Gambaran Umum Daerah Penelitian

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

4.1.1 Gambaran Umun Kota Bandung

Berdasarkan Laporan Intelijen Dasar Polres Kota Besar Bandung Tahun 2013 yang peneliti peroleh pada saat pelaksanaan penelitian dijelaskan bahwa kota Bandung adalah ibu kota dari Provinsi Jawa Barat yang merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Daratannya terletak pada ketinggian 768 meter di atas permukaan laut, titik tertinggi di daerah utara dengan ketinggian 1.050 Meter dan terendah di sebelah selatan adalah 675 meter di atas permukaan laut. Bagian Selatan Kota Bandung permukaan tanah relatif datar, sedangkan di wilayah bagian utara berbukit- bukit, sehingga menjadi panorama yang indah.

Secara geografis, Kota Bandung terletak antara 107 ’ 36 Bujur Timur (BT) dan 6 O 55 ’ Lintang Selatan (LS). Berdasarkan Peraturan Daerah

Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 10 Tahun 1989 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung, rincian batas-batas administratif Kota Bandung sebagai berikut : Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 10 Tahun 1989 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung, rincian batas-batas administratif Kota Bandung sebagai berikut :

b. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.

c. Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Terusan Pasteur, Cimahi Utara, Cimahi Selatan dan Kota Cimahi.

d. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Dayeuh Kolot, Bojongsoang, Kabupaten Bandung.

Gambar 2 Peta Wilayah Hukum Polrestabes Bandung

Sumber: Bag Min Polrestabes Bandung, Tahun 2013

Lokasi Kota Bandung cukup strategis baik dilihat dari segi komunikasi, perekonomian maupun keamanan. Hal tersebut disebabkan Kota Bandung Lokasi Kota Bandung cukup strategis baik dilihat dari segi komunikasi, perekonomian maupun keamanan. Hal tersebut disebabkan Kota Bandung

Terkait dengan sumber daya alam, Kota Bandung lebih banyak bergantung kepada daerah lain, mengingat Kota Bandung wilayahnya telah dipenuhi dengan pemukiman penduduk, kawasan industri dan obyek pariwisata serta pusat-pusat perbelanjaan/pertokoan serta perkantoran, sehingga keadaan lahan tersebut kurang memungkinkan adanya eksploitasi terhadap sumber daya alam. Letak yang tidak terisolasi dengan panjang jalan 1.221,69 Kilo Meter (Km), mendukung komunikasi yang baik sehingga memudahkan aparat keamanan untuk bergerak ke setiap penjuru.

Luas wilayah Kota Bandung adalah 16.729,65 Hektar (Ha). Kota Bandung terbagi atas 30 kecamatan sebagai berikut :

Tabel 1 Kecamatan di Kota Bandung

NO NAMA KECAMATAN NO NAMA KECAMATAN

17 BOJONGLOA KIDUL

3 BABAKAN CIPARAY

18 CIBEUYING KALER

4 BOJONGLOA KALER

19 SUMUR BANDUNG

21 BANDUNG KIDUL

7 SUKAJADI

22 BUAH BATU

8 CADADAP

23 RANCASARI

9 BANDUNG WETAN

24 ARCAMANIK

10 ASTANA ANYAR

14 CIBEUYING KIDUL

29 CINAMBO

15 BANDUNG KULON

30 MANDALAJATI

Sumber: Bag Min Polrestabes Bandung, Tahun 2013

Kecamatan merupakan unsur pelaksana dan penunjang Pemerintah Daerah. Setiap kecamatan masing-masing dipimpin oleh seorang Camat dan berada di bawah serta bertanggung jawab kepada Walikota sesuai dengan spesifikasi tugas pokok dan fungsinya. Tugas pokok Kecamatan yaitu melaksanakan sebagian kewenangan yang dilimpahkan oleh Walikota dibidang pemerintahan, pembangunan, perekonomian, kemasyarakatan, ketentraman dan ketertiban.

Ditinjau dari segi demografi, jumlah penduduk Kota Bandung berdasarkan hasil koordinasi dengan Dinas Kependudukan Kota Bandung adalah 2. 581.527 orang/jiwa. Terdiri atas golongan penduduk pribumi yaitu suku sunda, pendatang (suku Jawa, Batak, Bali, Ambon, Irian, Palembang, Padang, Makassar, Manado, Kalimantan, Madura dan sebagainya), dan orang asing. Sifat penduduk asli pribumi Kota Bandung pada umumnya sederhana, ramah, suka merendahkan diri, cinta kepada kampung halamannya sehingga sulit untuk meninggalkan kampung halaman dan keluarganya, serta taat

kepada agama yang mana mayoritas beragama Islam.

