Analisa Aplikasi Arsitektur Jawa pada Obyek Rancang Bangun

B. Analisa Aplikasi Arsitektur Jawa pada Obyek Rancang Bangun

1. Analisa orientasi bangunan

Dasar pertimbangan:

- Orientasi rumah Jawa pada arah utara- selatan

Analisa :

Pada rumah Jawa bangunan terdiri dari beberapa masa tempat yang menjadi satu kesatuan dalam sebuah Omah (rumah). Rumah Jawa pada umumnya menghadap sisi utara-selatan. Berdasarkan hasil analisa site, orientasi bangunan menghadap sisi Selatan. Maka diperoleh orientasi masa bangunan sebagai berikut:

Respon desain

2. Analisa tata ruang

Dasar pertimbangan: perubahan fungsi pada ruang , pola tata ruang pasar di susun mengikuti pola tata ruang rumah Jawa.

Gambar V.14. Orientasi masa bangunan Sumber analisa pribadi

Orientasi bangunan arah Utara- Selatan, dengan pengolahan masa menyebar tapi terpusat.

Mushola

Pendhapa

Kandang kuda

Gambar V.13. Susunan rumah Jawa

Sumber analisa pribadi

commit to user

V-25

I0208084 Ummi Salamah M.

Analisa :

Tata ruang mengikuti susunan rumah Jawa namun disesuaikan dengan fungsi dan kegiatan pada setiap ruang pada pasar. Berikut tabel tentang transformasi fungsi ruang rumah Jawa menjadi fungsi baru sesuai fungsi ruang pada pasar:

Tata ruang Rumah

Jawa

Penerapan ruang pada

Pasar

Transformasi berdasarkan

Langgar

- Tempat ibadah (II-19)

Mushola

- Tempat ibadah

Fungsi ruang

Pendhapa

- Letak di depan - Sebagai ruang tamu

sifatnya public (II-19)

Hall

- Letak didepan - Sebagai ruang penerima,

pementasan kesenian atau ruang pamer sementara

Letak ruang di depan Fungsi ruang, sebagai

ruang penerima bersifat publik

Pringgitan

- Ruang pementasan

wayang (ringgit) (II-19)

Ruang pentas seni

- Sebagai ruang

pementasan kesenian

Fungsi ruang, sebagai ruang pertunjukan

Kandang kuda

- Letak di samping

pendhapa - Tempat menyimpan

kuda sebagai alat trans portasi(II-19)

Ruang informasi

- Letak disamping hall - Sebagai ruang pemberi

dan penerima informasi mengenai kegiatan pada pasar

Letak ruang Aktivitas ruang,

mobilitas kuda sebagai angkutan transportasi diibaratkan kinerja bagian informasi sebagai sarana penyampaian informasi

Dhalem

- Sebagai ruang

keluarga merupakan tempat berkumpul dengan keluarga (II-20)

Plasa

- Sebagai tempat berlalu

lalang, dan berkumpul diaplikasikan ruang terbuka dengan bangku taman

Fungsi ruang

Senthong

- Terdapat 3 senthong,

Ruang pameran

- Sebagai tempat pameran

Aktivitas ruang, nilai sacral dan privat disini diwujudkan dalam

commit to user

V-26

I0208084 Ummi Salamah M.

salah satunya senthong tengah yaitu Tempat sacral digunakan sebagai tempat berdoa memuja Dewi Sri (bersifat privat). (II-20)

produk antik seperti keris, batik kuno yang memiliki nilai historikal terhadap budaya solo

bentuk kegiatan pameran yang bersifat edukatif dan kegiatan didalam lebih tenang dibandingkan kegiatan lainnya yang ada di pasar

Gandhok

- Merupakan ruang

tambahan untuk ruang tidur anak atau tamu (kerabat) yang terletak pada samping kanan dan kiri dhalaem (II-20)

Retail penjualan

-Sebagai tempat penjualaan kerajinan, dimana mayoritas produk yang dijual di pasar berupa kerajinan

Letak Gandhok , berada pada kedua sisi dhalem yang memanjang dari utara-selatan, tapat untuk diaplilkasi

Dapur

- Tempat mengolah

masakan untuk keluarga (II-21)

Ruang pengelola

- Tempat mengelola

kegiatan di pasar

Aktivitas ruang, kegiatan di dapur

diibaratkan kegiatan pengelola dalam megolah, mengatur dan merancanakan kegiatan pasar.

Berdasarkan analisa tata ruang di atas hasil penataan tersebut akan disesuaikan dengan dasar perancangan desain dengan konsep petualang maka di peroleh penataan ruang sebagai berikut:

Kandang kuda

Pementasan seni

Retail kerajinan

Mushola dan mesin atm

Penerima

Plasa

Pameran

commit to user

V-27

I0208084 Ummi Salamah M.

3. Analisa Bentuk

Seperti yang pada judul dimana Pasar Wisata Budaya yang direncanakan menggunakan pendekatan Arsitektur Jawa dalam bentuk dan tampilan bangunannya. Bentuk bangunan yang digunakan bermacam-macam seperti bentuk bangunan Jawa yang kita kenal yaitu Joglo, Limasan, Kampung, Pangang Pe, dan Tajug.

