PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

3.6 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bodgan & Taylor (1975) (seperti dikutip Muhammad, 2012:10), penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan didukung dengan fakta-fakta dan data dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Tidak boleh mengisolasi individu atau organisasi ke dalam objek penelitian, melainkan sebagai bagian dari suatu keseluruhan. Dalam hal ini kehadiran peneliti tidak boleh mempengaruhi/terpengaruh dari gejala yang ada, peneliti dalam hal ini hanya sebagai pengamat.

Pada kasus pembunuhan Fransciesca Yofie ini, penyidik melakukan tahap tinjauan psikologis masyarakat terhadap proses pengungkapan kasus pembunuhan Fransciesca Yofie melalui kegiatan penyidikan oleh kepolisian khususnya penyidik Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung. Pengungkapan kasus tersebut oleh kepolisian menimbulkan banyak opini dari masyarakat, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan tinjauan terhadap proses terbentuknya opini yang mengarah pada ketidakpercayaan tersebut melalui pendekatan psikologi sosial. Pendalaman psikologi kognitif menekankan pada proses yang mendasari tindakan bukan pada tindakannya Pada kasus pembunuhan Fransciesca Yofie ini, penyidik melakukan tahap tinjauan psikologis masyarakat terhadap proses pengungkapan kasus pembunuhan Fransciesca Yofie melalui kegiatan penyidikan oleh kepolisian khususnya penyidik Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung. Pengungkapan kasus tersebut oleh kepolisian menimbulkan banyak opini dari masyarakat, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan tinjauan terhadap proses terbentuknya opini yang mengarah pada ketidakpercayaan tersebut melalui pendekatan psikologi sosial. Pendalaman psikologi kognitif menekankan pada proses yang mendasari tindakan bukan pada tindakannya

3.7 Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus. Menurut Iskandar (seperti dikutip Mubarok, 2013:30) bahwa tujuan dari metode studi kasus (case study ) adalah, “Mengembangkan metode kerja yang paling efisien, maknanya peneliti mengadakan telaah secara mendalam tentang suatu kasus, kesimpulan hanya berlaku atau terbatas pada kasus terten tu saja”. Creswell (Raco, 2010:49) mengatakan bahwa studi kasus merupakan, “Suatu eksplorasi dari sistem-sistem yang terkait (bounded system). Suatu kasus menarik diteliti karena corak khas kasus tersebut yang memiliki arti orang lain, minimal

peneliti”. Peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai kasus pembunuhan Fransciesca Yofie karena kasus tersebut telah banyak menarik perhatian publik. Hal tersebut ditunjukan melalui banyaknya pemberitaan mengenai kasus tersebut melalui media cetak maupun elektronik. Selain itu, kasus tersebut juga berkaitan dengan tugas kepolisian sebagai pihak yang memiliki peranan dalam proses penegakan hukum serta masyarakat sebagai objeknya.

Penelitian ini memberikan informasi sesuai kenyataan serta kejadian yang sebenarnya, sehingga mampu memberikan gambaran mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan secara jelas dan berdasarkan fakta yang ada mengenai Tinjauan Psikologi Sosial Terhadap Pengungkapan Kasus Pembunuhan Fransciesca Yofie oleh Penyidik Satuan Reserse Kriminal

Polrestabes Bandung, dengan harapan pembaca dapat memahami informasi yang disampaikan peneliti.

Menurut Ashshofa (2010:22) metode studi kasus mempunyai kemampuan untuk berbicara dengan pembacanya, karena disajikan dengan bahasa biasa dan bukannya dengan bahasa teknis angka-angka. Pembaca akan lebih mudah untuk memahami masksud dari apa yang disampaikan melalui kalimat-kalimat yang sederhana dan padat makna. Selain keunggulan yang telah disampaikan di atas, studi kasus menurut Balck dan Champion dalam Bahan Ajar Metodologi Penelitian STIK -PTIK (2012:36), yakni: (1) Bersifat luwes berkenaan dengan metode pengumpulan data yang digunakan; (2) Keluwesan studi kasus menjangkau dimensi yang sesungguhnya dari topik yang diselidiki; (3) Dapat dilaksanakan secara praktis di dalam banyak lingkungan sosial; (4) Studi kasus menawarkan kesempatan menguji teori; dan (5) Studi kasus bisa sangat murah, bergantung pada jangkauan penyelidikan dan tipe teknik pengumpulan data yang digunakan.

