Analisa proses pengungkapan kasus pembunuhan Fransciesca Yofie oleh penyidik Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung

5.1.2 Analisa proses pengungkapan kasus pembunuhan Fransciesca Yofie oleh penyidik Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung

Berdasarkan pembahasan pada sub Bab 5.1.1 , dapat disimpulkan bahwa proses penyidikan dalam mengungkap kasus pembunuhan Fransciesca Yofie yang dilaksanakan oleh penyididk Polrestabes Bandung telah mengacu dan berpedoman kepada KUHAP dan Perkap No.14 Tahun 2012 menegenai Manajemen Penyidikan Tindak Pidana. Hal tersebut menunjukan bahwa proses penyidikan dan penyelidikan yang dilaksanakan oleh penyidik Sat Reskrim Polrestabes Bandung dalam mengungkap kasus pembunuhan Fransciesca Yofie telah memenuhi prinsip-prinsip yang dimaksud dalam Pasal 3 No.14 Tahun 2012, yaitu :

a. Legalitas Proses penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang -undangan. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 13 menyebutkan bahwa tugas pokok Polri salah satunnya adalah penegakan hukum. Pasal tersebut menjadi dasar kewenangan Polri dalam hal melaksanakan rangkaian penyelidikan dan penyidikan guna mengungkap suatau perkara pidana demi tercapainya penegakan hukum.

Terkait dengan penulisan skripsi ini, berdasarkan hasil analisa peneliti, seluruh proses penyidikan oleh Sat Reskrim Polrestabes Bandung dalam mengungkap kasus Pembunuhan Fransciesca Yofie telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yaitu sesuai KUHAP dan KUHP.

Berdasarkan hasil telaah dokumen yang peneliti lakukan terhadap Berkas Perkara Pidana kasus pembunuhan Fransciesca Yofie oleh Sat Reskrim Polrestabes Bandung, mulai dari pembuatan Laporan Polisi sampai dengan Penyerahan Berkas Perkara telah dilengkapi secara administrasi, sehingga memenuhi asas legalitas.

b. Profesional Penyidik/penyidik pembantu dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang penyidikan sesuai kompetensi yang dimiliki. Terkait dengan penulisan skripsi ini, berdasarkan hasil telaah Berkas Perkara Pidana pembunuhan Fransciesca Yofie, pengungkapan kasus pembunuhan Fransciesca Yofie telah melibatan saksi ahli guna melakukan pemeriksaan terhadap barang bukti, tersangka maupun korban. Pemeriksaan secara Scientific Crime Investigation (SCI) dilaksanakan oleh pihak atau Instansi yang berkompeten dibidangnya, sehingga asas profesional terpenuhi.

c. Proporsional Setiap penyidik/penyidik pembantu dalam melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi, peran dan tanggung jawabnya. Secara sosiologis, maka setiap penegak hukum mempunyai kedudukan (status) dan peranan (role). Sesuai dengan Pasal 43 Perkap No. 23 tanggal 30 September 2010 tentang susunan Organisasi dan Tata Kerja (OTK) pada tingkat Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes), salah satu tugas Pokok Sat Reskrim Polrestabes Bandung adalah melaksanakan penyelidikan,penyidikan, dan pengawasan penyidikan tindak pidana, c. Proporsional Setiap penyidik/penyidik pembantu dalam melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi, peran dan tanggung jawabnya. Secara sosiologis, maka setiap penegak hukum mempunyai kedudukan (status) dan peranan (role). Sesuai dengan Pasal 43 Perkap No. 23 tanggal 30 September 2010 tentang susunan Organisasi dan Tata Kerja (OTK) pada tingkat Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes), salah satu tugas Pokok Sat Reskrim Polrestabes Bandung adalah melaksanakan penyelidikan,penyidikan, dan pengawasan penyidikan tindak pidana,

Dalam Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung terdapat beberapa pendukung pelaksanaan tugas, yaitu urusan pembinaan operasional (Urbinops), urusan administrasi dan ketatausahaan (Urmintu), urusan identifikasi (Urident), serta 6 Unit kerja.

Terkait kasus pembunuhan Fransciesca Yofie, proses pengungkapan dilaksanakan ole h Unit I / Reserse Umum (Resum). Sesuai dengan struktur OTK Sat Reskrim Polrestabes Bandung. Unit I bertugas melaksanakan penyidikan kasus -kasus tindak pidana pencurian biasa, pencurian dengan pemberatan, Penipuan, Penggelapan, Penganiayaan, pembunuhan, Korupsi dan perjudian.

