Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

5.3. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

U ntuk menciptakan peluang yang lebih besar bagi lulusan perguruan tinggi mendapatkan pekerjaan yang lebih sesuai ialah

melalui perancangan kurikulum agar mendekati kebutuhan pasar. Dalam rangka itu pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi menginstruksikan perguruan tinggi agar mengganti kurikulum lama tahun 1995 dan memberlakukan kurikulum baru yang dinamakan dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Untuk merespon keinginan pemerintah, selanjutnya Rektor mengeluarkan Surat Edaran agar jurusan/program studi yang ada di setiap fakultas di lingkungan Universitas HKBP Nommensen memberlakukan kurikulum baru. Fakultas Ekonomi menerima Surat Edaran No. k486/R/IV/2003 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Baru. Berdasarkan SK Menteri Pendidikan Nasional dan Surat Edaran Rektor tersebut, ketiga-tiga melalui perancangan kurikulum agar mendekati kebutuhan pasar. Dalam rangka itu pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi menginstruksikan perguruan tinggi agar mengganti kurikulum lama tahun 1995 dan memberlakukan kurikulum baru yang dinamakan dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Untuk merespon keinginan pemerintah, selanjutnya Rektor mengeluarkan Surat Edaran agar jurusan/program studi yang ada di setiap fakultas di lingkungan Universitas HKBP Nommensen memberlakukan kurikulum baru. Fakultas Ekonomi menerima Surat Edaran No. k486/R/IV/2003 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Baru. Berdasarkan SK Menteri Pendidikan Nasional dan Surat Edaran Rektor tersebut, ketiga-tiga

Setidaknya sejak tahun 2001 yang lalu, kata visi dan misi sudah mulai familiar di perguruan tinggi. Kata-kata tersebut tidak dapat dilepaskan dari perancangan kurikulum. Dengan kata lain, kurikulum yang dipergunakan tersebut disusun sesuai dengan visi, misi, dan sasaran serta tujuan masing-masing jurusan/program studi. Walaupun visi dan misi sudah dirumuskan dengan baik namun sering tidak dapat dijabarkan dengan tepat dalam kurikulum karena banyak pertimbangan dan batasan-batasan yang harus diperhatikan. Keterbatasan jumlah dan kualifikasi dosen merupakan salah satu kendala utama bagi upaya- upaya penggunaan kurikulum yang tepat bagi kebutuhan pasar. Selain itu kebutuhan pasar bisa juga berubah dalam jangka waktu yang agak singkat sehingga mengharuskan peninjauan kurikulum dalam jangka waktu yang singkat pula, misalnya dalam waktu dua atau tiga tahun. Namun demikian ketiga-tiga jurusan/program studi sudah merumuskan kurikulumnya sedemikian rupa untuk penggunaan sekitar empat tahun kendatipun belum mampu sepenuhnya untuk menangkap keinginan pasar atau stakeholder.

Salah satu dari ketiga-tiga jurusan/program studi yang menawarkan mata-mata kuliah konsentrasi dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK) itu adalah program studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP). Program studi ini menawarkan tiga bidang Salah satu dari ketiga-tiga jurusan/program studi yang menawarkan mata-mata kuliah konsentrasi dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK) itu adalah program studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP). Program studi ini menawarkan tiga bidang

Berbeda dengan jurusan/prodi IESP, dua jurusan/prodi lainnya, yaitu Akuntansi dan Manajemen belum tertarik untuk menawarkan bidang konsentrasi. Walaupun demikian kedua-duanya sudah merancang kurikulumnya sesuai dengan bidangnya. Sesuai dengan kontrak perkuliahan dengan mahasiswa program S1 maka masa empat tahun jangka waktu berlakunya suatu kurikulum. Dengan demikian ketiga-tiga jurusan/prodi harus meninjau kembali kurikulum yang sudah diberlakukan sejak tahun ajaran 2003/2004 itu agar tetap dapat mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan pasar. Sejalan dengan itu lulusan pun tidak akan sulit untuk menembus pasar tenaga kerja.