Kendala dalam Implementasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sukoharjo

3. Kendala dalam Implementasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sukoharjo

Dalam implementasi sebuah sistem informasi pasti terdapat kendala yang mengakibatkan suatu sistem informasi tidak dapat berjalan secara optimal. Di dalam implementasi SIMPEG di BKD Kabupaten Sukoharjo terdapat kendala-kendala yang mengakibatkan SIMPEG tidak berjalan secara optimal, kendala tersebut yaitu:

a. Masalah anggaran

Kusharjanti (2009) dalam artikelnya menyebutkan bahwa masalah finansial merupakan faktor penting dalam penerapan suatu sistem. Di BKD Kabupaten Sukoharjo dalam penerapan SIMPEG masih terkendala dengan masalah anggaran. Anggaran yang dialokasikan untuk SIMPEG tidak sesuai dengan kebutuhan.

Kendala masalah anggaran dalam implementasi sistem ini juga diungkapkan oleh Apriansyah (2008) dalam hasil penelitiannya. Dalam penelitian tersebut Apriansyah (2008) mengungkapkan bahwa pelaksanaan SIMPEG di Departemen Dalam Negeri masih mengalami kendala dalam hal anggaran. Anggaran yang disediakan untuk SIMPEG tidak sesuai dengan kebutuhan sehingga SIMPEG di Departemen Dalam Negeri tidak dapat berjalan dengan optimal.

Permasalahan anggaran ini banyak menjadi kendala dalam pengimplementasian sistem informasi manajemen di organisasi. Nugraha (2007) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa implementasi kebijakan SIMPEG dalam menunjang pelayanan kepegawaian di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa

97

commit to user

cxiv

cxiv

Barat masih terkendala masalah anggaran untuk penerapan SIMPEG belum memadai.

Permasalahan anggaran ini juga diungkapkan oleh Syeda Qudsia Batool,dkk dalam penelitiannya yang berjudul Benefits and Barriers of Human Resource Information System In Accounts Office & Azad Jammu &Kashmir Community Development Program, dalam penelitian tersebut diungkapkan bahwa kurangnya dana mengakibatkan terhambatnya implementasi SISDM di kantor akuntan dan AJKCDP.

b. Instalasi Jaringan yang Menghubungkan Seluruh Ruangan Belum Terealisasi Dari hasil observasi dan wawancara yang sudah peneliti lakukan, jaringan yang digunakan dalam implementasi SIMPEG di BKD Sukoharjo masih menggunakan jaringan peer to peer dan belum dapat terhubung dengan ruangan semua bidang yang ada di BKD Kabupaten Sukoharjo.

Kendala dalam pembangunan jaringan ini terkait dengan kendala pertama yaitu masalah anggaran. Kendala pembangunan jaringan ini juga diungkapkan oleh Apriansyah (2008) dalam penelitiannya bahwa jaringan yang digunakan di Departemen Dalam Negeri belum dapat direalisasikan sehingga pengguna yang memerlukan data harus menghubungi operator di ruangan SIMPEG.

c. Terbatasnya Sumber Daya Manusia Menurut Susanto (2004), brainware atau sumber daya manusia merupakan bagian

terpenting dari komponen sistem informasi dimana sumber daya manusia yang terlibat dalam pembuatan sistem

pengolahan data, pendistribusian dan pemanfaatan informasi yang dihasilkan

oleh sistem informasi tersebut(hlm.104). Tanpa adanya sumber daya manusia, aplikasi Sistem Informasi

Manajemen yang sebagus apapun tidak akan dapat berjalan.

98

commit to user

cxv

Dalam implementasi SIMPEG di BKD Kabupaten Sukoharjo masih terdapat kendala dengan terbatasnya Sumber Daya Manusia yang mengelola SIMPEG. Saat ini hanya terdapat satu orang pegawai yang bertanggungjawab mengelola SIMPEG dan merangkap sebagai petugas entry data.

Terbatasnya SDM ini merupakan kendala dalam implementasi SIMPEG yang diungkapkan oleh Alther bahwa Human limitation merupakan kendala dalam implementasi sebuah sistem. SDM yang terbatas dalam implementasi SIMPEG juga diungkapkan oleh Arista (2010) dalam penelitiannya bahwa petugas yang bertanggungjawab mengelola SIMPEG di BKD Karanganyar jumlahnya hanya satu orang.

d. Keterlambatan dalam Input Data

Suatu sistem informasi dituntut untuk menghasilkan informasi yang up to date, valid dan akurat. Informasi yang valid dan akurat akan sangat berguna bagi pengguna untuk pendukung dalam pengambilan keputusan. Untuk dapat menjadi sebuah informasi yang valid, database dalam suatu sistem informasi harus dilakukan peremajaan atau update secara berkala.

Saat ini di BKD Kabupaten Sukoharjo seringkali terjadi keterlambatan dalam input data sehingga data yang terdapat dalam database

terkadang tidak valid karena tidak segera dilakukan input mengenai perubahan data pegawai. Informasi yang tidak valid dan akurat tersebut mengakibatkan peranan SIMPEG sebagai pendukung dalam pengambilan keputusan menjadi terganggu.

99

commit to user

cxvi

cxvi