Setelah proses penyidikan dilksanakan oleh penyidik Sat Reskrim Polrestabes Bandung dan dinyatakan lengkap (P21) oleh pihak Kejaksaan Negeri Bandung, maka selanjutnya Berkas Perkara Pidana disertai kedua tersangka dan seluruh barang bukti diserahkan kepada Kejaksaan Negeri Bandung guna pelaksanaan penegakan hukum selanjutnya. Hal ini menunjukan pemenuhan asas proporsionalitas yang dilakukan oleh Sat Reskrim Polrestabes dalam proses pengungkapan kasus pembunuhan Fransciesca Yofie.

d. Prosedural Proses penyelidikan dan penyidikan dilaksanakan sesuai mekanisme dan tata cara yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Terkait dengan penulisan skripsi ini, penjelasan pada sub Bab 5.1.1 menunjukan bahwa pengungkapan kasus d. Prosedural Proses penyelidikan dan penyidikan dilaksanakan sesuai mekanisme dan tata cara yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Terkait dengan penulisan skripsi ini, penjelasan pada sub Bab 5.1.1 menunjukan bahwa pengungkapan kasus

e. Transparan Terkait dengan pengungkapan kasus Pembunuhan Fransciesca Yofie oleh Sat Reskrim Polrestabes Bandung penyelidikan dan penyidikan dilakukan secara terbuka yang dapat diketahui perkembangan penanganannya oleh masyarakat. Dalam hal perkembangan penyidikan, pihak Sat Reskrim telah mengirimkan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan kepada pihak keluarga Fransciesca Yofie.

Selain itu, dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada Kasubbag Humas Polrestabes Bandung, Kompol.Rosdiana yang kemudian dikuatkan dengan hasil wawancara dengan beberapa wartawan media online dan televisi, Tri dan adi, menerangkan bahwa pihak Polrestabes melalui Kapolrestabes, Kasatker maupun Bid Humas telah memenuhi Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 2008 mengenenai Keterbukaan Informasi Publik dengan cara memberikan keterangan kepada masyarakat melalui pihak media maupun lembaga lainnya yang meminta keterangan terkait penyidikan.

Hal tersebut menunjukan bahwa dalam rangka mengungkap kasus Pembunuhan Fransciesca Yofie, Sat Reskrim Polrestabes Bandung telah memenuhi asas transparansi.

f. Akuntabel Proses penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum oleh pihak kepolisian khususnya Polrestabes Bandung karena telah memenuhi asas legalitas.

g. Efektif dan Efisien Dengan didukung dengan sumber daya, anggaran , serta sarana dan prasarana yang memadai, penyidikan dilakukan secara cepat, tepat, murah dan tuntas.

Peran diwujudkan dalam perilaku oleh aktor secara berbeda-beda dari satu aktor ke aktor yang lain. Satu aktor dapat berbeda-beda caranya membawakan suatu peran tertentu pada waktu yang berbeda. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor. Terkait dengan efektifitas dan efisiensi penegakan hukum yang dilakukan oleh Sat Reskrim Polrestabes Bandung dalam mengungkap kasus pembunuhan Fransciesca Yofie, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses penyidikan sebagai upaya penegakan hukum. Menurut (Soekanto, 1983: 5), terdapat adanya sejumlah faktor yang mempengaruhi proses penegakan hukum, yaitu:

a. Faktor hukumnya. Semakin baik suatu peraturan hukum akan semakin memungkinkan

penegakannya, demikian pula sebaliknya. Suatu peraturan hukum dikatakan baik, bila peraturan tersebut berlaku baik secara yuridis, sosiologis maupun filosofis. Secara yuridis maksudnya adalah bahwa peraturan hukum tersebut dibuat berdasarkan kaidah yang lebih tinggi tingkatannya. Suatu peraturan hukum disebut baik secara sosiologis, apabila peraturan hukum tersebut diakui atau diterima oleh masyarakat dan kepada siapa peraturan hukum tersebut penegakannya, demikian pula sebaliknya. Suatu peraturan hukum dikatakan baik, bila peraturan tersebut berlaku baik secara yuridis, sosiologis maupun filosofis. Secara yuridis maksudnya adalah bahwa peraturan hukum tersebut dibuat berdasarkan kaidah yang lebih tinggi tingkatannya. Suatu peraturan hukum disebut baik secara sosiologis, apabila peraturan hukum tersebut diakui atau diterima oleh masyarakat dan kepada siapa peraturan hukum tersebut