Mata pencaharian penduduk Kota Bandung sebagian besar adalah pegawai negeri, karyawan/buruh pabrik, pedagang, TNI/Polri, sebagian kecil petani dan penduduk yang bekerja pada sektor jasa. Dampak dari kemajuan pembangunan dan pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di Kota Bandung serta sulitnya lapangan kerja di daerah menjadikan Kota Bandung sebagai sasaran pencari kerja, akibatnya terjadilah urbanisasi ke Kota Bandung, sehingga mengakibatkan terjadinya kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk Kota Bandung tiap Km dihuni kurang lebih 13.646 jiwa. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :

Tabel 2 Jumlah Penduduk Di Kota Bandung

JUMLAH PENDUDUK

NO. NAMA KECAMATAN

LAKI - LAKI

PEREMP UAN JUMLAH

126.478 3 BABAKAN CIPARAY

127.057 4 BOJONGLOA KALER

111.671 6 CICE NDO

107.645 7 SUKAJA DI

102.285 8 CADA DAP

53.097 9 BANDUNG WETA N

36.243 10 ASTANA A NYAR

108.526 12 BATUNUNGGA L

127.769 13 LENGK ONG

89.018 14 CIBE UYING K IDUL

116.207 15 BANDUNG KULON

129.315 16 KIARA CONDONG

127.760 17 BOJONGLOA KIDUL

82.731 18 CIBE UYING KALE R

73.018 19 SUMUR BANDUNG

74.856 21 BANDUNG KIDUL

57.010 22 BUAH BA TU

88.650 24 ARCAMA NIK

68.950 25 CIB IRU

38.928 28 PANYILE UKAN

25.149 30 MANDA LAJA TI

Sumber: Bag Min Polrestabes Bandung, Tahun 2013

4.1.2 Gambaran Umum satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung

Berdasarkan Perkap No. 23 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Resort (Polres) dan Kepolisian Sektor (Polsek) disebutkan bahwa Polres adalah pelaksana tugas dan wewenang Polri di wilayah kabupaten/Kota yang berada di bawah Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda).

Pasal 2 Perkap No. 23 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Pada Tingkat Polres dan Polsek menjelaskan bahwa peraturan ini bertujuan untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas guna menyamakan pola pikir dan pola tindak dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi satuan organisasi Polres dan Polsek. Adapun struktur organisasi Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes) Bandung adalah seperti pada gambar berikut :

Gambar 3

Sumber: Bag Min Polrestabes Bandung, Tahun 2013

Wilayah hukum Polrestabes Bandung terbagi menjadi 27 Kepolisian Sektor (Polsek) dalam pelaksanaan tugas pokok kepolisian, yaitu :

Tabel 3 Kepolisian Sektor (Polsek) Di Kota Bandung

NO.

