Dasawarsa 1980-an: Tiga Rektor Berasal dari Fakultas Ekonomi
4.1. Dasawarsa 1980-an: Tiga Rektor Berasal dari Fakultas Ekonomi
D alam kurun waktu 25 tahun pertama (tahun 1954-1979), yakni sebelum pengambilalihan universitas, pimpinan Universitas HKBP
Nommensen sudah dipegang oleh tiga orang yang berbeda. Dua Rektor sebelumnya, yang pertama sebagai pelaksana dan yang kedua menjadi Rektor yang definitif, berasal dari kalangan pendeta dan memimpin universitas sekitar 10 tahun. Kemudian Rektor yang ketiga berasal dari kalangan bussinesman dan memimpin hampir 13 tahun. Setelah itu diangkatlah Pejabat Rektor yang berasal dari alumni yaitu O.H.S. Purba, MA, MSc yang diangkat secara resmi oleh Pucuk Pimpinan HKBP menjadi Pejabat Rektor pada tanggal 26 Pebruari 1979. Pejabat Rektor ini memegang jabatannya mulai tanggal 6 Maret 1979 hingga empatbelas bulan berikutnya.
Dalam masa ke-pejabat-an tersebut, agaknya tidak mudah untuk menentukan siapa yang akan dipilih dan ditetapkan sebagai Rektor definitif untuk menggantikan Pejabat Rektor. Pucuk Pimpinan HKBP dan Dewan Pimpinan Yayasan Universitas HKBP Nommensen pun cukup lama juga memergumulkan siapa orang yang dianggap tepat untuk meneruskan pembenahan yang sudah dimulai Pejabat Rektor O.H.S. Purba, MA, MSc. Sehubungan dengan pergumulan itu timbul pikiran-pikiran dikalangan Pucuk Pimpinan HKBP dan anggota-anggota Dewan Pimpinan Yayasan untuk mencari dari kalangan alumni. Setelah mengadakan pemikiran yang cukup lama juga, maka akhirnya dicapai suatu kesepakatan bahwa Prof. Dr. Amudi Pasaribu, MSc yang kala itu Dalam masa ke-pejabat-an tersebut, agaknya tidak mudah untuk menentukan siapa yang akan dipilih dan ditetapkan sebagai Rektor definitif untuk menggantikan Pejabat Rektor. Pucuk Pimpinan HKBP dan Dewan Pimpinan Yayasan Universitas HKBP Nommensen pun cukup lama juga memergumulkan siapa orang yang dianggap tepat untuk meneruskan pembenahan yang sudah dimulai Pejabat Rektor O.H.S. Purba, MA, MSc. Sehubungan dengan pergumulan itu timbul pikiran-pikiran dikalangan Pucuk Pimpinan HKBP dan anggota-anggota Dewan Pimpinan Yayasan untuk mencari dari kalangan alumni. Setelah mengadakan pemikiran yang cukup lama juga, maka akhirnya dicapai suatu kesepakatan bahwa Prof. Dr. Amudi Pasaribu, MSc yang kala itu
Sehubungan dengan kesepakatan tersebut, akhirnya dipanggilah beliau yang kala itu sudah menjadi Guru Besar Ekonomi Analitik di salah satu universitas di Malaysia. Beliau diangkat menjadi Rektor dengan keputusan Pucuk Pimpinan HKBP No. 1375/S/K-1/80 tanggal
16 April 1980. Selanjutnya pada tanggal 21 April 1980, pimpinan universitas ditimbangterimakan pula dari Pejabat Rektor O.H.S. Purba, MA, MSc kepada Rektor definitif Prof. Dr. Amudi Pasaribu, MSc yang merupakan orang kelima yang menjadi pimpinan Universitas HKBP Nommensen. Terpilihnya beliau menjadi Rektor berarti sudah ada dua orang lulusan Sarjana Muda Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen yang pernah menjabat Dekan dan kemudian menjadi pimpinan tertinggi di almamaternya.
Dimasa kepemimpinannya, universitas mengalami perkembangan yang cukup pesat, bukan hanya dalam penambahan gedung-gedung perkuliahan tetapi juga dalam hal peningkatan kualitas tenaga pengajar melalui studi lanjut, baik di dalam maupun luar negeri. Dalam periode ini jumlah mahasiswa Fakultas Ekonomi pun menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan dasawarsa sebelumnya.
