Menurut keterangan Rudy, korban sudah tinggal dirumah orang tuanya di Jl.Setra Indah Utara II No.11 selama kurang lebih satu tahun setengah sejak awal tahun 2012. Sepengetahuan Rudy, korban tidak pernah memiliki masalah dengan orang lain. Selama tinggal dirumah orang tua Rudy, korban hanya sekali melihat seorang laki-laki bersama korban, namun Rudy tidak me ngenal orang tersebut.

3. Yadi Supardi (17 tahun), yaitu seorang pemulung yang kebetulan sedang melintas di Jl.Setra Indah Utara II saat kejadian berlangsung. Yadi 3. Yadi Supardi (17 tahun), yaitu seorang pemulung yang kebetulan sedang melintas di Jl.Setra Indah Utara II saat kejadian berlangsung. Yadi

4. Sarah Septarina alias Lia (42 tahun), yaitu istri tersangka Wawan. Dari Lia, didapatkan informasi bahwa pada hari Minggu tanggal 5 Agustus 2013 sekitar pukul 17.10 WIB, tersangka Wawan izin kepada Lia untuk membeli cat dengan membawa tas. Kemudian pada pukul 19.15 WIB tersangka menyuruh Lia untuk pergi ke pintu tol Padalarang bersama tersangka Ade. Sekitar pukul 20.00 WIB Lia bertemu tersangka Wawan dan tersangka Ade diperintahkan untuk kembali kerumah. Kemudian dengan menggunakan sepeda motor yang sama saat melakukan kejahatan, tersangka Wawan dan Istrinya Lia pergi menuju Cianjur. Dalam perjalanan tersangka wawan dan istrinya Lia sempat mengalami kecelakaan terserempet sepeda motor yang mengakibatkan tersangka Wawan mengalami luka di kaki bagian kanan. Pada hari Senin tanggal 6 Agustus 2013, tersangka Wawan dan Lia bersilaturrahmi kerumah Aki Osan di daerah Saguling untuk dipijat. Dirumah Aki Osan, tersangka Wawan memerintahkan istrinya untuk menjual Iphone hasil kejahatan yang dilakukannya namun tidak laku. Pada pukul 20.15 WIB tersangka Wawan menceritakan tentang kejahatan yang telah ia lakukan bersama tersangka Ade kepada Aki

Osan dan Lia. Tersangka Wawan mengaku bisa sampai berbuat seperti itu karena sedang kesal kepada ayahnya yang mau menikah lagi. Pada hari Kamis tanggal 8 Agustus 2013 sekitar pukul 12.00 WIB, tersangka Wawan menerima kabar dari tersangka Ade bahwa korban kejahatan mereka meninggal dunia. Beberapa setelah itu tersangka Wawan mengajak istrinya menuju sebuah bendungan di daerah Seguling, disana tersangka Wawan dalam keadaan kesal membuang semua hasil kejahatannya ke bendungan tersebut karena kesal tidak bisa dijual dan gara-gara itu menjadi pembunuh. Kemudian pada hari Minggu tanggal 11 Agustus 2013 sekitar pukul 08.30 WIB, di daerah Sukanegara ketika akan menjual sepeda motor yang digunakan saat melakukan kejahatannya, tersangka Wawan beserta istri dan sepeda motor berhasil di ringkus oleh petugas dari Sat Reskrim Polrestabes Bandung guna dimintai keterangan lebih lanjut.

5. Dr. H. Noorman Herryadi, Sp.F., SH (61 tahun), yaitu seorang Dokter Forensik Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Setelah melakukan Outopsi bersama tim yaitu dr. Sany, teknisi dan beberapa mahasiswa kedokteran yang sedang melaksanakan koas terhadap mayat yang bernama Fransciesca Yofie. Hasil outopsi yang dilakukan adalah pada pemeriksaan korban terdapat luka terbuka pada dahi bagian kanan yang berstruktur menyerupai permukaan gear berukuran delapan koma delapan kali dua sentimeter dan tiga luka terbuka di kepala bagian belakang dan kiri berukuran masing-masing delapan kali dua sentimeter dengan tanda-tanda kekerasan tajam.

