Tinjauan Teori Arsitektur Jawa
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa bangunan Jawa dibedakan berdasarkan bentuk atapnya. Atap merupakan peneduh atau penutup suatu ruang, semakin luas kebutuhan ruang maka semakin luas atap yang digunakan. Begitu pula pada bangunan arsitektur Jawa semakin luas suatu ruang maka semakin kompleks bentuk atapnya. Hal itu menunjukkan bahwa orang dahulu juga memahami system sturktur bangunan. Berikut hirarki kerumitan bangunan Jawa.
Gambar II.11. Hirarki kerumitan bangunan Jawa
Sumber Analisa Pribadi
commit to user
II- 24
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Jadi juga dapat disimpulkan bahwa semakin banyak kegiatan yang di wadahi maka semakin besar ruang yang dibutuhkan dengan kata lain ruang yang besaran kecil seperti kios kemungkinan akan mengambil bentuk panggang pe dan seterusnya. Selain berdasarkan besaran ruang pemilihan bentuk bangunan juga diambil dari fungsi ruang bangunan jawa seperti:Masjid -> atap tajug, Ruang pagelaran seni -> pendhapa -> Joglo.