Analisa Sistem Struktur, Konstruksi, Dan Mechanical Electrical
D. Analisa Sistem Struktur, Konstruksi, Dan Mechanical Electrical
1. Pemilihan Sistem Struktur
Pada bangunan jawa stuktur bangunan dibedakan menjadi 3 bagian yaitu bagian atas (atap), bagian badan (saka,pintu dan dinding) serta bagian bawah (umpak)
a. Bagian atas berupa Atap berfungsi sebagai peneduh dengan bentukan yang variatif dari Panggang Pe, Kampung, Limasan, Tajug dan Joglo sesuai analisa bentuk di atas. Pada bangunan jawa semua bentuk atap menggunakan stuktur kayu. Dasar pertimbangan: struktur atap sesuai dengan bentuk bangunan. Analisa : Pemilihan sistem struktur yang digunakan tidak lepas dari struktur Arsitektur Jawa. o Atap kampung dan limasan
System konstruksi yang terpenting pada atap kampung adalah molo (balok paling atas), balok kecer dan ander (balok penopang molo terletak di antara molo dan pangeret).
Sedangkan pada atap limasan adalah molo, ander dan dudur yang berfungsi sebagai stabilisator molo.
Gambar V.46. Potongan atap kampung
Sumber dokumen pribadi
molo ander
dudur Gambar V.47. Potongan Atap LImasan
Sumber Dok.Pribadi
molo
ander
Balok kecer
commit to user
V-48
I0208084 Ummi Salamah M.
o Atap Joglo dan tajug
Pada umumnya struktur atap tajug sama dengan atap joglo, hanya saja pada atap tajug tidak ada Molo sehingga atap berbentuk lancip. Sedangkan pada atap Joglo terdapat brunjung. Brunjung merupakan bagian atas keempat saka guru sampai ke molo dan brunjung inilah yang menjadi khas rumah bentuk Joglo .
Respon desain
Berdasarkan analisa di atas, semua bangunan Jawa menggunakan struktur kayu. Untuk itu, semua atap bangunan Pasar Wisata Budaya juga akan menggunakan struktur kayu.
b. Bagian tengah terdiri dari tiang atau saka, dinding, pintu. Dasar pertimbangan: o Jenis kegiatan o Keamanan ruang Analisa : o Saka berfungsi sebagai penopang dan penyalur beban atap ke
lantai.
Gambar V. 48. Struktur Atap Joglo Sumber Dok.Pribadi
Gambar V. 49. Saka Sumber Dok.Pribadi
Brunjung
commit to user
V-49
I0208084 Ummi Salamah M.
Untuk bangunan umum menggunakan saka sedangkan bangunan dengan kelmbaban tinggi menggunakan kolom beton bertulang yang di pernis seperti kayu.
o Dinding pada bangunan Jawa dulunya juga terbuat dari kayu
namun ada juga berupa gedeg (yaitu anyaman bamboo)
Untuk bangunan umum seperti bagian penjualan menggunakan dinding kayu dan gedheg. Sedangkan ruang yang mempunyai kelembaban tinggi dan keamanan ruang tang lebih seperti ruang pemeliharaan, kamar mandi dinding terbuat dari batu bata espos.
Respon desain o Zona Informasi menggunakan dinding kayu dan bata espos pada
ruang tertentu yang mepunyai tingkat keamanan tertentu
Gambar V.50. Dinding Gedheg (kiri) dan kayu (kanan) Sumber Dok.Pribadi
Gambar V.51.Bata espos Sumber astudioarchitect.com
commit to user
V-50
I0208084 Ummi Salamah M.
o Zona penjualan merupakan kegiatan utama untuk mengespos bangunan Jawa semua ruang menggunakan dinding kayu ataupun gedheg.
o Zona servis merupakan ruang dengan pemeliharaan tinggi, agar
bangunan lebih awet menggunakan bata espos. o Zona pengelola merupakan ruang dengan kegiatan privat
menggunakan dinding massif berupa kayu dan bata espos.
c. Bagian bawah berupa bebatur, umpak dan lantai. Dasar pertimbangan : beban yang diterima Analisa :
Umpak merupakan ganjelan atau penyangga tiang (saka) yang terbuat dari batu atau kayu. Letak umpak di atas permukaan pondasi yang biasa disebut bebatur. Pondasi (bebatur) jaman dulu terbuat dari tanah liat yang di padatkan. Agar pondasi lebih kuat maka pondasi yang digunakan berupa cor beton.
Respon desain o Pada semua bangunan kawasan pasar menggunakan sistem
pondasi umpak.Bagian bawah Umpak sedikit dimasukkan kedalam plat beton dari atap basement, kemudian dieratkan dengan baut khusus.
Gambar V.52. Umpak Batu dan Umpak Kayu
Sumber Dok.Pribadi
commit to user
V-51
I0208084 Ummi Salamah M.
o Pada bangunan basement menggunakan struktur yang
secara garis besar terdiri dari
o Sedangkan pondasi tangga dari basement menuju Pasar Wisata Budaya menggunakan struktur pondasi footplat
Baut pengerat
Gambar V. 53. Sturktur Umpak
Sumber Dok.Pribadi
Raft foundation
Gambar V. 54. Sturktur basement
Sumber Dok.Pribadi
Kolom
Dinding basement
Balok dan plat lantai
Gambar V. 55. Sturktur pondasi footplat
Sumber Dok.Pribadi
commit to user
V-52
I0208084 Ummi Salamah M.