ALAMAT 1 Polsek Sukasari

NAMA

Jl. Gegerkalong Hilir No. 155 2 Polsek Sukajadi

Jl. Sukajadi No. 141 3 Polsek Cicendo

Jl. Hos Cokroaminot o No. 117 4 Polsek Andir

Jl. Saritem No. No. 14 5 Polsek Astanaanyar

Jl. Astanaany ar

6 Polsek Babakan Ciparay Jl. Soekarno Hatta No. 24 7 Polsek Bojongloa Kaler

Jl. Tugu Kencana No. 9 8 Polsek Bojongloa Kidul

Jl. Peta No. 104 9 Polsek Bandung Kulon

Jl. Syahbanar No. 07 10 Polsek Cidadap

Jl. DR. Setiabudi No. 396 11 Polsek Coblong

Jl. Sangkuriang No. 10 A 12 Polsek Bandung Wetan

Jl. Cihapit No. 7 A 13 Polsek Sumur Bandung

Jl. Kebon Sirih No. 39 14 Polsek Regol

Jl. Moh. Toha No. 81 15 Polsek Lengkong

Jl. Buahbatu No. 193 16 Polsek Kiaracondong

Jl. Ibrahim Aji No. 167 17 Polsek Cibeunying Kaler

Jl. Cikutra Barat No. 05 18 Polsek Cibeunying Kidul

Jl. A. Yani No. 879 19 Polsek Antapani

Jl. Ah. Nasution Km 6,5 No. 10 20 Polsek Arcamanik

Jl. Cisaranten Kulon 21 Polsek Panyileukan

Jl. AH. Nasution No. 06 22 Polsek Bandung Kidul

Jl. Batununggal No. 06 23 Polsek Buahbat u

Jl. Ciwastra No. 289 24 Polsek Rancasari

Jl. Bumi Asih No. 2 A 25 Polsek Gedebage

Jl. Raya Adi Pura No. 01 26 Polsek Ujungberung

Jl. AH. Nasution No. 20 27 Polsek Cinambo

Jl. Soekarno Hatta No. 783

Sumber: Bag Min Pol restabes Bandung, Tahun 2013

Berdasarkan Keputusan Kapolri Nopol : KEP/23/2010, tanggal 30 September 2010 tentang Organisasi dan Tata kerja Satuan-Satuan Organisasi pada tingkat Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort dan Sektor, struktur organisasi Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung adalah sebagai berikut :

Gambar 4

Bagan Struktur Organisasi Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung

Sumber: Min Sat Res Polrestabes Bandung, Tahun 2013

Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polrestabes Bandung merupakan satuan kerja yang berada di bawah Kepala Kepolisian Resort (Kapolres). Dalam pelaksanaan tugasnya, Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung dipimpin oleh seorang Kepala Satuan (Kasat) yang bertanggung jawab kepada Kapolres dan dalam pelaksanaan tugas sehari -hari di bawah kendali Wakapolres. Dalam Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung terdapat beberapa pendukung pelaksanaan tugas, yaitu urusan pembinaan operasional (Urbinops), urusan administrasi dan ketatausahaan (Urmintu), urusan identifikasi (Urident) serta 6 Unit kerja.

Urbinops merupakan unsur Staf Sat Reskrim Polrestabes Bandung yang

melaksanakan segala melaksanakan segala

Urident adalah unsur pelaksanaan Staf pada Sat Reskrim Polrestabes Bandung yang bertugas memberikan bimbingan tekhnis atas pelaksanaan fungsi

Identifikasi dalam lingkungan Polrestabes Bandung serta menyelenggarakan dan melaksanakan fungsi Reserse maupun untuk kepentingan pelayanan umum pada tingkat Polrestabes Bandung.

Unit I / Reserse Umum (Resum) bertugas melaksanakan penyidikan kasus-kasus tindak pidana pencurian biasa, pencurian dengan pemberatan, Penipuan, Penggelapan, Penganiayaan, pembunuhan, Korupsi dan perjudian. Unit II / Kejahatan dengan Kekerasan (Jatanras) bertugas melaksanakan penyidikan untuk kasus-kasus menonjol dan berintensitas tinggi, Kejahatan dengan Kekerasan, Tindak pidana yang menyangkut harta benda, Penculikan, Pembunuhan serta memberikan bantuan terhadap Unit-Unit yang memerlukan tindakan kepolisian (penangkapan).

Unit III / Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) bertugas melaksanakan penyidikan dan penyelidikan terhadap tindak pidana tertentu khususnya menyangkut Undang-Undang diluar KUHP selain itu juga bertugas memberikan bimbingan tekhnis, koordinasi dan pengawasan terhadap PPNS dalam lingkungan Polrestabes Bandung dalam menyelenggarakan dan melaksanakan kegiatan penyidikan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS).

Unit IV / Reserse Ekonomi (Resek) bertugas melaksanakan penyidikan kasus tindak pidana khususnya yang menyangkut tindak pidana ekonomi terutama di bidang perbankan, penyelundupan, produk dan perdagangan serta melakukan pengawasan/ penindakan terhadap pengusaha yang melakukan tindak pidana dalam dokumen perusahaan tentang ekspor dan impor barang.

Unit V / Kenderaan Bermotor (Ranmor) bertugas melaksanakan penyidikan tindak pidana pencurian, pemalsuan surat-surat kendaraan dan tindak pidana penipuan/penggelapan yang berhubungan dengan ranmor R-2 maupun R-4. Unit VI / Penanganan Perempuan dan Anak (PPA) bertugas melaksanakan penyidikan tindak pidana yang menyangkut kekerasan terhadap wanita dan anak-anak serta kekerasan dalam rumah tangga.