Terkait dengan penulisan skripsi ini, selain KUHP dan KUHAP, Perkap No.14 Tahun 2012 adalah dasar utama bagi penyidik Sat Reskrim Polrestabes Bandung dalam mengungkap kasus Pembunuhan Fransciesca Yofie. Seperti yang dijelaskan pada pembahasan sebelumnya bahwa dalam pelaksanaan proses penyidikan tindak pidana, penyidik berpedoman pada KUHAP dan Perkap no.14 Tahun 2012. Sedangkan dalam hal menetapkan pasal pidana kepada tersangka, penyidik menggunakan KUHP, yaitu dengan Analisa Yuridis sebagai berikut :

Pasal 365 KUHP : Dalam kasus pembunuhan fransciesca Yofie, unsur pasal yang

dipenuhi oleh tersangka adalah :

a. Barang siapa

- Wawan Alias Awing, Umur 39 tahun, lahir di Bandung tanggal 21 September 1974, jenis kelamin Laki-laki Warga Negara Indonesia Agama Islam, Pekerjaan Wiraswasta Alamat Jl. Sukagalih No. 169 Rt.

004 Rw. 005 Kel. Sukagalih Kec. Sukajadi Kota Bandung. - Ade Ismayadi Alias Epul, Umur 24 tahun, lahir di Bandung tanggal 06

Maret 1989, jenis kelamin Laki-laki Warga Negara Indonesia Agama Islam, Pekerjaan Karyawan Swasta Alamat Jl. Sukagalih No. 169 Rt. 004 Rw. 005 Kel. Sukagalih Kec. Sukajadi Kota Bandung Maret 1989, jenis kelamin Laki-laki Warga Negara Indonesia Agama Islam, Pekerjaan Karyawan Swasta Alamat Jl. Sukagalih No. 169 Rt. 004 Rw. 005 Kel. Sukagalih Kec. Sukajadi Kota Bandung

Wawan Alias Awing dan Ade Ismayadi Alias Epul telah melakukan pencurian dengan kekerasan dengan cara para Tersangka mengambil tas milik korban bernama Fransciesca Yofie yang tersimpan didalam mobil, kemudian saat para tersangka melarikan diri dgn menggunakan sepeda motor, korban mengejar dan memegang leher tersangka Wawan Alias Awing untuk merebut kembali tasnya, namun sepeda motor yang dikendarai oleh para tersangka tetap melaju yang akhirnya tersangka Wawan Alias Awing membacok kepala korban dengan menggunakan golok sebanyak tiga kali hingga korban jatuh dan rambut korban terbelit pada gear motor tersebut, sehingga korban terseret dan akhirnya meninggal dunia.

c. Dilakukan oleh 2 (dua) orang bersama -sama atau lebih

Berdasarkan fakta-fakta yang dapat diungkap berdasarkan alat bukti berupa keterangan saksi dan keterangan kedua tersangka bahwa pencurian dengan kekerasan tersebut dilakukan oleh Tersangka Wawan Alias Awing sebagai pengambil tas milik korban serta membacok kepala korban, bersama tersangka Ade Ismayadi Alias Epul sebagai pengemudi sepeda motor dalam melakukan tindak pidana.

Pasal 338 KUHP : “Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam

karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”

Pada pasal ini, unsur pasal yang dipenuhi oleh kedua tersangka kasus pidana terhadap Fransciesca Yofie adalah : Pada pasal ini, unsur pasal yang dipenuhi oleh kedua tersangka kasus pidana terhadap Fransciesca Yofie adalah :

- Wawan Alias Awing, Umur 39 tahun, lahir di Bandung tanggal 21 September 1974, jenis kelamin Laki-laki Warga Negara Indonesia Agama Islam, Pekerjaan Wiraswasta Alamat Jl. Sukagalih No. 169 Rt. 004 Rw. 005 Kel. Sukagalih Kec. Sukajadi Kota Bandung.

