Akuntabilitas Finansial

4. Akuntabilitas Finansial

Akuntabilitas finansial berkaitan dengan penggunaan dan pengelolaan dana yang dilakukan oleh lembaga publik secara efisien, efektif, tidak ada pemborosan dan kebocoran dana serta korupsi dalam pelaksanaan program yang ada. Disini pihak Dispendukcapil dalam melaksanakan program KIA ini sudah sesuai dengan apa yang menjadi petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis. Yang didalamnya mengatur tentang pembuatan KIA tidak dipungut biaya sama sekali. Program KIA ini Akuntabilitas finansial berkaitan dengan penggunaan dan pengelolaan dana yang dilakukan oleh lembaga publik secara efisien, efektif, tidak ada pemborosan dan kebocoran dana serta korupsi dalam pelaksanaan program yang ada. Disini pihak Dispendukcapil dalam melaksanakan program KIA ini sudah sesuai dengan apa yang menjadi petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis. Yang didalamnya mengatur tentang pembuatan KIA tidak dipungut biaya sama sekali. Program KIA ini

Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Rita Margaretha selaku Kepala Seksi Pengolahan Data dan Statistik menjelaskan sebagai berikut

“Bahwa program ini merupakan program baru yang awal mula dari UNICEF untuk bisa dijalankan di Kota Surakarta ini mas, berhubung program baru ini maka Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta belum mempunyai anggaran khusus untuk program KIA ini. Maka dari itu untuk mendukung berjalannya program ini Dispendukcapil mendapat back up dana dari Badan Dunia UNICEF yang merupakan penggagas adanya

program KIA di Kota Surakarta” (Wawancara 16 Mei 2012)

Dikarenakan KIA ini merupakan program baru di Kota Surakarta yang mendapat dukungan dari UNICEF, maka Dispendukcapil Kota Surakarta memperoleh dana bantuan dari UNICEF yang digunakan untuk pelaksanaan penerbitan KIA di Kota Surakarta. Berikut merupakan rekap dana dari UNICEF yang digunakan untuk pelaksanaan KIA.

Rekap Dana backup dari Badan Dunia UNICEF Tahun 2009

No Jenis kegiatan

Pelaksanaan

1 Penyusunan payung hukum & trasportasi

Rapat-rapat koordinasi yang dilakukan dengan bagian hukum dan perencanaan Rp 1.600.000, 00

2 Workshop

Dilakukan dengan calon mitra CSR

Rp 1.780.000, 00

3 Soft lounching & lounching

Dilakukan di banjarsari dan dengan kementrian di Balekambang

Rp 2.000.000, 00

4 Cetak kartu +laminating

Meyediakan kartu untuk para pemohon KIA sejumlah 25.000 @Rp 1.250, 00

Rp 31.250.000, 00

5 Aplikasi bantu

Penyediaan sistem yang terintegrasi dengan SIAK

Rp 250.000, 00

6 Sarana dan Prasarana

2 unit komputer

1 unit printer

1 unit laminating

1 unit scanner

Rp 10.000.000, 00

7 Sosialisasi

Dilakukan sebanyak 12 kali di 5 kecamatan dan di sekolah-sekolah oleh tim sosialisasi yang terdiri dari ketua,sekretaris,anggota,staf. dengan ketentuan Ketua Rp.80.000 X 12=Rp.960.000 Sekretaris Rp. 70.000 X 12=Rp.840.000 Anggota Rp.60.000 X 12=Rp.720.000 Staf Rp.50.000 X 12=Rp.600.000

Sumber: Dispendukcapil Kota Surakarta Seperti yang dijelaskan diatas, dana dari UNICEF yang ada

digunakan juga untuk pelaksanaan sosialisasi, workshop, serta sarana prasarana yang ada. Workshop yang ada dilakukan dengan mengundang para CSR untuk bisa menjadi mitra Dispendukcapil demi mensukseskan program KIA di Kota Surakarta. Tidak hanya sekedar workshop yang digunakan juga untuk pelaksanaan sosialisasi, workshop, serta sarana prasarana yang ada. Workshop yang ada dilakukan dengan mengundang para CSR untuk bisa menjadi mitra Dispendukcapil demi mensukseskan program KIA di Kota Surakarta. Tidak hanya sekedar workshop yang