Sesuai dengan pasal 43 Peraturan Kapolri Nomor 23 tanggal 30 September 2010 tentang susunan Organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes), tugas Pokok Sat Reskrim Polrestabes Bandung sebagai berikut :

a. Sat Reskrim adalah unsur pelaksana Tugas Pokok pada Polrestabes yang berada dibawah Kapolrestabes.

b. Sat Reskrim bertugas melaksanakan penyelidikan,penyidikan, dan pengawasan penyidikan tindak pidana, termasuk fungsi identifikasi dan laboratorium forensik lapangan serta pembinaan, koordinasi dan pengawasan PPNS

c. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point b, Sat Reskrim menyelenggarakan fungsi:

1) Pembinaan teknisterhadap administrasi penyelidikan dan penyidikan, serta identifikasi dan laboratorium forensik lapangan;

2) Pelayanan dan perlindungan khusus kepada remaja, anak, dan wanita baik sebagi pelaku maupun korban 2) Pelayanan dan perlindungan khusus kepada remaja, anak, dan wanita baik sebagi pelaku maupun korban

3) Penidentifikasian untuk kepentingan penyidikan dan pelayanan umum;

4) Penganalisisan khusus beserta penanganannya, serta mengkaji efektivitas pelaksanaan Sat Reskrim;

5) Pelaksanaan pengawasan penyidikan tindak pidana yang dilakukan oleh penyidik pada unit Reskrim Polsek dan Sat Reskrim Polres;

6) Pembinaan, koordinasi, dan pengawasan PPNS baik dibidang operasional maupun administrasi penyidikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;

7) Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana umum dan khusus, antara lain tindak pidana ekonomi, korupsi, dan tindak pidana tertentu di daerah hukum Polres.

d. Sat Reskrim dipimpin oleh Kasat Reskrim yang bertanggung jawab kepada Kapolres dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolres.

e. Kasat Reskrim dalam melaksanakan tugasnya dibantu Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal (Wakasat Reskrim), Kaur Bin Ops, Kaur Identifikasi dan Kanit.

Adapun Daftar Susunan Personel (DSP) Sat Reskrim Polrestabes Bandung adalah sebagai berikut :

Tabel 4

Susunan Personil Satuan Reskrim Polrestabes Bandung JUMLAH

NO URAIAN

RIIL 1. KASAT

1 1 3. KAUR BINOPS

KOMPOL

III B

1 1 4. PAUR MINTU

2 10 6. KAUR IDENT

BA -

1 - 7. PAUR IDENT

8. BAUR IDENT

12 16 9. KANIT IDIK

PNS II/I

Sumber: Min Sat Res Polrestabes Bandung, Tahun 2013

Merujuk pada Tabel 4 di atas, terlihat bahwa terdapat beberapa jabatan kosong dan ketidaksesuaian jumlah anggota pada Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung, misalkan jabatan Kaur Ident yang seharusnya diperkuat oleh 1 personil yang berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) tetapi pada Sat Reskrim tidak ada yang menduduki jabatan tersebut sehingga tidak sesuai dengan apa yang disyaratkan dalam DSP.

Jumlah Bintara Unit (Banit), Bagian Umum (Banum), dan Kepala Sub Unit (Kasubnit) yang disusun dalam DSP belum sesuai dengan jumlah yang ada. Ketidaksesuaian lainnya terlihat pada jabatan Bintara Administrasi (Bamin) dan Bintara Urusan identifikasi, jabatan ini memang telah terisi, tetapi hal tersebut tidak sesuai karena kenyataannya jabatan tersebut diduduki oleh jumlah personel berpangkat bintara yang lebih banyak dibandingkan yang disyaratkan dalam DSP.