2. Sistem Utilitas Bangunan
a. Sistem Informasi
Untuk memberikan informasi kepada semua pelaku aktivitas dalam Pasar Wisata Budaya sehubungan dengan keamanan dan kenyamanan diperlukan sarana informasi dalam bentuk audio baik
secara keseluruhan ruang dalam pasar maupun bagian-bagian tertentu.
Dasar pertimbangan : kemudahan penyampain informasi
Analisa :
Sistem informasi audio yang digunakan adalah:
1) Sistem General
Sistem tata suara menyeluruh untuk setiap bagian atau ruang yang berhubungan dengan unit informasi, sentral security dan emergency.
2) Sistem Lokal
Digunakan untuk memberikan informasi dalam lingkup kecil.
Respon desain
- Sistem general (SG) akan di pasang pada setiap unit informasi
yang tersebar di Pasar dan pengelola.
commit to user
V-53
I0208084 Ummi Salamah M.
- Sistem lokal (SL) akan di pasang di setiap retail kerajinan dan
pengelola
b. Penangkal Bahaya Kebakaran
Dasar pertimbangan: penempatan pada ruang yang rawan terbakar Analisa :
Karena pasar wisata merupakan bangunan satu lantai dengan masa jamak maka penggunaan alat pemadam kebakaran tidak berupa pipa saluran air di atap seperti gedung bertingkat melainkan berupa:
1) Tabung pemadam api apar
Gambar V.57. Tabung pemadam api apar Sumber http://gisforum-gps.blogspot.com/2009/09/jpg.
Gambar V. 56. Penataan sistem informasi
Sumber analisa pribadi
SG
SG
SL
SL
SG
SG
SG
SL
SL
commit to user
V-54
I0208084 Ummi Salamah M.
2) Fire hydrant atau kotak-kotak air pemadaman
Respon desain : - Tabung pemadam api apar ditempatkan pada jarak radius 50 m t
yang tersebar di setiap zona kegiatan.
- Fire hydrant (FH) diitempatkan pada daerah yang sulit dijangkau mobil pemadam kebakaran dan ruangan yang membutuhkan kecepatan pemadaman seperti ruang genset, mesin dan sebagainya.
c. Sistem Sanitasi
Dasar pertimbangan Pasar wisata merupakan bangunan public dimana kegiatan servis seperti penggunaan toilet lebih tinggi dibandingkan pada rumah untuk itu system sanitasi perlu diperhatikan.
Gambar VI. 58. Fire hydrant
Sumber http://indonetwork.net/pemadam_api_apar/hydrant-equipment-jpg
Gambar V. 59. Penataan pemadam kebakaran
Sumber analisa pribadi
Apar
commit to user
V-55
I0208084 Ummi Salamah M.
Analisa : Berikut skema sistem pengolahan air kotor.
1) Sistem Sanitasi
2) Sistem Drainase
Respon desain:
Air kotor
Penangkap lemak
Bak Penampungan
Septic Tank
Air Kotor Toilet
Faeces
Sumur Peresapan
Air Hujan dari Atap
Air hujan sekitar site
Saluran vertikal
Bak kontrol
Saluran Horizontal Riol Kota
Skema .V.11.. Sistem drainase
Skema V.10. Sistem sanitasi
Gambar V. 60. Panataan sistem sanitasi Sumber analisa pribadi
Arah air kotor menuju Sumur peresapan sumur peresapan
Sumur peresapan
Sumur peresapan
commit to user
V-56
I0208084 Ummi Salamah M.
¼ò Penyediaan Air Bersih
Air bersih dapat diperoleh melalui 2 cara yaitu, PAM dan sumber air sendiri (sumur) Terdapat 2 cara distribusi air bersih yaitu, up feed distribution dan down feed distribution
Suply
Water tank
pompa
distribusi
Skema V.12. Up feed Distribution
Suply
Ground Tank
Pompa
Top Reservoir Distribusi
Skema V.13. Down Feed Distribution
Gambar V. 61. Panataan sistem drainase
Sumber analisa pribadi
Gambar V. 62. Distribusi air bersih
Sumber analisa pribadi
Riol kota
Alur pembuangan air kotor ke riol kota
Alur distribusi air
Ground tank
Ground tank
commit to user
V-57
I0208084 Ummi Salamah M.
3. Mechanical dan Electrical
Sumber energi listrik dihasilkan dari PLN dan genset. Jika suplai energi listrik dari PLN padam, maka untuk sementara waktu energi listrik diganti dengan tenaga generator. Berikut skema pendistribusian energi listrik:
SDP MDP Autoswit ch MDP
PLN Trafo
Genset
Distribusi Distribusi Distribusi
Skema 5.14. Distribution Listrik
Gambar V. 63. Distribusi listrik Sumber analisa pribadi
R. Genset & panel listrik
PLN
Alur distribusi listrik
commit to user
VI-1
I0208084 Ummi Salamah M.