”Memang untuk penyediaan barner atau spanduk kita di kasih dari Dispendukcapil mas, yo kita tinggal menerima dan memasangnya

saja mas, kita tidak keluar uang untuk memesan spanduk atau barner itu mas.” (Wawancara 24 Mei 2012)

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Drs. Said Romadlon selaku Kepala Bidang Data dan Statistik Dispendukcapil Kota Surakarta sebagai berikut:

”Kami selaku pihak yang sudah mendapatkan bantuan dari mitra CSR untuk ikut berpartisipasi dalam mensukseskan program

ini,maka untuk timbal baliknya kita juga menyediakan berupa spanduk atau barner untuk bisa dipasang di CSR tersebut,dan juga merupakan salah satu bentuk sosialisasi dari kita.” (Wawancara tanggal 17 Mei 2012)

Berikut dana yang disediakan oleh Pemerintah Kota Surakarta :

Tabel 2.4

Rekap Dana yang diberikan dari Pemerintah Kota (APBD) Tahun 2009

No. Jenis Barang

Jumlah

Harga per satuan Total

2 Leaf leat

6 buah (hitam+warna)

Sumber: Dispendukcapil Kota Surakarta Sumber: Dispendukcapil Kota Surakarta

“Kalau untuk pembelian kertas, printer, laminating, banner, leaflet itu kita mendapat dukungan dari Pemkot mas. Kalau untuk

workshop-workshop dan sosialisasi awal itu kita mendapat dana dari UNICEF. Laporan keuangan untuk Pemkot ada rutin setiap bulan mas, setiap tanggal 10 laporan harus sudah siap. Dan laporan keuangan buat UNICEF kita melakukan setiap semester melalui perwakilan UNICEF yang ada di Jakarta.” (Wawancara tanggal 17 Mei 2012)

Dengan adanya laporan pertanggung jawaban yang dibuat dan disampaikan kepada pihak yang membutuhkan laporan maka diharapkan Dispendukcapil bisa mempertanggung jawabkan apa yang telah dilakukan sudah sesuai dengan dana yang sudah diberikan. Dan juga diharapkan Dispendukcapil Surakarta bisa menjadi lembaga publik yang accountable dalam pelaksanaan program KIA.

Tabel 2.5 Matriks Indikator Akuntabilitas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta dalam Penerbitan Kartu Insentif Anak

No. Indikator Akuntabilitas

dan Kejujuran

- Pelaksanaan penerbitan

KIA sesuai

dengan

Peraturan Walikota no.

21 tahun 2009 tentang Kartu Insentif Anak. Kerjasama dengan mitra

Pelaksanaan penerbitan KIA sudah sesuai dengan Peraturan Walikota no. 21 tahun 2009 tentang Kartu Insentif Anak. Karena dalam Perwali tersebut Pelaksanaan penerbitan KIA sudah sesuai dengan Peraturan Walikota no. 21 tahun 2009 tentang Kartu Insentif Anak. Karena dalam Perwali tersebut

menjalankan fungsinya masing-masing

bagaimana prosedur pembuatan

KIA, kelompok sasaran KIA, maksud dan tujuan KIA, hingga masa berlaku KIA. Untuk perjanjian dengan mitra CSR semua juga sudah dilaksanakan sesuai MOU dan MOA yang telah disepakati. Sedangkan para pegawai atau

staff di Dispendukcapil

juga bekerja dengan sesuai prosedur

karena pembuatan KIA ini tidak dipungut biaya. Selain itu tidak ada perbedaan pelayanan antara satu dengan yang lain.

2. Akuntabilitas Manajerial - Semua

staff

sudah

mengetahui tentang KIA, sudah

diberikan

pengarahan dan briefing tentang KIA.

- Sarana prasarana untuk

dengan kebutuhan.

Staff atau pegawai di Dispendukcapi

Kota Surakarta

sudah memahami akan arti, makna, dan tujuan KIA ini karena

sudah ada pengarahan dan briefig sebelumnya,

sehingga pelayanan, ketelitian, serta profesionalitas

pegawai

dalam

memberikan pelayanan penerbitan KIA sudah memberikan yang terbaik. Selain itu, untuk sarana dan prasarana dalam penerbitan KIA juga sudah terpenuhi dengan baik seperti leaflet, laminating,

backdrop, printer, poster, dan lain

KIA sendiri juga telah sesuai dengan prosedur, yaitu harus membawa syarat wajib serta mengisi formulir

yang telah disediakan. Pelaksanaan penerbitan KIA juga sudah sesuai prosedur yang ada, namun, untuk pembuatan KIA yang ada juga dapat dilakukan secara kolektif di sekolah untuk lebih menghemat waktu.