- Ade Ismayadi Alias Epul, Umur 24 tahun, lahir di Bandung tanggal 06 Maret 1989, jenis kelamin Laki-laki Warga Negara Indonesia Agama Islam, Pekerjaan Karyawan Swasta Alamat Jl. Sukagalih No. 169 Rt. 004 Rw. 005 Kel. Sukagalih Kec. Sukajadi Kota Bandung

b. Dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain

Wawan Alias Awing dan tersangka Ade Ismayadi Alias Epul selain mengambil tas milik korban korban bernama Fransciesca Yofie, Wawan Alias Awing juga membacok kepala korban dengan menggunakan golok sebanyak tiga kali hingga korban jatuh dan rambut korban terbelit didalam gear motor tersebut sehingga korban terseret dengan sepeda motor yang dikemudikan

oleh Ade Ismayadi Alias Epul dan akhirnya korban meninggal dunia.

b. Faktor penegak hukum.

Penegak hukum merupakan salah satu faktor yang menentukan proses penegakan hukum, dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban bagi masyarakat. Penegak hukum tersebut merupakan pihak-pihak yang menerapkan hukum, dimana dalam hal ini adalah kepolisian, kejaksaan, kehakiman, pengacara dan petugas pemasyarakatan.

Seorang penegak hukum mempunyai kedudukan dan peranan sekaligus, yang bertujuan untuk menjalankan tugasnya dalam mencegah sejumlah ancaman maupun gangguan untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban bagi masyarakat. Peranan yang dijalankan adalah melaksanakan setiap tugasnya sesuai prosedur maupun ketentuan hukum yang berlaku, serta mampu melindungi hak asasi setiap manusia.

Kepolisian merupakan garda terdepan dalam proses peradilan pidana demi terwujudnya penegakan hukum yang adil, pasti, dan bermanfaat. Keterbatasan yang dimiliki oleh aparat penegak hukum, khususnya penyidik, menjadi suatu celah bagi objek hukum yaitu masyarakat untuk mengkritisi

kinerja Polri dalam pengungkapan suatu perkara pidana. Terkait dengan penulisan skripsi ini, penyidik Polrestabes telah

melaksanakan proses penyidikan untuk mengungkap kasus pembunuhan Fransciesca Yofie secara maksimal. Berdasarkan telaah yang dilakukan peneliti terhadap Berkas Perkara Pidana kasus pembunuhan Fransciesca Yofie, Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya pelaksanaan pemeriksaan terhadap tersangka dan barang bukti secara Scientific Crime Investigation (SCI), antara lain visum, pemeriksaan digital forensik, pemeriksaan psikologi tersangka, dan pemeriksaan Laboratorium forensik meskipun tersangka telah menyerahkan

diri.

Proses penyidikan yang terkesan lambat, yaitu mulai tanggal 6 Agustus 2013 sampai dengan tanggal 7 November hasil penyidikan dinyatakan lengkap ( P21) oleh pihak Kejaksaan Negeri Bandung disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa diantaranya adalah, berdasarkan data yang didapatkan oleh peneliti Proses penyidikan yang terkesan lambat, yaitu mulai tanggal 6 Agustus 2013 sampai dengan tanggal 7 November hasil penyidikan dinyatakan lengkap ( P21) oleh pihak Kejaksaan Negeri Bandung disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa diantaranya adalah, berdasarkan data yang didapatkan oleh peneliti

Hal tersebut kemudian didukung dengan hasil wawancara kepada KBO Sat Reskrim Polrestabes Bandung, AKP. Esty Pratiwi, yang menyatakan bahwa dengan angka kejahatan yang tinggi di Bandung, jumlah personil ya ng tersedia belum memadai, sehingga pembagian personil tidak berpatokan pada perencanaan awal personil.

Selain itu lambatnya proses penyidikan juga disebabkan oleh pemberitaan di media mengenai kasus pembunuhan Fransciesca Yofie. Analisa awal penyidikan yang disampaikan oleh pihak kepolisian saat kejadian berbeda dengan hasil penyidikan setelah tersangka menyerahkan diri. Akibatnya timbul berbagai opini ditengah masyarakat yang secara tidak langsung menghambat proses penyidikan. Berbagai pihak baik dari media, Kompolnas, maupun pihak keluarga korban menuntut penyelesaian kasus pembunuhan Fransciesca Yofie secara adil dan tuntas.

