Karakteritik Konsumen

A. Karakteritik Konsumen

Karakteristik konsumen yang diteliti dalam penelitian ini adalah jenis kelamin konsumen, umur konsumen, tingkat pendidikan konsumen, pekerjaan konsumen, pendapatan konsumen per bulan, serta jumlah anggota keluarga konsumen. Seorang pemasar membutuhkan beberapa karakteristik konsumen untuk menentukan sasaran konsumennya agar produk dapat diterima ataupun dijangkau oleh konsumen.

1. Jenis kelamin Konsumen

Karakteristik konsumen berupa jenis kelamin adalah perempuan dan laki – laki. Karakteristik tersebut dapat dibedakan sebagai berikut : Tabel 10. Karakteristik Konsumen Bawang Merah Berdasarkan Jenis

Kelamin, 2010 No Jenis

Kemasan Kelamin

Jumlah Persentase

30 100,00 Sumber: Analisis Data Primer

Tabel 10 menunjukkan bahwa konsumen dengan jenis kelamin perempuan memiliki jumlah lebih banyak dari laki-laki. Konsumen bawang merah curah yaitu sebesar 57 untuk perempun dan 13 untuk laki- laki. Konsumen bawang merah kemasan yaitu sebesar 29 untuk perempuan dan 1 untuk laki-laki. Hal ini dapat menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan melakukan aktivitas ataupun kegiatan belanja. Perempuan lebih berperan sebagai pengambil keputusan dalam pembelian berbagai kebutuhan rumah tangga dan bertugas untuk melakukan kegiatan belanja. Selain itu bawang merah merupakan sayuran yang digunakan untuk bumbu masak atau pelengkap masakan sehingga banyak perempuan yang melakukan kegiatan belanja bawang merah daripada laki-laki.

2. Umur Konsumen

Memahami usia konsumen adalah hal yang penting, karena perbedaan usia pada konsumen akan menyebabkan perbedaan selera dalam membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Karakteristik konsumen menurut kelompok umur adalah sebagai berikut : Tabel 11. Karakteristik Konsumen Bawang Merah Berdasarkan

Kelompok Umur, 2010.

Kemasan No

Kelompok Curah

Jumlah Persentase(%)

30 100,00 Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa kelompok umur 25-35 tahun paling banyak membeli bawang merah curah dan kelompok umur 19-24 tahun paling banyak membeli bawang merah kemasan.

Berdasarkan data tersebut maka pembelian bawang merah curah banyak dilakukan oleh konsumen yang berumur 25-35 tahun karena pada umumnya mereka lebih memperhitungkan sesuai kebutuhan dalam membeli. Pembelian bawang merah kemasan banyak dikonsumsi oleh konsumen yang berumur 19-24 tahun karena mereka lebih mempertimbangkan kepraktisan, yaitu bawang merah yang sudah berada dalam kemasan.

3. Tingkat Pendidikan Konsumen

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi keputusan konsumen dalam mengkonsumsi pangan. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki oleh seseorang, maka semakin tinggi informasi dan pengetahuan yang

diterima seseorang. Karakteristik konsumen berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut : Tabel 13. Karakteristik Konsumen Bawang Merah Berdasarkan Tingkat

Pendidikan, 2009. No

Kemasan Pendidikan

Jumlah Persentase

2. SMA/SMEA

7 23,33 /STM

3. D1,D3

30 100,00 Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan konsumen bawang merah curah dan kemasan paling banyak adalah S1 dengan jumlah 51 konsumen bawang merah curah dan 14 konsumen bawang merah kemasan, sehingga konsumen yang mengkonsumsi bawang merah memiliki tingkat pendidikan yang tinggi karena sebagian besar konsumen bawang merah telah menyelesaikan pendidikannya sampai perguruan tinggi. Menurut Sumarwan (2003:201), tingkat pendidikan seseorang juga akan mempengaruhi nilai-nilai yang dianut, cara berpikir, cara pandang bahkan persepsinya terhadap suatu masalah. Konsumen yang memiliki pendidikan yang lebih baik akan sangat responsif terhadap informasi dan manfaat lain dari bawang merah selain sebagai pelengkap atau bumbu masakan sehingga akan mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian bawang merah.

4. Pekerjaan Konsumen

Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karakteristik yang saling berhubungan. Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan yang dilakukan konsumen. Dan selanjutnya profesi dan pekerjaan seseorang akan mempengaruhi pendapatan yang diterimanya. Pendapatan dan pendidikan tersebut kemudian akan mempengaruhi proses keputusan dan

pola konsumsi seseorang (Sumarwan, 2003:199-201). Karakteristik konsumen berdasarkan jenis pekerjaan adalah sebagai berikut : Tabel 13. Karakteristik Konsumen Bawang Merah Berdasarkan Jenis

Pekerjaan, 2010. No

Kemasan Pekerjaan

Jumlah Persentase

4. Ibu Rumah

2 6,66 Tangga

5. Lain-lain

- - Jumlah

30 100,00 Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa sebagian besar konsumen yang mengkonsumsi bawang merah curah dan kemasan adalah memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta dan wiraswasta. Konsumen yang mengkonsumsi bawang merah curah yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak 30, sedangkan konsumen yang mengkonsumsi bawang merah kemasan yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 15.