3. Akuntabilitas Program

- Keberadaan KIA ini

Surakarta, Mitra CSR KIA, dan pengguna KIA yang

memperoleh

manfaat secara langsung. - Tujuan

KIA

sudah

terpenuhi walau belum 100 % tercapai.

KIA ini telah membuat naiknya permohonan akte kelahiran yang sangat bermanfaat

bagi Dispendukcapil. Kemudian bagi mitra CSR, dengan ikut

sertanya mereka menjadi mitra CSR, produk ataupun perusahaan

mereka menjadi lebih terkenal karena masuk ke dalam leaflet ataupun poster tentang KIA. Sedangkan bagi

pengguna KIA, mereka jadi bisa memiliki akte kelahiran yang bisa digunakan untuk syarat memiliki KIA dan KIA yang telah mereka miliki bisa digunakan untuk potongan

harga di beberapa tempat. Tujuan KIA yang berupa sebagai upaya untuk mendukung peningkatan kesejahteraan anak serta meningkatnya harga di beberapa tempat. Tujuan KIA yang berupa sebagai upaya untuk mendukung peningkatan kesejahteraan anak serta meningkatnya

KIA. Namun, kepemilikan KIA tersebut perlu dipantau lagi apakah KIA ini telah dimanfaatkan

secara optimal

atau hanya dianggap kartu saja.

4. Akuntabilitas Finansial

- Tidak ada pungutan

biaya untuk pembuatan KIA namun tetap ada biaya untuk operasional sarana

prasarana

penerbitan KIA. - Pertanggung

jawaban

Dispendukcapil dalam melaporkan pengalokasian dana yang ada dilakukan secara rutin.

Walaupun untuk pembuatan KIA ini tidak menggunakan

biaya, namun

dalam pelaksanaannya tentu saja membutuhkan biaya untuk operasional seperti biaya untuk printer, laminating, leaflet, sosialisasi, dan lain sebagainya yang telah disediakan

oleh Pemerintah Kota Surakarta serta UNICEF. Dalam hal ini, pengeluaran untuk operasional tersebut telah ada laporannya

yang dilaporkan setiap tanggal

10 kepada Pemkot dan setiap 6 bulan sekali kepada

perwakilan UNICEF

di tingkat Provinsi.

bahwa secara umum Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran, Akuntabilitas Manajerial, Akuntabilitas Program, serta Akuntabilitas Finansial yang ada sudah berjalan cukup baik. Walaupun begitu masih banyak beberapa kekurangan yang masih perlu diperbaiki seperti masih terbatasnya dana untuk sosialisasi serta perlu dipantaunya penggunaan KIA yang ada apakah sudah optimal atau belum penggunannya. Namun, sejauh ini akuntabilitas yang ada sudah berjalan cukup baik.

Sebagai salah satu program baru di Kota Surakarta tentu saja program ini diharapkan mampu memberikan hasil yang terbaik bagi semua pihak yang terkait. Bapak Drs. Said Romadlon selaku Kepala Bidang Data dan Statistik Dispendukcapil Kota Surakarta mengungkapkan harapan kedepannya untuk KIA sebagai berikut:

“untuk harapan kedepan kita akan meningkatkan upaya-upaya agar anak itu bsia komit terhadap kepemilikan KIA, jadi ya bisa digunakan sesuai fungsinya lah. lalu akan kita perbanyak dan perbesar lagi stake holder yang peduli terhadap anak karena mengingat Solo sebagai kota yang besar dan kami ingin KIA ini merupakan sebagai langkah alternatif solo

menuju KLA.”(Wawancara 17 Mei 2012)

Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Dra. Rita Margaretha selaku Kepala Seksi Pengolahan Data dan Statistik berikut ini :

“Untuk kedepannya kita akan coba melakukan pengembangan CSR. Selain itu kita upayakan juga untuk sosialisasi bisa lebih optimal dan lebih

banyak lagi agar anak-anak Surakarta sejahtera dengan terpenuhinya hak- hak kebutuhan pokok mereka.”(Wawancara 16 Mei 2012) banyak lagi agar anak-anak Surakarta sejahtera dengan terpenuhinya hak- hak kebutuhan pokok mereka.”(Wawancara 16 Mei 2012)

