Kerangka Berpikir

B. Kerangka Berpikir

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan suatu Dinas atau lembaga yang berwenang dalam hal pencatatan warga negara kepada pemerintah yang menyangkut tentang kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, pengesahan dan pengakuan anak yang memiliki kekuatan hukum sebagai bukti autentik sebagai warga negara resmi. Hal ini sesuai dengan UU Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dan Peraturan Pelaksanaannya. Kesadaran masyarakat untuk membuat akte kelahiran selama ini dirasa masih kurang. Dengan demikian Dispendukcapil Surakarta melakukan suatu upaya agar masyarakat di Surakarta mempunyai atau setiap anak yang terlahir di kota Surakarta memiliki dokumen atau bukti autentik berupa akta kelahiran yang wajib dimiliki oleh setiap anak agar anak tersebut diakui secara sah oleh hukum dan negara. Salah satu upaya untuk Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan suatu Dinas atau lembaga yang berwenang dalam hal pencatatan warga negara kepada pemerintah yang menyangkut tentang kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, pengesahan dan pengakuan anak yang memiliki kekuatan hukum sebagai bukti autentik sebagai warga negara resmi. Hal ini sesuai dengan UU Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dan Peraturan Pelaksanaannya. Kesadaran masyarakat untuk membuat akte kelahiran selama ini dirasa masih kurang. Dengan demikian Dispendukcapil Surakarta melakukan suatu upaya agar masyarakat di Surakarta mempunyai atau setiap anak yang terlahir di kota Surakarta memiliki dokumen atau bukti autentik berupa akta kelahiran yang wajib dimiliki oleh setiap anak agar anak tersebut diakui secara sah oleh hukum dan negara. Salah satu upaya untuk

Dalam hal ini akta kelahiran merupakan syarat utama bagi orang tua anak untuk mendaftarkan anaknya memperoleh KIA sebagai kartu identitas diri sebelum anak tersebut berumur 18 tahun. Dispendukcapil Kota Surakarta berkewajiban memberikan pertanggungjawaban mengenai segala tindakannya kepada masyarakat luas pada umumnya dan para pengguna KIA tersebut pada khususnya

sebagai konsep pertanggungjawaban yang berhubungan yang menentukan kebenaran suatu tindakan administrator publik (birokrat). Dalam penelitian ini, digunakan empat macam akuntabilitas. Pertama, Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran yang berkaitan dengan penegakan hukum dan kejelasan aturan yang berlaku. Kedua, Akuntabilitas Manajerial (Akuntabilitas Kinerja Pelayanan Publik) yang berkenaan dengan ketaatan dalam pelaksanaan prosedur, profesionalisme kerja petugas, serta kelengkapan sarana dan prasarana. Ketiga, Akuntabilitas Program yang berkaitan dengan hasil hasil yang optimal dari suatu aktivitas pemerintah serta manfaat lebih yang diterima oleh penerima sasaran serta lembaga publik terkait. Keempat, Akuntabilitas Finansial yang berkaitan sebagai konsep pertanggungjawaban yang berhubungan yang menentukan kebenaran suatu tindakan administrator publik (birokrat). Dalam penelitian ini, digunakan empat macam akuntabilitas. Pertama, Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran yang berkaitan dengan penegakan hukum dan kejelasan aturan yang berlaku. Kedua, Akuntabilitas Manajerial (Akuntabilitas Kinerja Pelayanan Publik) yang berkenaan dengan ketaatan dalam pelaksanaan prosedur, profesionalisme kerja petugas, serta kelengkapan sarana dan prasarana. Ketiga, Akuntabilitas Program yang berkaitan dengan hasil hasil yang optimal dari suatu aktivitas pemerintah serta manfaat lebih yang diterima oleh penerima sasaran serta lembaga publik terkait. Keempat, Akuntabilitas Finansial yang berkaitan

Diharapkan dengan diterapkannya empat macam akuntabilitas tersebut dapat mendukung tujuan awal dari program KIA yaitu yang secara umum untuk mendukung peningkatan kesejahteraan anak sebagai tatanan kehidupan dan penghidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar, baik rohani, jasmani maupun sosial serta tepenuhinya hak anak dalam terciptanya kesejahteraan anak dan yang secara khusus untuk memperluas dan melindungi hak anak dalam memperoleh fasilitas umum.

Kerangka Pemikiran

1. Peraturan Walikota Surakarta Nomor 21 Tahun 2009 tentang Kartu Insentif Anak.

2. Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kota Surakarta dengan stakeholders tanggal