Maka dari itu, perlu ditata kembali mengenai pelaksanaan transparansi penyidikan tindak pidana oleh kepolisian sebagai wujud pelaksanaan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Fungsi Humas Polrestabes Bandung harus di optimalkan dalam penyampaian informasi kepada publik.

c. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. Tanpa adanya sarana atau fasilitas maka proses penegakan hukum dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat tidak akan berjalan c. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. Tanpa adanya sarana atau fasilitas maka proses penegakan hukum dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat tidak akan berjalan

Terkait dengan penulisan skripsi ini , Sat Reskrim Polrestabes Bandung masih belum memiliki sarana dan prasarana yang mendukung pengungkapan tindak pidana secara Scientific Crime Investigation (SCI). Oleh sebab itu, dalam Berkas Perkara Pidana pembunuhan Fransciesca Yofie, peneliti mendapatkan keterangan bahwa pelaksanaan pemeriksaan psikologi tersangka didukung oleh Bag Psi Biro SDM Polda Jabar, pemeriksaan Laboratorium Digital Forensik dibantu oleh pihak Mabes Polri serta perusahaan telekomunikasi swasta, dan visum terhadap korban dilaksanakan oleh RSHS Bandung.

Adanya keterlibatan pihak-pihak tersebut, menunjukan bahwa pengungkapan kasus Fransciesca Yofie telah dilaksanakan secara proporsional, tidak hanya dilaksanakan sepihak oleh Sat Reskrim Polrestabes Bandung tetapi juga melibatkan pihak-pihak yang berkompeten dibidangnya dalam membantu pengungkapan kasus tersebut.

d. Faktor masyarakat.

Kondisi masyarakat dimana peraturan hukum berlaku atau diterapkan, juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pelaksanaan penegakan hukum. Hal ini dikarenakan penegak hukum berasal dari masyarakat, dan bertujuan untuk mewujudkan keamanan serta ketertiban bagi masyarakat. Fokus terpenting dari masyarakat yang menentukan penegakan hukum adalah adanya kesadaran hukum dari masyarakat, untuk mentaati segala aturan-aturan hukum Kondisi masyarakat dimana peraturan hukum berlaku atau diterapkan, juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pelaksanaan penegakan hukum. Hal ini dikarenakan penegak hukum berasal dari masyarakat, dan bertujuan untuk mewujudkan keamanan serta ketertiban bagi masyarakat. Fokus terpenting dari masyarakat yang menentukan penegakan hukum adalah adanya kesadaran hukum dari masyarakat, untuk mentaati segala aturan-aturan hukum

Terkait penulisan skripsi ini, adanya laporan dari masyarakat yang disampaikan melalui telepon tentang ditemukannnya kasus pembunuhan Fransciesca Yofie menunjukan adanya sikap kepercayaan yang ditunjukan oleh masyarakat mengenai tugas pokok kepolisian sebagai penegak hukum. Namun disisi lain, opini yang diberikan masyarakat setelah proses penyidikan dilaksanakan oleh kepolisian menunjukan bahwa masyarakat meragukan hasil penyidikan serta kinerja Polri sebagai penegak hukum, seperti yang ditunjukan pada berita-berita yang peneliti cantumkan pada hasil temuan penelitian di Bab

IV skripsi ini.

Hal tersebut berhubungan dengan pemberitaan yang ada di media mengenai perkembangan penyidikan oleh kepolisian. Menurut teori pembentukan opini, jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi apa yang dianggap penting media, maka penting juga bagi masyarakat. Saat ini, berita mengenai kasus pembunuhan Fransciesca Yofie yang dikonsumsi oleh masyarakat telah bercampur dengan opini sehingga mempengaruhi

kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum oleh kepolisian.

e. Faktor kebudayaan.

Menurut (Soekanto, 1983), kebudayaan pada dasarnya merupakan hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup. Di dalam suatu budaya terdapat adanya nilai-nilai yang harus Menurut (Soekanto, 1983), kebudayaan pada dasarnya merupakan hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup. Di dalam suatu budaya terdapat adanya nilai-nilai yang harus

Di samping itu, berlaku pula hukum tertulis yang dibentuk oleh golongan tertentu dalam masyarakat, yang mempunyai kekuasaan dan wewenang untuk melaksanakannya. Hukum tersebut harus dapat mencerminkan nilai-nilai yang menjadi dasar dari hukum adat, agar hukum dapat berlaku secara efektif. Semakin banyak persesuaian antara peraturan dengan kebudayaan masyarakat, maka akan semakin mudah hukum ditegakan.