Walaupun O.H.S. Purba, MA, MSc dan Prof. Dr. Amudi Pasaribu, MSc masing-masing menyelesaikan Sarjana Muda dari fakultas dan universitas yang sama dan bahkan kedua-duanya studi lanjut di Amerika Serikat, namun corak persoalan dan perjuangan yang dihadapi oleh universitas di bawah kepemimpinan kedua Rektor tersebut adalah sangat berlainan. Oleh karena itu, laju dan arah perkembangan universitas dibawah pimpinan mereka tentulah berlainan pula. Sebagai pimpinan tertinggi di universitas, mereka mendorong bagaimana agar Walaupun O.H.S. Purba, MA, MSc dan Prof. Dr. Amudi Pasaribu, MSc masing-masing menyelesaikan Sarjana Muda dari fakultas dan universitas yang sama dan bahkan kedua-duanya studi lanjut di Amerika Serikat, namun corak persoalan dan perjuangan yang dihadapi oleh universitas di bawah kepemimpinan kedua Rektor tersebut adalah sangat berlainan. Oleh karena itu, laju dan arah perkembangan universitas dibawah pimpinan mereka tentulah berlainan pula. Sebagai pimpinan tertinggi di universitas, mereka mendorong bagaimana agar
Dasawarsa 1970-an adalah masa yang sangat kritis bagi Universitas HKBP Nommensen. Dikala universitas-universitas lain sudah berkembang pesat dalam segi fisik dan mutu, Universitas HKBP Nommensen malah tidak mampu mempertahankan kedudukannya sebagai salah satu dari universitas-universitas yang baik dan terhormat di tanah air. Universitas HKBP Nommensen seolah-olah dininabobok- kan oleh orang-orang yang diserahi tugas memimpinnya. Syukurlah universitas ini sudah dapat diambilalih sehingga Rektor yang definitif harus bekerja lebih keras lagi agar dapat berkembang lebih pesat dalam segi fisik dan mutu dibandingkan dengan universitas-universitas yang lain. Dengan demikian Universitas HKBP Nommensen dan tentunya dengan Fakultas Ekonomi akan dibenahi agar dapat meraih kejayaan melebihi kejayaan yang telah dicapainya pada masa yang lalu. Tugas yang berat inilah yang dibebankan ke pundak Rektor baru yang dilantik pada April 1980 itu.
Pada periode pertama kepemimpinannya banyak kemajuan yang dicapai oleh universitas secara umum dan Fakultas Ekonomi secara khusus. Jumlah mahasiswa, jumlah dosen, dan pembangunan sarana dan prasarana di lingkungan Universitas HKBP Nommesen bertambah. Selain itu membuka hubungan dengan lembaga-lembaga di luar negeri pun semakin diintensifkan guna mencari beasiswa studi lanjut bagi para Pada periode pertama kepemimpinannya banyak kemajuan yang dicapai oleh universitas secara umum dan Fakultas Ekonomi secara khusus. Jumlah mahasiswa, jumlah dosen, dan pembangunan sarana dan prasarana di lingkungan Universitas HKBP Nommesen bertambah. Selain itu membuka hubungan dengan lembaga-lembaga di luar negeri pun semakin diintensifkan guna mencari beasiswa studi lanjut bagi para
Keberhasilan yang dicapai Universitas HKBP Nommensen dalam masa 1980-1985 menyebabkan Prof. Dr. Amudi Pasaribu dipercayakan dan diusulkan kembali oleh Dewan Pengurus Yayasan (Depeya) memimpin universitas untuk satu periode berikutnya. Usul ini disetujui oleh Pucuk Pimpinan HKBP dengan mengeluarkan keputusan No. 320/S/K-1/1985 tanggal 18 Maret 1985 tentang pengangkatannya menjadi Rektor untuk periode yang kedua kalinya. Beliau dilantik oleh Ephorus Ds. G.H.M. Siahaan di gereja HKBP Sudirman Medan pada tanggal 22 April 1985 untuk tugas mulia agar universitas dapat mencapai kecemerlangan dan memberikan perhatian bagi kalangan yang tak mampu yang menuntut ilmu di Universitas HKBP Nommensen.
Sangat disayangkan bahwa masa jabatan kedua ini tidak dapat dilalui dengan mulus. Usaha-usaha untuk menuju kecemerlangan yang sudah dirintis dan dimulai pada masa jabatan yang pertama tidak dapat dituntaskan hingga akhir masa jabatan keduanya. Terlepas dari ada tidaknya konsfirasi untuk menjatuhkannya, kejadian demi kejadian muncul sekitar dua tahun terakhir masa jabatannya, yang memaksa beliau harus mengajukan pengunduran diri sebagai Rektor. Kejadian- kejadian tersebut menjadi kendala bagi pimpinan universitas untuk menjalankan program-program pembangunan dan peningkatan kualitas Sangat disayangkan bahwa masa jabatan kedua ini tidak dapat dilalui dengan mulus. Usaha-usaha untuk menuju kecemerlangan yang sudah dirintis dan dimulai pada masa jabatan yang pertama tidak dapat dituntaskan hingga akhir masa jabatan keduanya. Terlepas dari ada tidaknya konsfirasi untuk menjatuhkannya, kejadian demi kejadian muncul sekitar dua tahun terakhir masa jabatannya, yang memaksa beliau harus mengajukan pengunduran diri sebagai Rektor. Kejadian- kejadian tersebut menjadi kendala bagi pimpinan universitas untuk menjalankan program-program pembangunan dan peningkatan kualitas
Persoalan terus berlanjut dan bahkan pengangkatan Drs. B. Napitupulu menjadi Pejabat Sementara (Pjs) Rektor oleh Dewan Pengurus Yayasan Universitas HKBP Nommensen yang baru tidak menyelesaikan masalah. Nama yang disebut terakhir ini adalah dosen tetap di Fakultas Ekonomi dan pernah pula memimpin fakultas itu sekitar sepuluh tahun (lihat lebih lanjut bagian 4.11). Dengan demikian dalam dasawarsa 1980-an sudah ada tiga orang lulusan yang menjadi Rektor dan masing-masing dengan corak persoalan yang agak berbeda. Mereka bertiga pernah pula menjadi Dekan Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen.