Pembangunan Kampus Medan

2.6. Pembangunan Kampus Medan

S elama menumpang di gedung SMA Prayatna, sebagaimana telah disebutkan di atas, jumlah mahasiswa bertambah terus. Dalam masa

tersebut diupayakan juga untuk membangun kampus sendiri di Medan karena telah dibeli sebidang tanah dari DSM (Deli Spoorweg Maatschappij) yang terletak di Jalan Sutomo Medan. Pembelian tanah tersebut adalah atas bantuan Dr. Arne Bendtz (Amerika Serikat) termasuk Drs. Cornelius Suijk (Belanda). Luas tanah tersebut diperkirakan sekitar 5 ha ditambah dengan 2 ha lagi berupa sumbangan Dr. J.K. Panggabean (atas permohonan HKBP) sehingga luas seluruhnya menjadi 7 ha, dan disanalah kelak kampus Universitas HKBP Nommensen Medan dibangun. Tanah tersebut mempunyai batas-batas yaitu : (i) di sebelah Timur dengan jalan Sutomo, (ii) di sebelah Barat dengan jalan Timor, (iii) di sebelah Utara dengan jalan Jati (kini jalan Perintis Kemerdekaan), dan (iv) di sebelah Selatan kira- kira 50 meter terdapat jalan Serdang (kini Jalan Prof. M. Yamin, SH).

Pembangunan gedung perkuliahan dimulai beberapa bulan setelah pembelian tanah tersebut, yaitu ketika Fakultas Ekonomi masih menumpang di gedung SMA Prayatna. Pelaksanaan pembangunan gedung diusahakan oleh Drs. Cornelius Suijk, yang pada waktu itu menjabat sebagai sekretaris Fakultas Ekonomi sekaligus dosen. Pada tahun 1958 telah selesai dibangun sebuah gedung bertingkat dua yang terdiri dari ruangan kuliah, perpustakaan dan ruangan baca untuk mahasiswa serta kantor-kantor untuk dosen. Keberadaan gedung tersebut sudah dianggap memadai untuk tempat kuliah dan perkantoran walaupun lingkungan kampus masih sangat sederhana sekali ketika itu. Gedung kuliah tersebut diresmikan penggunaannya pada September 1958 dan pada saat itu jugalah Fakultas Ekonomi dipindahkan dari Pembangunan gedung perkuliahan dimulai beberapa bulan setelah pembelian tanah tersebut, yaitu ketika Fakultas Ekonomi masih menumpang di gedung SMA Prayatna. Pelaksanaan pembangunan gedung diusahakan oleh Drs. Cornelius Suijk, yang pada waktu itu menjabat sebagai sekretaris Fakultas Ekonomi sekaligus dosen. Pada tahun 1958 telah selesai dibangun sebuah gedung bertingkat dua yang terdiri dari ruangan kuliah, perpustakaan dan ruangan baca untuk mahasiswa serta kantor-kantor untuk dosen. Keberadaan gedung tersebut sudah dianggap memadai untuk tempat kuliah dan perkantoran walaupun lingkungan kampus masih sangat sederhana sekali ketika itu. Gedung kuliah tersebut diresmikan penggunaannya pada September 1958 dan pada saat itu jugalah Fakultas Ekonomi dipindahkan dari

Bersamaan dengan pembangunan gedung tadi, juga telah dibeli gedung-gedung untuk perumahan dosen, diantaranya di jalan Jati No. 21-21A, jalan Jati No. 23 (kini menjadi kantor Dewan Pengurus Yayasan Universitas HKBP Nommensen, ruang kuliah dan perkantoran Program Magister Manajemen) dan jalan Kartini No. 5 (gedung ini telah lama dijual). Dan beberapa tahun berikutnya LWF menyerahkan sebuah gedung kepada Universitas HKBP Nommensen untuk rumah dosen yang berada di jalan Linggarjati No. 7 Medan (belakangan diketahui bahwa tanah tersebut tidak jelas statusnya). Dana untuk pembangunan gedung-gedung perkuliahan dan perkantoran tersebut diperoleh sebagian dari uang kolekte jemaat HKBP, uang pembangunan dari mahasiswa, sumbangan dari badan-badan resmi, sumbangan dari donator, dan sumbangan dari badan-badan gereja di luar negeri seperti LWF dan RMG. Universitas HKBP Nommensen umumnya dan Fakultas Ekonomi khususnya tidak boleh melupakan jasa para donator, terutama Drs. Cornelius Suijk atas usaha dan bantuan beliau dalam pelaksanaan pembangunan kampus tersebut. Cornelius Suijk meninggalkan Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen pada pertengahan tahun 1959 karena kembali ke negaranya.

Sehubungan dengan rencana pengembangan kampus Medan, maka pada tanggal 5 April 1960 dibentuklah Dewan Pembangunan di Fakultas Ekonomi. Dewan ini bertugas untuk mengusahakan dan melengkapi kebutuhan-kebutuhan ruangan kuliah, perumahan dosen, Sehubungan dengan rencana pengembangan kampus Medan, maka pada tanggal 5 April 1960 dibentuklah Dewan Pembangunan di Fakultas Ekonomi. Dewan ini bertugas untuk mengusahakan dan melengkapi kebutuhan-kebutuhan ruangan kuliah, perumahan dosen,

Dewan Pembangunan ini mengusahakan sumbangan masyarakat bagi pembangunan universitas umumnya dan bagi Fakultas Ekonomi khususnya. Salah satu wujudnya ialah pelaksanaan pesta pembangunan pada tanggal 4 Juni 1960 dan berhasil mengumpulkan

dana sebesar Rp. 400.000,-. Dana hasil pesta pembangunan tersebut digunakan untuk membangun dua buah ruangan kuliah untuk menambah ruangan kuliah yang telah dibangun dua tahun sebelumnya. Dewan ini terus mencari dana, antara lain dari para dermawan yang sering memberikan sumbangannya termasuk kepada donator yang sesekali memberi sumbangan. Dewan ini bekerja hanya sekitar dua tahun karena pada tahun 1962, tugas mereka telah diambilalih dan dilaksanakan oleh Depiya Universitas HKBP Nommensen sendiri. Pengambilalihan tugas ini tentulah tidak dipersoalkan karena Pengurus Yayasanlah seharusnya yang lebih berkepentingan untuk pengadaan sarana dan prasarana kampus dan bukan fakultas. Ketua Dewan Pimpinan Yayasan pun pada tahun itu sudah berganti pula.