Keadaan Penduduk

B. Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk di Kota Surakarta meliputi penduduk menurut jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan mata pencaharian adalah sebagai berikut :

1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) jumlah penduduk Kota Surakarta menurut jenis kelamin tahun 2003-2008 adalah sebagai berikut :

Tabel 6. Jumlah Penduduk Kota Surakarta Menurut Jenis Kelamin,

2003-2008 No. Tahun

Jenis Kelamin

Jumlah Rasio Jenis

522.935 89,68 Sumber : Badan Pusat Statistik Surakarta (2009:34)

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Kota Surakarta dengan jenis kelamin perempuan lebih besar dari jumlah penduduk laki-laki. Pada tahun 2008, rasio jenis kelamin di Kota Surakarta adalah sebesar 89,68% yang menunjukkan bahwa setiap terdapat 100 penduduk dengan jenis kelamin perempuan maka terdapat 89 penduduk dengan jenis kelamin laki-laki. Jumlah penduduk perempuan yang lebih banyak daripada penduduk laki-laki ini akan berpengaruh pada pengambilan keputusan dalam membeli dan mengkonsumsi berbagai keperluan rumah tangga termasuk keputusan dalam membeli dan mengkonsumsi sayuran dan salah satunya adalah bawang merah.

2. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur

Menurut data BPS Surakarta tahun 2009, berdasarkan data hasil olahan SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2008, keadaan penduduk Kota Surakarta menurut kelompok umur dan jenis kelamin adalah sebagai berikut :

Tabel 7. Penduduk Surakarta Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2008

Jenis Kelamin

No. Tahun Jumlah Total

522.934 Sumber : Badan Pusat Statistik Surakarta (2009:37)

Berdasarkan Tabel 7 mengenai penduduk Kota Surakarta menurut kelompok umur dan jenis kelamin tahun 2008, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk terbanyak yaitu kelompok umur 20-24 tahun sebesar 57.833, sedangkan jumlah penduduk terkecil yaitu pada kelompok umur 60-64 tahun sebesar 17.543. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Surakarta adalah kelompok usia produktif yaitu dalam pemenuhan konsumsinya memperhatikan kualitas, mutu, dan pentingnya suatu produk untuk dikonsumsi bagi kesehatan tubuh, salah satunya adalah pada saat mengkonsumsi bawang merah.

3. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Menurut data BPS Surakarta tahun 2009, berdasarkan monografi masing-masing kelurahan Kota Surakarta, jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di Kota Surakarta adalah sebagai berikut :

Tabel 8. Banyaknya Penduduk 5 Tahun Ke atas Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Surakarta, 2008

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Jumlah (%)

1. Tamat Akademi/ Perguruan Tinggi 35.639 7,48

2. Tamat SLTA 71.143 14,93

3. Tamat SLTP 101.351 21,27

4. Tamat SD 98.118 20,59

5. Tidak Tamat SD 44.051 9,24

6. Belum Tamat SD 66.799 14,02

7. Tidak Sekolah 32.192 6,76 Jumlah

476.490 100,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Surakarta (2009:55)

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui sebagian besar tingkat pendidikan di Kota Surakarta adalah tamat SLTP yaitu sebesar 101.351 jiwa atau sebesar 21,27%. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk Kota memiliki pendidikan dasar yang cukup dan memahami akan pentingnya pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi juga pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu informasi pada suatu produk. Salah satunya merupakan pengetahuan akan pentingnya produk yang akan dikonsumsi baik dari segi kualitas, mutu maupun tentang kesadaran pentingnya produk untuk kesehatan yaitu pada saat mengkonsumsi bawang merah.

4. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Menurut data BPS Surakarta tahun 2009, berdasarkan data monografi masing-masing kelurahan wilayah Surakarta, jumlah penduduk di Kota Surakarta menurut mata pencaharian adalah sebagai berikut:

Tabel 9. Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kota Surakarta, 2008

No. Mata Pencaharian

Jumlah

Jumlah (%)

1. Petani Sendiri

2. Buruh Tani

4. Buruh Industri

5. Buruh Bangunan

8. PNS/TNI/POLRI

100,00 Sumber : Badan Pusat Statistik (2009:86)

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang bermata pencaharian paling kecil adalah sebagai petani dan buruh tani yaitu 450 jiwa dan 438 jiwa atau sebesar 0,11%. Hal ini karena adanya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian dan banyak lahan digunakan untuk pemukiman serta usaha. Jenis pekerjaan seseorang dapat mempengaruhi tingkat pendapatan yang diterima oleh seseorang dan tingkat pendapatan yang diterima dapat mempengaruhi pola konsumsi seseorang. Semakin tinggi pendapatan maka semakin tinggi pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan. Pengeluaran tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan, salah satunya dengan mengkonsumsi bawang merah.