Bapak Arif Susanto selaku Manajer Toko Buku Togamas Surakarta juga memiliki harapan sebagai berikut :

“Ya diharapkan melalui KIA ini anak-anak di Kota Surakarta bisa lebih terpenuhi hak-haknya, diberi kemudahan untuk akses-akses fasilitas umum, dan juga kita berharap dengan adanya program ini maka akan ada regenerasi, yang maksudnya dengan usia anak-anak sudah dikenalkan untuk berbelanja ke Togamas, maka kedepannya setelah ia mungkin SD, SMP, SMA, atau kuliah bahkan kerja akan

tetap berbelanja di Togamas.” (Wawancara 24 Mei 2012)

Selain itu Ibu Sri Sumikem, orang tua dari Wendy Agneta juga mengutarakan harapannya berikut ini : “Program ini kan bagus sekali ya mas ya, ya saya harap kedepannya

semakin bagus, anak-anak banyak yang punya KIA jadi mereka bisa dapet diskon-diskon kan ya lumayan mas, dan toko-toko yang kerjasama juga semakin banyak.” (Wawancara 2 Juni 2012)

Banyaknya respon positif dari mitra CSR hingga orang tua yang anaknya memiliki KIA diharapkan bisa menjadikan cambuk bagi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta untuk semakin bisa meningkatkan program KIA yang ada baik dengan menambah lagi mitra CSR ataupun memberikan terobosan-terobosan yang lebih baik lagi untuk Banyaknya respon positif dari mitra CSR hingga orang tua yang anaknya memiliki KIA diharapkan bisa menjadikan cambuk bagi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta untuk semakin bisa meningkatkan program KIA yang ada baik dengan menambah lagi mitra CSR ataupun memberikan terobosan-terobosan yang lebih baik lagi untuk

A. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada

Bab IV diatas, maka dapat disimpulkan secara umum bahwa akuntabilitas hukum dan kejujuran, akuntabilitas manajerial, akuntabilitas program dan akuntabilitas finansial dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta dalam penerbitan Kartu Insentif Anak sudah cukup baik.

Sesuai dengan pengertian dari Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran sendiri yakni akuntabilitas lembaga lembaga publik untuk berperilaku jujur dalam bekerja dan mentaati ketentuan hukum yang berlaku. Dalam pelaksanaanya, KIA ini berpedoman dengan Peraturan Walikota No 21 Tahun 2009 tentang Kartu Insentif Anak. Dalam Perwali ini sudah dijelaskan tentang persyaratan untuk membuat KIA, maksud dan tujuan KIA, kelompok sasaran KIA, hingga masa berlaku KIA. Sedangkan untuk kerjasama dengan mitra CSR, semua juga sudah tercantum dalam MOU sebagai langkah awal untuk perjanjian kemudian, MOA yang ditandangani oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta dengan stakeholder. Semua pelaksanaan yang ada sudah dilaksanakan sesuai dengan Perwali dan MOU sera MOA yang disepakati bersama. Sedangkan untuk kejujuran, pegawai atau staff di Dispendukcapil juga telah memberikan pelaksanaan yang jujur karena memberikan pelayanan yang sesuai peraturan dan tidak ada

yang ada harus sesuai dengan standar janji pelayanan publik yang telah tetapkan. Dalam hal ini profesionalitas petugas dalam memberikan pelayanan sudah berjalan dengan baik karena para staff atau pegawai sudah memperoleh briefing sebelum prgram KIA ini dilaksanakan dan juga setiap staff ada pelaporan yang disampaikan kepada atasannya dalam pelaksanaan program KIA. Selain itu, sarana dan prasarana yang ada untuk menunjang pelaksanaan KIA juga sudah terpenuhi hal ini terbukti dengan adanya fasilitas seperangkat komputer, mesin laminating, printer, scaner dan beberapa formulir pengajuan pembuatan KIA sehingga dalam penerbitan KIA bisa berjalan dengan lancar. Sedangkan prosedur penerbitan KIA yang ada juga sudah sesuai aturan, yaitu dengan tidak adanya kelonggaran atau dispensasi bagi setiap pemohon KIA. Semua persyaratan wajib dipenuhi dan juga harus diberikan kepada petugas. Kecuali untuk pembuatan KIA kolektif, yang bertanggungjawab bisa satu kuasa saja, namun dengan tetap memberikan persyaratan wajib yang harus dibawa.