Rambut terpotong seluas enam kali tiga koma lima sentimeter yang sesuai dengan tanda-tanda kekerasan tajam, luka lecet di kepala dan hampir seluruh permukaan tubuh depan dan belakang, serta luka terbuka di telapak kaki akibat kekerasan tumpul sehingga menyebabkan pendarahan yang banyak ditandai dengan pucat pada selaput kelopak mata, gusi, dan organ-organ dalam. Pendarahan yang banyak disertai resapan darah dipermukaan otak besar dan otak kecil akibat kekerasan dikepala dapat menyebabkan kematian. Ditemukan sembab ringan pada paru-paru kanan, ditandai dengan adanya busa halus pada bagian irisan penampang, yang dapat diakibatkan trauma tumpul pada dada yang ditandai patah tulang iga kanan depan ketiga, keempat, kelima dan patah tulang iga kiri depan kedua, ketiga dan keempat. Pada rahim tidak ditemukan tanda-tanda kehamilan. Pada lubang kemaluan tidak ditemukan sperma. Semua hasil pemeriksaan outopsi secara lengkap di tuangkan dalam visum et repertum No.2013219/ IKFM /

VIII / 2013 Pemeriksaan selanjutnya dilakukan terhadap barang-barang milik korban yang diperkirakan dapat memberikan petunjuk guna mengungkap kasus tersebut, diantaranya dokumen, akun jejaring sosial, surat-surat pribadi korban, serta seluruh telepon genggam yang ditemukan.

Pada akun facebook korban ditemukan petunjuk bahwa korban memang dalam situasi marah kepada seseorang yang diperlihatkan dengan postingan yang bernada memaki. Selain itu juga ditemukan foto-foto dan surat di kamar kost korban yang menunjukan kedekatan korban dengan salah satu Pada akun facebook korban ditemukan petunjuk bahwa korban memang dalam situasi marah kepada seseorang yang diperlihatkan dengan postingan yang bernada memaki. Selain itu juga ditemukan foto-foto dan surat di kamar kost korban yang menunjukan kedekatan korban dengan salah satu

Keterangan dari penyidik Reserse Kriminal Polrestabes Bandung Brigadir Arif Wibowo (wawancara, 4 Februari 2014) “memang tidak ditemukan sama sekali adanya bukti petunjuk yang

benar-benar kuat tentang keterlibatan Bapak itu dalam kasus ini, adapun itu hanya memang sangat kebetulan sekali Kompol.A itu

pernah menjalin hubungan dengan Sisca, hingga akhirnya harus terbawa- bawa ”

Setelah tersangka ditemukan, maka pemeriksaan dilakukan oleh penyidik Polrestabes Bandung terhadap kedua tersangka. Adapun kronologi kejadian menurut tersangka yang tertuang dalam telaah Berkas Perkara yang diberikan oleh Kanit I Sat Reskrim Polrestabes Bandung, AKP. Supriyono kepada peneliti adalah sebagai berikut :

Awalnya pada hari Senin tanggal 5 agustus 2013 sekitar pukul 18.00 WIB tepatnya saat adzan maghrib ketika tersangka Ade sedang makan ta’zil di mesjid Baiturrahman Jl.Sukamulya kota Bandung, paman tersangka yaitu tersangka Wawan menemui tersangka Ade sambil menyuruh untuk membawa proposal bantuan sumbangan pembangunan pesantren yang ada didaerah Cililin Kabupaten Bandung.

Oleh tersangka Wawan, tersangka Ade di ajak untuk berbicara di gudang samping mesjid. Bukannya melihat proposal, tersangka Wawan malah mengajak tersangka Ade untuk menjambret sambil memperlihatkan golok yang ada tas selempang miliknya. Pada awalnya tersangka Ade tidak mau menuruti Oleh tersangka Wawan, tersangka Ade di ajak untuk berbicara di gudang samping mesjid. Bukannya melihat proposal, tersangka Wawan malah mengajak tersangka Ade untuk menjambret sambil memperlihatkan golok yang ada tas selempang miliknya. Pada awalnya tersangka Ade tidak mau menuruti

Kemudian masih dalam suasana berbuka puasa kedua tersangka berangkat menggunakan sepeda motor ke arah Jl.Sukamulya Bandung dengan posisi tersangka Ade yang mengemudi dan tersangka Wawan yang dibonceng. Sekitar 5 menit perjalanan tepatnya di Jl.Sukamulya Indah kedua tersangka berhenti `di pos kamling RW.03 Sukamulya dan meminum sebotol bir yang dibawa oleh tersangka Wawan dengan alasan agar lebih berani untuk melakukan kejahatan.