Keterangan Kaur Bin Ops Reserse Kriminal Polrestabes Bandung AKP. ESTI PRATIWI, SH (wawancara, 6 Februari 2014)

“Tindak Pidana yang terjadi di wilayah Polrestabes Bandung sangat banyak dan kompleks, sehingga pembagian personil disesuaikan dengan kebutuhan penyelesaian perkara pidana yang terjadi tidak terpatok hanya kepada perencanaan awal personel. ”

Tindak pidana yang terjadi di Daerah Jawa Barat khususnya di wilayah hukum Polrestabes Bandung dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 5 Data Tindak Pidana yang Ditangani Sat Reskrim Polrestabes Bandung dan Jajaran Tahun 2013

JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT NOP DES JML NO

JENIS KEJAHATAN CT CC CT CC CT CC CT CC CT CC CT CC CT CC CT CC CT CC CT CC CT CC CT CC CT CC

1 CURANMOR R-2 124 9 78 11 68 13 91 8 85 15 71 12 73 13 63 8 84 6 103 8 61 15 69 14 970 132 2 CURANMOR R-4 16 0 15 0 15 0 15 2 11 1 10 0 15 0 8 0 11 0 19 3 16 2 13 0 164 8

3 CURING 17 15 32 17 25 13 13 12 19 18 18 14 19 14 17 9 16 10 15 12 19 5 18 12 228 151 4 CURAT

43 16 53 24 55 15 50 18 43 11 44 12 49 19 43 17 32 14 31 22 30 16 38 17 511 201 5 CURAS

36 12 37 13 39 10 33 8 34 9 27 13 29 7 28 14 25 7 36 7 24 9 44 15 392 124 6 PEMERASAN

2 2 2 2 3 1 1 2 3 1 7 2 6 3 10 3 2 1 0 2 0 0 4 2 40 21 7 ANIAYA RINGAN 7 4 8 3 14 8 4 1 8 1 4 3 2 1 2 0 6 2 5 3 7 0 4 1 71 27

8 PENGANIAYAAN 18 9 23 17 15 16 23 12 20 23 33 16 24 14 16 9 12 10 15 6 20 10 23 10 242 152 9 PENIPUAN

58 19 56 13 67 14 62 16 85 19 57 15 66 21 72 14 64 13 64 17 55 21 49 16 755 198 10 PENGGELAPAN 17 6 29 8 20 19 24 13 27 13 36 9 21 9 18 10 25 11 27 10 21 12 23 13 288 133

11 PEMALSUAN 1 1 3 1 6 0 3 0 10 0 2 2 4 4 2 0 6 3 2 4 4 4 2 3 45 22 12 PENGROYOKAN 5 4 6 3 11 5 10 7 23 8 13 8 16 5 17 9 16 6 17 11 13 3 10 7 157 76 13 PENGRUSAKAN 4 3 3 3 4 0 2 1 2 0 13 0 4 0 5 0 4 1 4 2 6 2 2 1 53 13 14 PENADAHAN

18 PERKOSAAN 1 0 1 0 1 0 3 0 1 0 1 1 4 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 14 1 19 SENPI

0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 0 1 1 0 0 0 4 1 0 2 0 0 0 5 7 20 SAJAM

0 2 2 0 1 1 2 3 2 1 0 0 1 0 0 2 2 1 3 2 3 3 3 1 19 16 21 MERK / HAKI

Sumber: Min Sat Res Polrestabes Bandung, Tahun 2013

Salah satu tindak pidana berupa pencurian dengan kekerasan (curas) yang terjadi di kota Bandung pada bulan Agustus 2013 adalah kasus pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan me ninggal dunia terhadap korban yang bernama Fransciesca Yofie. Keterangan Kanit I Reserse Kriminal Polrestabes Bandung AKP. SUPRIYONO (wawancara, 2 Februari 2014) :

“Kasus pidana pembunuhan maupun curas sebenarnya sudah biasa terjadi, apalagi di kota besar seperti Bandung, namun karena kasus

Sisca menonjol dan sudah menjadi perhatian publik, sehingga jadi atensi pimpinan. Jadinya selama kurang lebih tiga bulan, mulai dari awal datangnya laporan kejadian hingga penyerahan berkas ke kejaksaan sangat menguras tenaga dan perhatian seluruh penyidik unit saya demi terungkapnya kasus Sisca ini, apalagi banyak LSM, media

bahkan Kompolnas yang datang langsung untuk mendapatkan keterangan,seakan- akan memberikan interfensi.”