Sedangkan berdasarkan pada akuntabilitas program, dimana dalam akuntabilitas ini berkaitan dengan pertimbangan apakah tujuan yang diterapkan dapat dicapai atau tidak, selain itu juga memperhatikan apakah program memberikan kemanfaatan yang lain dari sebuah pelayanan sehingga masyarakat pengguna memperoleh nilai tambah dari penggunaan pelayanan tersebut. Dalah hal ini, keberadaan KIA telah memberikan manfaat yang lebih bagi pengguna KIA. Dengan membuat akte kelahiran, sang anak bisa memperoleh reward memperoleh KIA yang bisa digunakan sebagai kartu diskon di temat-

Sedangkan tujuan KIA sendiri, walau belum terpenuhi 100% namun tujuan KIA agar anak-anak di Kota Surakarta bisa terpenuhi hak-haknya terbukti dengan terpenuhinya hak anak untuk mendapatkan fasilitas bidang kesehatan disini misalnya Optik Pranoto mengadakan pembagian kaca mata gratis bagi pemilik KIA yang membutuhkan kaca mata untuk alat bantu dalam membaca pada saat launching dan untuk kesehariannya bisa memoperoleh diskon, dalam bidang pendidikan di Toko Buku Togamas, anak yang memiliki KIA bisa mendapatkan diskon 10%-30% untuk pembelian alat tulis dan di pusat pendidikan Elti Gramedia anak juga bisa memperoleh keringanan 10% untuk belajar di Elti. Sedangkan di bidang rekreasi anak bisa mendapatkan potongan harga untuk makan bakso di tempat bakso Alex, disana bagi anak pemilik KIA bisa mendapatkan potongan sebesar 20%. Dengan demikian hak-hak anak Kota Surakarta sudah dipenuhi sedkit demi sedikit berkat adanya KIA sebagai kartu diskon untuk anak-anak. Namun, masih diperlukan pemantauan dari Dispendukcapil agar bisa mengetahui apakah KIA ini sudah digunakan secara optimal atau belum.

Kemudian berdasarkan akuntabilitas finansial, akuntabilitas ini berkaitan dengan penggunaan dan pengelolaan dana dalam pelaksanaan program tidak ada penyelewengan dana. Disini pihak Dispendukcapil dalam melaksanakan program KIA ini sudah sesuai dengan apa yang menjadi petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis. Yang didalamnya mengatur tentang pembuatan KIA tidak dipungut biaya sama sekali. Dana yang ada digunakan untuk operasional pelaksanaan penerbitan KIA seperti untuk printer, leaflet, Kemudian berdasarkan akuntabilitas finansial, akuntabilitas ini berkaitan dengan penggunaan dan pengelolaan dana dalam pelaksanaan program tidak ada penyelewengan dana. Disini pihak Dispendukcapil dalam melaksanakan program KIA ini sudah sesuai dengan apa yang menjadi petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis. Yang didalamnya mengatur tentang pembuatan KIA tidak dipungut biaya sama sekali. Dana yang ada digunakan untuk operasional pelaksanaan penerbitan KIA seperti untuk printer, leaflet,

B. Saran Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan, maka ada beberapa saran yang

diberikan Peneliti, antara lain :

1. Mengingat bahwa program KIA ini termasuk program yang baru di Kota Surakarta, maka untuk sosialisasi yang ada sebaiknya disediakan dana yang khusus. Walaupun

sosialisasi sudah dilakukan namun diperlukan juga sosialisasi yang lebih luas. Bisa melalui media cetak ataupun media elektronik sehingga masyarakat bisa semakin tahu tentang keberadaan Kartu Insentif Anak di Kota Surakarta serta apa saja keuntungan yang diperoleh dengan memiliki kartu tersebut.

2. Mengingat bahwa KIA ini tidak hanya sekedar kartu biasa, maka penggunaannya perlu dipantau oleh Dispendukcapil apakah KIA ini telah digunakan sesuai dengan

fungsinya yaitu sebagai kartu potongan harga ataupun hanya sebagai kartu biasa saja yang belum digunakan secara optimal.

3. Pembuatan KIA pada dasarnya tidak dipungut biaya untuk anak yang sudah memiliki akte kelahiran, namun untuk anak umur lebih dari 60 hari dikenakan denda atau sanksi

administrasi. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dari Dispendukcapil Kota Surakarta untuk anak yang belum memiliki akte tetapi bisa memiliki KIA tanpa harus