Setelah selesai minum bir, kedua tersangka melanjutkan perjalanan ke arah Jl.Setra Indah II Bandung. Saat menulusuri jalan yang stukturnya menurun dan menanjak tersebut, tepatnya di depan sebuah rumah No.11, kedua tersangka melihat sebuah mobil merk Grand Livina berwarna abu silver seperti baru berhenti dan pengemudinya sudah keluar dari mobil sedang membuka pintu pagar rumah dengan keadaan pintu pengemudi mobil terbuka. Situasi tersebut dimanfaatkan oleh kedua tersangka, tersangka Wawan langsung memerintahkan tersangka Ade berbalik arah mendekati mobil tersebut, pada awalnya tersangka Ade menolak, namun tersangka Wawan memaksa.

Setelah mendekati mobil dengan perlahan, tersangka Wawan turun dari sepeda motor dan mendekati korban yang kemudian diketahui bernama Fransciesca Yofie sambil menanyakan sesuatu yang oleh tersangka Ade tidak terdengar dengan jelas. Tidak lama kemudian tersangka Ade melihat tersangka Wawan mengambil sebuah tas dari dalam mobil Grand Livina tersebut dari pintu depan yag terbuka, saat itu ternyata korban mengetahui aksi tersangka Wawan dan berusaha mengejar untuk merebut kembali tas miliknya.

Pada saat kejadian korban sempat berteriak minta tolong sambil mengejar tersangka wawan dan merangkul leher tersangka wawan dari belakang. Kemudian tersangka Wawan membacokan golok yang dibawanya ke kepala korban sebanyak tiga kali agar korban melepaskan pegangan tangan di lehernya. Saat itu korban terjatuh dan rambutnya terlilit di gear sepeda motor yang dikendarai kedua tersangka hingga menyeret tubuh korban.

Tersangka Ade menyangka bahwa korban ikut naik ke atas motor karena saat mengemudikan sepeda motor ketika hendak melarikan diri bersama tersangka Wawan ia merasakan oleng dan berat. Setelah motor melaju ke arah bawah sekitar 50 meter tersangka Ade menanyakan kepada tersangka Wawan mengapa motornya terasa oleng dan berat, kemudian tersangka Wawan menjawab bahwa korban ikut terbawa motor, untuk itu jangan berhenti jika tidak mau mati dihakimi masa.

Mendengar hal tersebut, tersangka Ade tetap memacu laju sepeda motor yang sedang ia kendarai sampai akhirnya mesin kenderaan motor tersebut mati di Jl.Cipedes bandung tepatnya sebelum lapangan abra. Setelah itu tersangka Ade baru melihat bahwa rambut korban terlilit di gear motor. Kemudian tersangka Wawan turun dan memotong Rambut korban yang tersangkut tersebut dengan golok yang dibawanya hingga lepas. Lalu kedua tersangka melarikan diri ke arah Sukawarna Baru.

Disuatu tempat yang situasinya gelap dan sepi tersangka Wawan menyuruh tersangka Ade untuk turun dari sepeda motor dan melepas helm. Tersangka Wawan meminta tersangka Ade untuk mematikan Iphone milik korban yang berhasil mereka ambil, setelah selesai tersangka Wawan mengambil kembali Iphone tersebut dan memberikan tas korban kepada Disuatu tempat yang situasinya gelap dan sepi tersangka Wawan menyuruh tersangka Ade untuk turun dari sepeda motor dan melepas helm. Tersangka Wawan meminta tersangka Ade untuk mematikan Iphone milik korban yang berhasil mereka ambil, setelah selesai tersangka Wawan mengambil kembali Iphone tersebut dan memberikan tas korban kepada

Sebelumnya tersangka Wawan memerintahkan tersangka Ade untuk membuang tas korban serta jaket yang ia pakai. Selanjutnya tersangka Ade pulang kerumah dengan berjalan kaki sedangkan tersangka Wawan melarikan diri dengan sepeda motor.