4.1.3 Gambaran Umum Kasus Pembunuhan Fransciesca Yofie

Berdasarkan Resume Berita Acara Pendapat yang diberikan oleh penyidik pembantu Sat Reskrim Polrestabes Bandung, Brigadir.Pol Arief,SH kepada peneliti, peristiwa tindak pidana pencurian dengan kekerasan atau kejahatan terhadap nyawa orang dan atau pembunuhan terhadap korban bernama Fransciesca Yofie (34 tahun), terjadi pada hari Senin, 5 Agustus 2013 sekitar pukul 18.30 WIB. Tersangka pembunuhan bernama Wawan alias Awing (39 tahun) dan Ade Ismayadi alias Epul (24 tahun). Kejadian tersebut terjadi di Jl. Setra Indah Utara II di depan rumah No. 11 Kel. Cipedes Kec. Sukajadi Kota Bandung.

Kejadian tersebut berawal ketika Tanggal 5 Agustus sekitar pukul 18.00 WIB tersangka Ade sedang berbuka puasa di mesjid Baiturrahman Jl.Sukamulya. Ade adalah keponakan dari tersangka Wawan yang saat diajak Kejadian tersebut berawal ketika Tanggal 5 Agustus sekitar pukul 18.00 WIB tersangka Ade sedang berbuka puasa di mesjid Baiturrahman Jl.Sukamulya. Ade adalah keponakan dari tersangka Wawan yang saat diajak

Kemudian tersangka Wawan menyuruh tersangka Ade untuk mengendarai sepeda motor menyusuri jalan perumahan, namun di pos kamling RW.03 Sukamulya kedua tersangka sempat berhenti karena tersangka Wawan memberikan sebotol bir kepada tersangka Ade dengan maksud agar lebih berani. Tidak lama setelah mereka melanjutkan kembali perjalanannya, kedua tersangka yang tadinya tidak merencanakan siapa korbannya, di Jl.Setra Indah Utara II No.11 melihat seorang perempuan sedang membuka pintu pagar dengan posisi pintu depan mobil terbuka.

Tersangka Wawan kemudian menginstruksikan tersangka Ade agar mendekati mobil tersebut dan menunggu diatas sepeda motor. Setelah itu tersangka Wawan menghampiri dengan berpura-pura menyapa korban dan langsung mengambil tas korban yang berada di dalam mobil lalu naik ke sepeda motor dan melarikan diri bersama tersangka Ade.

Pada saat kejadian, korban berteriak minta tolong sambil mengejar tersangka Wawan sehingga sempat merangkul lehernya dari belakang, kemudian tersangka Wawan membacokan golok yang dibawanya dari rumah ke kepala korban sebanyak tiga kali sambil melepaskan tangan korban dari lehernya. Saat jatuh rambut korban terlilit pada gear motor kemudian tubuhnya terseret. Melihat hal tersebut di Jl.tersangka Wawan langsung turun dan memotong rambut korban dengan menggunakan golok yang dibawanya lalu melarikan diri.

Sampai di Jl.Sukamulya Baru, tersangka Wawan membongkar tas perempuan berwarna coklat milik korban yang berhasil diambilnya. Didalamnya terdapat satu buah Iphone 4s warna putih, tiga buah kartu ATM (BCA,Mandiri, dan BNI), alat-alat kecantikan wanita, serta uang tunai Rp 1.000.000,- (satu juta Rupiah). Setelah itu, tersangka Wawan meminta tersangka Ade mematikan Iphone hasil kejahatan tersebut kemudian membuang helm yang mereka kenakan di depan sebuah rumah No.9.

Setelah itu, tersangka Wawan pergi menggunakan sepeda motornya dan meninggalkan tersangka Ade di Jl.Sukamulya Baru. Dalam perjalanan kaki menuju rumah, tepatnya di depan Mess Remaja TNI AU Husein, tersangka Ade membuang jaket yang digunakannya, golok serta tas korban ke kali Gg.Sukawarna.

Tersangka Wawan melarikan diri ke daerah Cianjur, sedangkan tersangka Ade setelah melihat berita tentang kematian korban penjambretannya di televisi, dengan penyesalan dan rasa bersalah langsung menceritakan perbuatan yang telah dilakukannya kepada kakeknya. Pada ha ri Sabtu Tanggal 10 Agustus sekitar pukul.14.30 WIB didampingi kakeknya, tersangka Ade menyerahkan diri ke Polsek Sukajadi. Keesokan harinya, Minggu 11 Agustus sekitar pukul 11.30 WIB tersangka Wawan tertangkap di daerah Sukanegara Cianjur pada saat berusaha menjual motor yang

digunakannya saat melakukan kejahatan.