Pertimbangan mengenai waktu pelaksanaan penelitian dan tingkat program studi yang sedang dijalani oleh peneliti menjadi alasan digunakannya metode studi kasus dalam pembuatan skripsi ini.

3.3 Sumber Data / Informasi

Menurut Lofland dan Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Moleong, 2005:157). Data yang dikumpulkan oleh peneliti dalam penelitian ini berbentuk kata-kata atau gambar, bukan angka seperti dalam penelitian kuantitatif.

Data tersebut meliputi transkrip wawancara dengan sumber data primer yang telah ditetapkan sebelumnya, foto yang berkaitan dengan kasus pembunuhan Fransciesca Yofie , rekaman suara hasil wawancara terhadap sumber data, dokumen resmi seperti Berkas Perkara, serta catatan atau surat lainnya yang dapat memberikan informasi tentang kasus pembunuhan Fransciesca Yofie.

Sumber data penelitian dibagi kedalam 2 jenis, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data utama atau primer merupakan sumber yang dapat memberikan informasi berupa kata-kata. Sumber primer penelitian ini adalah :

1. Kapolrestabes Bandung

2. Kasat Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung

3. Wakasat Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung

4. KBO Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung

5. Penyidik Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung

6. Fisikawan LIPI

7. Wartawan

8. Masyarakat Sumber data tambahan atau sekunder merupakan sumber informasi tambahan berupa dokumen dan lain-lain. Sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa data dalam bentuk dokumen atau laporan yang dapat memberikan informasi mengenai proses penyidikan pembunuhan Fransciesca Yofie oleh penyidik Polrestabes Bandung. Sumber data sekunder tersebut didapatkan dari Satuan Reserse Polrestabes Bandung, peraturan perundang- 8. Masyarakat Sumber data tambahan atau sekunder merupakan sumber informasi tambahan berupa dokumen dan lain-lain. Sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa data dalam bentuk dokumen atau laporan yang dapat memberikan informasi mengenai proses penyidikan pembunuhan Fransciesca Yofie oleh penyidik Polrestabes Bandung. Sumber data sekunder tersebut didapatkan dari Satuan Reserse Polrestabes Bandung, peraturan perundang-

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan bentuk kegiatan konkrit yang dilaksanakan untuk memperoleh data yang mencerminkan cara-cara yang bersifat mikro atau teknis. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.4.1 Wawancara Teknik pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah

wawancara. Wawancara merupakan percakapan untuk mendapatkan informasi tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2005: 186). Sebagaimana ditegaskan oleh Lincoln dan Guba, bahwa maksud mengadakan wawancara antara lain: mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekonstruksi kebulatankebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi); dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota (Moleong, 2005:186).

Menurut Nasir (seperti dikutip Mubarok, 2013:31) , wawancara merupakan, “Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan

cara tanya jawab sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide a tau panduan wawancara”. Dalam melakukan teknik wawancara, peneliti memerlukan teknik yang tepat agar memperoleh data sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian. Agar wawancara tetap fokus pada permasalahan yang akan diteliti, sebelumnya peneliti telah menyusun pedoman wawancara yang berisi tentang daftar pertanyaan secara sistematis mengenai kasus pembunuhan Fransciesca Yofie, sehingga diharapkan dengan itu peneliti mendapatkan informasi yang rinci dan mendalam.

3.4.2 Telaah Dokumen Teknik pengumpulan data sekunder penelitian ini dilakukan dengan studi atau telaah dokumen, yang merupakan pelengkap dari kegiatan wawancara di lapangan. “Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, karya-karya monumenal dari seseorang” (Sugiyono, 2012:82).