Selama proses penyelidikan, pemeriksaan psikologi juga telah dilakukan oleh Biro SDM Bagian Psikologi Polda Jawa Barat terhadap kedua tersangka dengan dasar Surat dari Kapolrestabes Bandung Nomor : B / 511 /

VIII / 2013 / Reskrim tanggal 15 Agustus 2013 perihal Permohonan Pemeriksaan Psikologi dua orang tersangka a.n Wawan alias Awing Bin Ahri Syafei dan Ade Ismayadi alias Epul Bin Yeyet Ruhiyat .

Pemeriksaan psikologi dilakukan oleh Psikolog Pemeriksa dari Polda Jabar, M. LIBERTY ADI S, M.M, M.Psi . T ujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui kondisi mental kepribadian tersangka terkait dengan kasus yang dihadapi kedua tersangka.

Dari hasil pemeriksaan psikologi tersangka Ade, oleh Psikolog Pemeriksa dari Polda Jabar, M. LIBERTY ADI S, M.M, M.Psi, didapatkan keterangan bahwa keadaan kognisi / pikiran tersangka Ade dapat berfungsi dengan baik khususnya dalam mengenali konsep waktu dan tempat serta memakai logika berpikir yang wajar. Secara umum kemampuan intelektual tersangka Ade di bawah rata-rata. Artinya, tersangka Ade hanya mampu untuk berpikir secara sederhana dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang sederhana dan membutuhkan proses pikir yang relatif mudah. Untuk permasalahan yang kompleks maka Tersangka Ade akan mengalami kesulitan.

Oleh karena itu perintah-perintah atau pertanyaan-pertayaan yang sederhana akan lebih mudah diterima oleh Tersangka Ade.

Jika dilihat dari aspek kepribadian,Tersangka Ade adalah seorang yang dependent (tergantung) kepada orang lain, khususnya orang yang dianggap memiliki otoritas di atasnya. Hal ini sangat mungkin karena sejak kecil ia diasuh secara manja oleh kakek nenek serta paman dan bibinya. Ditambah lagi ia adalah seorang yang cenderung menghidari konflik. Sebagai akibatnya, ia tumbuh menjadi seseorang yang kurang mampu dalam mengambil keputusan atau bersikap, bahkan dalam situasi mendesak sekalipun. Selain itu, Tersangka Ade adalah seorang yang ramah kepada orang lain, senang berpartisipasi dalam kegiatan orang lain, jujur dan mudah percaya kepada orang lain. Dengan sifat seperti itu maka ia cenderung menjadi seseorang yang penurut dan rentan untuk ‘dimanfaatkan’ oleh orang lain.

Meskipun kakeknya adalah seorang tokoh masjid di lingkungannya, nampaknya itu tidak membuat Tersangka Ade menjadi seseorang yang patuh terhadap norma agama maupun norma sosial. Ia lebih dipengaruhi oleh lingkungan sosial yaitu orang-orang dekatnya termasuk teman-temannya (peer group). Hal ini terbukti dengan Tersangka Ade yang sudah mengkonsumsi obat sejak ia sekolah SMP. Selain itu ia juga hanya sampai kelas 1 SMA yang kemudian diteruskannya dengan Paket C. Ia pernah juga mengikuti kuliah tapi lagi-lagi juga gagal. Dalam pekerjaannya pun ia tidak pernah bertahan lebih lama dari 2 tahun.

Dalam kasus penjambretan ini, sangat mungkin motivasi Tersangka Ade adalah murni mengikuti paksaan pamannya. Dengan kepribadian yang penurut dan tidak berani bersikap, maka tentunya ia akan mudah diajak oleh Dalam kasus penjambretan ini, sangat mungkin motivasi Tersangka Ade adalah murni mengikuti paksaan pamannya. Dengan kepribadian yang penurut dan tidak berani bersikap, maka tentunya ia akan mudah diajak oleh

Saat diperiksa, keadaan emosi Tersangka Ade sedang dalam kondisi tegang dan kelelahan secara psikis. Meskipun ia merasa lega ketika menyerahkan diri ke Polri karena rasa bersalahnya, namun saat ini ia juga takut terhadap ancaman hukuman mati yang dituntutkan kepadanya serta ketakutan Wawan akan balas dendam karena Tersangka Ade menyerahkan diri. Satu- satunya hal yang membuatnya tenang penuh harapan adalah keinginannya bertemu dengan anaknya.