Dasar pertimbangan:

o Bentuk bangunan mengambil bentuk ruang pada rumah Jawa namun disesuaikan dengan fungsi baru.

Analisa:

Pada bangunan rumah Jawa menggunakan berbagai varian atap pada setiap tempat seperti skema di bawah ini:

a. Kegiatan umum

Analisa :

Gambar V.15. Tata ruang yang direncanakan

Sumber analisa pribadi

Penjualan

Informasi

Pengelola

Servis

Servis

commit to user

V-28

I0208084 Ummi Salamah M.

Salah satunya berupa pos jaga, pada bangunan Jawa pos jaga biasa di sebut Gerdhu Rondha. Bentuk gerdhu ronda yang kurang menarik akan diganti dengan mengambil bentuk limasan.

b. Kegiatan Informasi

Analisa :

Berupa ruang penyambut pengunjung (main hall) serta ruang loket pembayaran sebelum masuk zona pasar. Mengambil fungsi tataruang pendhapa sehingga bangunan berbentuk Joglo. Karena hall digabungkan dengan informasi maka bentuk bangunan gabungan antara Joglo dengan Kampung. Respon desain:

c. Kegiatan penjualan

1) Kegiatan pentas seni , mengambil dari fungsi pendhapa sebagai tempat pagelaran seni. Maka pada kegiatan pentas seni akan diwadahi dalam bentuk Pendhapa beratap Joglo.

Gambar V. 17. Rencana Main Hall

Sumber dokumen pribadi

Gambar V.16. Bentuk dasar pos jaga

Sumber dokumen pribadi

commit to user

V-29

I0208084 Ummi Salamah M.

2) Kegiatan kerajinan dan kuliner

Bentuk dasar bangunan Jawa berupa Panggang Pe, kegiatan jual- beli dengan retail yang tidak begitu luas maka lebih baik menggunakan bentuk tersebut. Bentuk retail akan dibedakan pada setiap ukurannya, yaitu

o Retail kecil , mengambil bentuk panggang pe untuk lapak

makanan kecil

o Retail sedang, mengambil bentuk panggang pe gedhang

selirang untuk lapak makanan berat.

Agar lebih efektif dan efisien retail untuk produk kerajinan digabung dalam satu bangungan dengan bentuk pengembangan sesuai besaran ruang berdasarkan bentuk bangunan Jawa yang sudah ada.

Gambar V.18. Pendhapa untuk tempat pentas

Sumber dokumen pribadi

Gambar V.19. Retail kecil

Sumber dokumen pribadi

Gambar V.20. Retail sedang

Sumber dokumen pribadi

commit to user

V-30

I0208084 Ummi Salamah M.

Gambar V.22. Workshop dan gudang

Sumber dokumen pribadi

Sedangkan kegiatan workshop dan gudang menggunakan bentuk atap panggangpe dan limasan

Pameran produk budaya kuno merupakan bagian dari kegiatan penjualan. Bentuk yang digunakan tidak menggunakan bentuk Pangganpe. Ruang pamer merupakan fungsi baru dari tata ruang senthong.sehingga menggunakan bentuka atap yang biasa digunakan pada Dhalem yaitu Kampung Dara Gepak.

d. Kegiatan pengelola

Analisa :

Kantor pengelola merupakan fungsi baru dari dapur. Dapur pada rumah Jawa biasa menggunakan bentuk atap Limasan.

Gambar V.21. Retail Kerajinan

Sumber dokumen pribadi

Gambar V.23. Bentuk dasar Ruang Pameran

Sumber dokumen pribadi

commit to user

V-31

I0208084 Ummi Salamah M.

e. Kegiatan servis seperti mushola akan menggunakan atap berbentuk tajug. Seperti fungsi aslinya, tajug biasanya digunakan pada tempat ibadah.

Dari analisa di atas maka di peroleh bentukan masa bangunan sebagai berikut:

Gambar V.25. bentuk dasar mushola Sumber dokumen pribadi

Gambar V.24. Bentuk dasar kantor pengelola

Sumber dokumen pribadi

Gambar V.26. Respon bentuk bangunan Sumber dokumen pribadi

commit to user

V-32

I0208084 Ummi Salamah M.

4. Analisa tampilan bangunan

Dasar pertimbangan: Karakter bangunan sebagai pasar wisata budaya

Analisa:

Untuk menguatkan tampilan bangunan yang mencerminkan bangunan jawa. Material pada bangunan menggunakan kayu, seperti bangunan Jawa yang sudah ada. Seperti contoh bangunan komersil di bawah ini. Selain tampilan luar Interior dan furniture bangunan juga menggunakan material kayu.

Selain material kayu dapat menggunakan material bamboo. Bamboo merupakan material pengganti yang sama kuat dengan kayu. Bamboo juga lebih lentur dibandingkan kayu, contoh aplikasi bamboo pada banguan Jawa.

Gambar V.28. Contoh penggunaan material kayu

Sumber www. Pasarsolo.com

Gambar V.29. Contoh penggunaan material bambu

Sumber dokumen pribadi

commit to user

V-33

I0208084 Ummi Salamah M.