Terkait dengan penulisan skripsi ini, pengungkapan kasus pembunuhan Fransciesca Yofie dilaksanakan oleh Sat Reskrim Polrestabes hukum positif bukan hukum adat. Pelaksanaan penyidikan dilaksanakan berdasarkan KUHAP, KUHP, dan Perkap No.14 Tahun 2012 tentang Manajemen Penyidikan Tindak Pidana. Adanya ketentuan tersebut, memberikan kekuatan hukum bagi penyidik, untuk menjalankan tugas penyidikan secara optimal.

5.2 Analisa opini masyarakat terhadap pengungkapan kasus pembunuhan Fransciesca Yofie oleh penyidik Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung ditinjau dari segi psikologi sosial

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan beberapa wartawan dari media cetak maupun online, kasus pembunuhan Fransciesca Yofie tergolong kasus yang banyak menyita perhatian publik. Selain karena proses tewasnya yang sadis yaitu terseret sepeda motor dan dibacok tiga kali pada bagian kepala, di waktu orang berbuka puasa, 5 hari menjelang hari raya Idul Fitri, Fransciesca Yofie adalah sosok yang secara fisik dianggap cantik dan merupakan seorang manajer di sebuah perusahaan jasa keuangan yang ada di Kota Bandung.

Pada awal penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian, ditemukan posting terakhir pada akun Facebook korban yang isinya menggambarkan kebencian mendalam terhadap seseorang. Hal tersebut menimbulkan rasa penasaran di tengah masyarakat menegenai sosok pelaku pembunuhan terhadap Fransciesca Yofie serta motif pelaku dalam melakukan pembunuhan tersebut.

Menurut wartawan, sampai dengan saat ini minat masyarakat untuk mengetahui tentang perkembangan kasus pembunuhan tersebut masih tinggi. Dari hasil pengamatan yang peneliti laksanakan, berbagai informasi yang beredar di media menunjukan ketidakpuasan terhadap proses penyidikan dan hasil penyidikan yang dilaksanakan oleh pihak kepolisian. Terkait dengan itu, dalam penulisan skripsi ini, peneliti melakukan analisa mengenai hal tersebut Menurut wartawan, sampai dengan saat ini minat masyarakat untuk mengetahui tentang perkembangan kasus pembunuhan tersebut masih tinggi. Dari hasil pengamatan yang peneliti laksanakan, berbagai informasi yang beredar di media menunjukan ketidakpuasan terhadap proses penyidikan dan hasil penyidikan yang dilaksanakan oleh pihak kepolisian. Terkait dengan itu, dalam penulisan skripsi ini, peneliti melakukan analisa mengenai hal tersebut

Teori Gestalt menjelaskan bahwa proses persepsi terjadi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Dalam kasus pembunuhan Fransciesca Yofie, informasi dan fakta yang ditemukan oleh penyidik kepolisian sebagai analisa awal hasil penyidikan selanjutnya disampaikan melalui media secara terpisah. Kemudian masyarakat menghubung-hubungkan informasi dan fakta terpisah yang disampaikan melalui media tersebut dengan menggunakan logika sehingga mengarah pada suatu pola tertentu. Informasi dan fakta tersebut

antara lain :  Terbunuhnya Fransciesca Yofie secara mengenaskan, terseret motor dan

terdapat tiga luka bacokan  Pada awal ditemukannya kasus pembunuhan, Polisi menyatakan bahwa

tidak ada barang korban yang hilang dan analisa awal penyidikan kemungkinan motif pelaku adalah dendam bukan motif ekonomi.

 Status Facebook Fransciesca Yofie yang menunjukan sebuah pengungkapan rasa kebencian yang mendalam kepada seseorang dan disertai dengan cacian serta kata-kata kasar.

 Saat proses penyelidikan dilaksanakan, dikamar kost Fransciesca Yofie penyidik menemukan foto mesra korban bersama seorang perwira menengah Polda Jabar berinisial Kompol “A” beserta surat cinta antara keduanya.

 Pihak kepolisian membenarkan bahwa sebelumnya antara korban dengan oknum kepolisian yang berinisial Kompol “A” memiliki hubungan khusus, meskipun Kompol “A” sudah menikah.

Berdasarkan informasi dan fakta yang disampaikan masyarakat melalui media tersebut, maka masyarakat akan mudah untuk menyimpulkan bahwa kematian Fransciesca Yofie pasti terkait dengan Kompol “A” yang merupakan pejabat Kepolisan di Polda Jawa Barat. Opini masyarakat tersebut semakin menguat dengan diikuti dengan tingginya frekuensi dan intensitas pemberitaan oleh media secara nasional mengenai kasus pembunuhan Fransciesca Yofie.