Penelitian ini sendiri menggunakan dokumen resmi yang telah ada berupa Berita Acara Penyidikan kasus Fransciesca Yofie, berita surat kabar, peraturan perundang-undangan, skripsi, majalah, website serta buku yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2012:89).

Data hasil wawancara denga n sumber primer yang telah disebutkan sebelumnya dan hasil telaah dokumen terkait kasus pembunuhan Fransciesca Yofie disajikan dalam temuan penelitian skripsi ini.

Sumber data yang berbeda membutuhkan proses analisis yang tidak mudah. Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2012:88) : ”Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja

keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama dapat diklasifikasikan berbeda oleh peneliti yang berbeda”.

Data yang diperoleh di lapangan selanjutnya akan dianalisis oleh peneliti melalui tahapan sebagai berikut :

a. Reduksi Data Disini penulis mereduksi data-data yang ditemukan melalui proses wawancara dan studi/telaah dokumen terkait kasus pembunuhan Fransciesca Yofie. Reduksi data dilakukan peneliti dengan memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus yang telah disebutkan dalam latar belakang, serta dikaitkan dengan permasalahan yang telah dibuat. Data yang tidak diperlukan disingkirkan, sedangkan data yang dibutuhkan dan berkaitan dengan penelitian diperdalam sehingga pembahasan terfokus dan bersifat ilmiah.

b. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi Data yang sudah peneliti dapatkan dan direduksi selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan metode tringgulasi, yang merupakan memadukan antara data, fakta dan konsep ataupun teori yang digunakan untuk membahas dan menjawab permasalahan penelitian yang diangkat dalam penelitian ini. Setelah proses analisis data selesai, peneliti akan memberikan kesimpulan akhir melalui proses penarikan kesimpulan atau verifikasi terhadap skripsi yang berjudul “Tinjauan Psikologi Sosial Terhadap Pengungkapan Kasus Pembunuhan Fransciesca Yofie Oleh Penyidik Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung”. Selanjutnya dapat memberikan saran yang tepat terkait

pengungkapan kasus pidana oleh pihak kepolisian dan menciptakan kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian.

Validitas dan reabilitas data penelitian merupakan aspek penilaian data yang menentukan keabsahan data penelitian tersebut nantinya. Dalam penelitian kualitatif, validitas tidak memiliki konotasi yang sama dengan validitas pada penelitian kuantitatif, begitu pula de ngan reabilitas (Creswell, 2012:285).

Menurut Gibss (2007) dalam Reaserch Design (Creswell, 2012:285), validitas kualitatif merupakan upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian dengan menerapkan prosedur-prosedur tertentu, sementara reabilitas kualitatif mengindikasikan bahwa pendekatan yang digunakan peneliti konsisten jika menerapkan pada peneliti-peneliti lain dan proyek berbeda.Salah satu prosedur reabilitas yang disebutkan Gibss (2007) adalah dengan mengecek hasil transkripsi untuk memastikan tidak adanya kesalahan yang dibuat dalam proses transkripsi.

Identifikasi merupakan prosedur lain dalam rencana penelitian guna memeriksa akurasi hasil penelitian. Terdapat delapan strategi validitas yang disusun dari yang paling mudah dilakukan sampai yang paling sulit dilakukan (Creswell, 2012:286).

1. Mentriangulasi sumber-sumber data yang berbeda dengan memeriksa bukti-bukti yang berasal dari sumber-sumber tersebut dan menggunakannya untuk membangun justifikasi tema-tema secara koheren.

2. Menerapkan member checking untuk mengetahui akurasi hasil penelitian.

3. Membuat deskripsi yang padat dan kaya tentang hasil penelitian.

4. Mengklarifikasi bias yang mungkin dibawa peneliti kedalam penelitian. Dengan melakukan refleksi diri terhadap munculnya bias

penelitian, peneliti akan mampumembuat narasi yang terbuka dan jujur sesuai dengan yang dirasakan pembaca.

5. Menyajikan informasi “yang berbeda” atau “negatif” yang dapat memberikan perlawanan pada tema -tema tertentu.