Metode Pengambilan Sampel

C. Metode Pengambilan Sampel

Menurut Surakhmad (1998:100), pada penelitian deskriptif seperti survei sampel yang diambil hendaknya besarnya diatas 30 unit. Berdasarkan hal tersebut, maka jumlah penelitian sampel pada penelitian ini menggunakan dasar confident level 95 %.

Menurut Djarwanto dan Pangestu (1996:158-159), pengambilan sampel menggunakan confident level 95 %, proporsi populasi tidak diketahui. Apabila dalam suatu penduga proporsi menggunakan sampel dengan keyakinan (1-  ) dan besarnya error tidak melebihi suatu harga tertentu maka rumus (E) dapat digunakan untuk menentukan besarnya sampel yang harus diambil, dapat dirumuskan sebagai berikut :

E = 1,96

Di mana : E = Error P = Proporsi populasi N = Jumlah sampel

Besarnya populasi tidak diketahui, maka (1-P) juga tidak diketahui, tetapi karena P selalu berada di antara 0 dan 1, maka besarnya populasi maksimal adalah :

T (P) = P 2 –P DF(P) = 1-2P

2P = 1 P = 0,5 Harga maksimal dari f(P) adalah P(1-P) = 0,5 (0,5) = 0,25 Jadi, besarnya sampel jika digunakan confident level 95 % dan kesalahan yang terjadi 0,1 adalah :

N = ( 0,25 ) 

=96,04 (dibulatkan menjadi 100 sampel) Berdasarkan perhitungan rumus, jumlah sampel yang dijadikan responden adalah 100 responden yang terdapat di lokasi pasar swalayan di Kota Surakarta yang telah ditentukan. Pembagian jumlah responden pada setiap pasar swalayan ditentukan secara proporsional berdasarkan perbandingan data antara jumlah penjualan bawang merah curah dan kemasan pada setiap pasar swalayan dengan jumlah penjualan bawang merah curah dan kemasan pada setiap pasar swalayan dalam satu bulan. Pembagian responden pada swalayan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Penjualan Bawang Merah Curah dan Kemasan Bulan November 2009 dan Pembagian Jumlah Responden Setiap Pasar Swalayan di Kota Surakarta

Jumlah Responden No. Pasar Swalayan

Jumlah Penjualan(kg)

curah KKemasan 1. Hypermart Solo Square

curah

Kemasan

59 29 35 15 2. Sami Luwes Swalayan

34 10 20 5 3. Luwes Lojiwetan

17 10 10 5 4. Makro Swalayan

8 10 5 5 Jumlah

59 70 30 Sumber : Analisis Data Primer

Data penjualan bawang merah dalam bentuk curah dan kemasan berbeda di tiap swalayan. Responden bawang merah curah adalah 70 orang sedangkan bawang merah kemasan adalah 30 orang. Hypermart Solo Square lebih tinggi penjualannya dari segi curah maupun kemasan sehingga responden yang diambil 35 responden untuk curah dan 15 untuk responden kemasan. Sami luwes memiliki jumlah penjualan bawang merah curah yang lebih tinggi dari Luwes Lojiwetan dan Makro Swalayan maka responden yang diambil lebih banyak dari kedua swalayan tersebut. Sami Luwes, Luwes Lojiwetan dan Makro memiliki jumlah penjualan bawang merah kemasan yang hampir sama maka responden yang diambil dari swalayan tersebut adalah lima responden.

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah metode jugdement sampling. Menurut Kinnear dan James (1995:205), metode Judgment sampling merupakan sampel pertimbangan (sampel bertujuan) dipilih berdasarkan apa yang dipertimbangkan bahwa unit atau unsur penarikan sampel tersebut akan dapat membantu menjawab pertanyaan- pertanyaan riset yang sedang dikerjakan. Dalam penelitian ini, sampel yang dipilih adalah konsumen yang membeli bawang merah di pasar swalayan.

Konsumen yang membeli bawang merah di pasar swalayan dipilih menjadi responden karena konsumen tersebut membeli, mengkonsumsi bawang merah curah dan kemasan di pasar swalayan sehingga mereka mengetahui berbagai atribut yang melekat pada produk pasar swalayan dan hal tersebut dapat berguna juga bagi dasar pertimbangan produsen pada saat

akan memasarkan produknya sedangkan konsumen yang tidak membeli bawang merah tidak dapat dijadikan sampel karena konsumen tersebut tidak memberikan kontribusi atau pengaruh terhadap sikap konsumen terhadap bawang merah secara langsung.