Berdasarkan teori Agenda Setting, , media memiliki efek yang sangat kuat dalam mempengaruhi pandangan masyarakat. Apa yang dianggap penting oleh media, maka penting juga bagi masyarakat karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar bukan dengan perubahan sikap dan pendapat.

Terkait dengan Kasus pembunuhan Fransciesca Yofie, berdasarkan hasil wawancara dengan Kasubnit Humas Polrestabes Bandung, AKP. Rosdiana, peneliti menemukan bahwa informasi yang disampaikan oleh media merupakan fakta yang telah di konfirmasikan dengan pihak kepolisian yang berwenang menangani kasus tersebut. Namun, menurut hasil wawancara dengan wartawan dari beberapa media, berita yang disampaikan melalui media adalah fakta yang telah dirangkum dengan opini.

Tidak semua fakta dan keterangan yang diberikan oleh pihak kepolisian kepada media sampaikan kepada masyarakat secara lengkap. Informasi yang diberikan secara selektif sesuai kemauan redaksi media tersebut dan mengarahkan masyarakat agar menumbuhkan rasa penasaran di masyarakat Tidak semua fakta dan keterangan yang diberikan oleh pihak kepolisian kepada media sampaikan kepada masyarakat secara lengkap. Informasi yang diberikan secara selektif sesuai kemauan redaksi media tersebut dan mengarahkan masyarakat agar menumbuhkan rasa penasaran di masyarakat

Masyarakat tidak percaya begitu saja ketika pihak kepolisian berhasil menangkap pelaku pembunuhan Fransciesca Yofie. Meskipun pelaku pembunuhan mengaku membunuh atas dasar alasan ekonomi dan bukan atas perintah siapapun termasuk Kompol “A”. Opini masyarakat tetap mengarah kepada kematian Fransciesca Yofie pasti terkait dengan Kompol “A”. Ketika dilakukan rekonstruksi pembunuhan, masyarakat masih meragukan motif dan cara pembunuhan tersebut, seperti dinyatakan oleh berbagai pihak seperti IPW, kriminolog, Kompolnas maupun pihak lainnya.

Peran dilihat wujudnya dari tujuan dasarnya atau hasil akhirnya, terlepas dari cara mencapai tujuan atau hasil tersebut. Walaupun demikian, tidak tertutup kemungkinan adanya cara-cara tertentu dalam suatu peran yang mendapat sanksi dari masyarakat. (Sarwono, 2013:219). Fakta dan informasi hasil

yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dengan proses pemeriksaan secara Scientific Crime Investigation (SCI) tidak membuat masyarakat percaya kepada proses penyidikan Polri . Bahkan masyarakat cenderung menganggap pihak kepolisian menutupi hal yang sebenarnya. Ketidakpercayaan masyarakat ini sangat mungkin dikarenakan adanya prasangka kepada Polri.

perkembangan

penyidikan

oleh

kepolisian

Prasangka adalah sikap yang negatif terhadap kelompok tertentu atau seseorang, semata-mata karena keanggotaannya dalam kelompok tertentu (Baron & Byrne, 1994). Prasangka timbul karena penilaia n yang tidak berdasar (unjustified) dan pengambilan sikap sebelum menilai dengan cermat, sehingga terjadi penyimpangan pandangan (bias) dari kenyataan yang sesungguhnya .

Dampak negatif dari prasangka adalah adanya stereotip yaitu sifat-sifat yang khas dan seakan-akan menempel pada kelompok. Dari kaca mata psikologi kognitif, stereotip ini timbul karena manusia membentuk skema atau kategori dalam kognisinya dan sekali skema ini sudah terbentuk, orang hanya cenderung akan menerima informasi yang sesuai denga n skema itu dan menolak yang tidak sesuai (Evans & Tyler, 1986).

Stereotip masyarakat terhadap Polri dalam hal ini adalah mengenai penanganan kasus pidana yang melibatkan pejabat Polri. Hal tersebut mendapat penilaian negatif dari masyarakat. Terkait dengan pengungkapan kasus pebunuhan Fransciesca Yofie ini, masyarakat masih menganggap Polri tidak akan terbuka dan cenderung melindungi dalam menangani setiap kasus yang berhubungan dengan anggotanya , meskipun proses pengungkapan telah dilaksanakan secara maksimal oleh pihak kepolisian.