Dari hasil pemeriksaan psikologi terhadap tersangka Wawan oleh Psikolog Pemeriksa dari Polda Jabar, M. LIBERTY ADI S, M.M, M.Psi, keadaan kognisi / pikiran tersangka Wawan dapat berfungsi dengan baik khususnya dalam mengenali konsep waktu dan tempat serta memakai logika berpikir yang wajar.

Secara umum kemampuan intelektual tersangka Wawan di bawah rata- rata. Artinya, tersangka Wawan hanya mampu untuk berpikir secara sederhana dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang sederha na atau membutuhkan proses berfikir yang mudah. Oleh karena itu perintah-perintah / pertanyaan-pertayaan yang sederhana akan lebih mudah diterima oleh Tersangka Wawan.

Jika dilihat dari aspek kepribadian, Tersangka Wawan belum menampilkan sebagai seorang yang matang (mature) baik secara emosi, konsep diri maupun tanggung jawab. Nampaknya ia juga menunjukan sifat yang kurang mandiri. Ia berkeinginan untuk dapat hidup secara bebas, suka Jika dilihat dari aspek kepribadian, Tersangka Wawan belum menampilkan sebagai seorang yang matang (mature) baik secara emosi, konsep diri maupun tanggung jawab. Nampaknya ia juga menunjukan sifat yang kurang mandiri. Ia berkeinginan untuk dapat hidup secara bebas, suka

Tersangka Wawan juga tidak terbiasa mengelola konflik secara tepat. Jika ia mendapati situasi tersebut, ia cenderung memendam dengan penuh kebencian dan tidak mencoba mencari jalan tengah terbaik. Dan jika kebencian sudah memuncak, maka emosi negatif tersebut dapat muncul menjadi sebuah tindakan yang agresif / nekat jika ada pemicunya. Hal ini dapat diperparah dengan efek pil mercy dan minuman keras yang menjadikannya lebih berani dan bertindak tanpa perhitungan matang.

Sosok ibunda Tersangka Wawan adalah seorang yang sangat dicintai dan dimuliakannya. Sehingga meninggalnya ibunda Tersangka Wawan sekitar tiga bulan yang lalu juga membuatnya sangat sedih. Di sisi lain, nampaknya ia sangat tidak menyukai ayahnya, yang menurut Tersangka Wawan adalah seorang yang tidak setia kepada ibunya, bahkan sebagai penyebab sakit dan meninggal ibundanya. Sifat dan keadaan inilah kemungkinan yang membuatnya berani mengancam membunuh ayahnya memakai golok beberapa waktu lalu ketika WIL (Wanita Idaman Lain) ayahnya datang ke rumah. Ia kemudian dihalangi dan diredakan oleh seorang ustadz yang merupakan tetangganya.

Meskipun ayahnya adalah seorang tokoh agama di lingkungannya, nampaknya itu tidak membuat Tersangka Wawan menjadi seseorang yang patuh terhadap norma agama maupun norma sosial. Ia lebih dipengaruhi oleh lingkungan sosial yaitu orang -orang dekatnya termasuk teman-temannya yang Meskipun ayahnya adalah seorang tokoh agama di lingkungannya, nampaknya itu tidak membuat Tersangka Wawan menjadi seseorang yang patuh terhadap norma agama maupun norma sosial. Ia lebih dipengaruhi oleh lingkungan sosial yaitu orang -orang dekatnya termasuk teman-temannya yang

Sebelum kasus ini, baik dari pengakuan Tersangka Wawan dan Ade, Tersangka Wawan pernah melakukan perkelahian yang memaksanya berurusan dengan Polsek Sukasari pada tahun 2001. Selain itu, pada tahun yang sama ia juga mengaku terlibat kasus penjambretan di tahun 2001 di daerah Buah Batu. Hal ini menunjukan bahwa Tersangka Wawan sudah memiliki pengalaman dalam menjambret yaitu mengambil dengan paksa barang milik orang lain. Bagi dia, menjambret adalah salah satu cara dalam mendapatkan uang demi memenuhi keinginannya.