Konsumen yang mengkonsumsi bawang merah curah selanjutnya adalah memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta yaitu 23, sebagai PNS 14 konsumen dan pekerjaan lain-lain sebanyak 3 konsumen yaitu sebagai guru dan dosen di sekolah dan perguruan tinggi swasta. Konsumen yang mengkonsumsi bawang merah kemasan selanjutnya adalah memiliki pekerjaan sebagai PNS yaitu 8, sebagai pegawai swasta 5 konsumen dan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 3 konsumen. Konsumen pegawai swasta banyak memilih bawang merah curah karena dapat memilih bawang merah sesuai dengan kebutuhan dan konsumen wiraswasta banyak memilih bawang merah dengan kemasan karena lebih praktis dalam proses pembeliannya.

5. Pendapatan Konsumen

Menurut Simamora (2004:10), jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang erat kaitannya dengan tingkat pendapatan yang diperoleh, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap daya beli rumah tangga konsumen. Pendapatan sangat mempengaruhi seseorang dalam memilih produk yang akan dikonsumsi. Karakteristik konsumen bawang merah berdasarkan pendapatan adalah sebagai berikut : Tabel 14. Karakteristik Konsumen Bawang Merah Berdasarkan Jenis

Pendapatan Konsumen (dalam satu bulan), 2010. No

Pendapatan per

Kemasan bulan

Curah

Jumlah Persenta Konsumen se (%) Konsumen se (%)

30 100,00 Sumber : Analisis Data Primer Menurut BPS Kota Surakarta (2009:65), kriteria untuk masyarakat

tingkat bawah adalah masyarakat yang berpenghasilan kurang dari Rp 725.000,00 per bulan per kapita. Masyarakat tingkat menengah berpenghasilan Rp 725.000,00 - Rp 1.250.000,00 per bulan per kapita dan untuk masyarakat tingkat atas berpenghasilan lebih dari Rp 1.250.000,00 per bulan per kapita. Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa sebagian besar konsumen yang mengkonsumsi bawang merah curah dan kemasan tingkat pendapatannya adalah > Rp 1.250.000,00. yaitu masing masing sebanyak 53 dan 27 konsumen, yang tergolong masyarakat tingkat atas.

Pendapatan konsumen bawang merah curah dan kemasan yang semakin tinggi maka jumlah pembeliannya belum tentu semakin tinggi. Pendapatan yang tinggi juga dapat mempengaruhi gaya hidup konsumen yaitu gaya hidup yang mengutamakan prestige atau image yang tinggi pada saat pembelian bawang merah. Tingkat pendapatan kelompok konsumen bawang merah curah dan kemasan merupakan tingkat

pendapatan masyarakat tingkat atas karena harga bawang merah yang di jual pasar swalayan lebih mahal dibanding bawang merah di pasar tradisional.

6. Jumlah Anggota Keluarga Konsumen

Setiap anggota keluarga dapat saling mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dalam mengkonsumsi produk dimana semakin banyak jumlah anggota keluarga maka keputusan untuk membeli sebuah produk semakin besar. Karakteristik konsumen bawang merah berdasarkan jumlah anggota keluarga adalah sebagai berikut : Tabel 15. Karakteristik Konsumen Bawang Merah Berdasarkan Jumlah

Anggota Keluarga, 2010. No

Kemasan Anggota

Jumlah

Curah

Jumlah Persentase Keluarga Konsumen

30 100,00 Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa sebagian besar jumlah anggota keluarga yang mengkonsumsi bawang merah curah dan kemasan yaitu sebanyak 4-5 orang adalah 49 konsumen bawang merah curah dan 21 konsumen bawang merah kemasan. Setiap anggota keluarga dapat saling mempengaruhi pada saat pengambilan keputusan mengkonsumsi bawang merah. Semakin banyak jumlah anggota keluarga maka pengambilan keputusan untuk mengkonsumsi dan membeli bawang merah belum tentu semakin banyak. Hal ini dikarenakan tidak semua rumah tangga menggunakan bawang merah dalam porsi yang sama. Menurut Sumarwan (2003:234), anggota keluarga saling mempengaruhi dalam keputusan pembelian dan konsumsi suatu produk. Beberapa peran anggota keluarga dalam pengambilan keputusan antara lain inisiator, pemberi pengaruh, penyaring informasi, pengambil keputusan, pembeli, dan pengguna.