Kecenderungannya dalam mencari keuntungan dan pemenuhan keinginan pribadi juga bisa diterapkan Tersangka Wawan dengan sikap manipulatif, yaitu bertindak sesuai dengan yang menguntungkannya, termasuk memaksa orang lain yaitu Ade yang keponakannya untuk membantunya menjambret. Dalam kasus ini, sangat mungkin apabila motif ekonomi yang mendasari perbuatan Tersangka Wawan menjambret Fransciesca Yofie yang menyebabkan meninggalnya korban tersebut.

Saat ini keadaan emosi Tersangka Wawan terlihat sedang dalam kondisi tegang dan diliputi kecemasan. Hal ini sangat mungkin disebabkan karena kecemasan terhadap masa depan Tersangka Wawan dalam menghadapi ancaman hukuman pidana yang berat.

e. Penyelesaian dan Penyerahan Berkas Perkara Tahap ini meliputi penyelesaian berkas perkara seperti pembuatan resume yang merupakan kesimpulan dari kegiatan-kegiatan yang telah e. Penyelesaian dan Penyerahan Berkas Perkara Tahap ini meliputi penyelesaian berkas perkara seperti pembuatan resume yang merupakan kesimpulan dari kegiatan-kegiatan yang telah

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan ini adalah bahwa penyusunan dan pemberkasan perkara agar dilaksanakan dengan teliti dan cermat, guna memastikan kebenaran dan kelengkapan isi berkas perka ra.

Keterangan dari Wakil Kepala Reserse Kriminal Polrestabes Bandung Kompol.Indra Gunawan, SIK, MH. (wawancara, 8 Februari 2014)

“proses pengungkapan kasus Sisca ini telah banyak memberikan banyak pengalaman dan ilmu, baik bagi saya sendiri,pimpinan dan para penyidik yang diperintahkan untuk menangani. Pihak Kejaksaan mengembalikan berkas yang telah dikirimkan sebanyak dua kali dan penyerahan yang ke tiga baru dinyatakan P21. Jadi prosesnya kurang

lebih tiga bulan”

Berkas perkara pidana atas tersangka kasus yang menimpa Fransciesca Yofie dengan Nomor : BP / 173.a.2 / XI / 2013 / Reskrim, dinyatakan lengkap (P21) oleh Kepala Kejaksaan Negeri Bandung pada tanggal

7 November 2013 melalui Surat Pemberitahuan Hasil Penyidikan Perkara Pidana Nomor : B- 2595 / 0.2.10.3 / Epp.1 / 11 / 2013. Dalam berkas perkara tersebut, kedua tersangka yaitu Wawan alias Awing (39 tahun) dan Ade Ismayadi alias Epul (24 tahun) berdasarkan fakta- fakta dan dikuatkan dengan alat bukti sesuai dengan Pasal 184 KUHAP, disangka melanggar Pasal 365 ayat (4) KUHP tentang tindak pidana dengan kekerasan yang mengakibatkan meninggal dunia dan atau Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan.

Pasal 365 KUHP :

“(1). Dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan tahun, dihukum pencurian yang didahului, disertai atau di ikuti dengan kekerasan terhadap orang, dengan maksud akan menyiapkan atau memudahkan pencurian itu atau jika tertangkap tangan supaya ada kesempatan bagi dirinya sendiri atau bagi kawannya yang turut melakukan kejahatan itu akan melarikan diri atau supaya barang yang

dicuri itu tetap ada ditangannya. (2). Hukuman penjara selama-lamanya dua belas tahun, dijatuhkan

1. Jika perbuatan itu dilakukan pada waktu malam didalam sebuah rumah atau pekarangan yang tertutup, yang ada rumahnya atau dijalan atau didalam kereta api atau trem yang sedang berjalan