Menutup Kelas Malam Karena Tidak Rasional

6.1. Menutup Kelas Malam Karena Tidak Rasional

S etidaknya sejak tahun 1980-an beban dosen tetap Fakultas Ekonomi dalam proses belajar mengajar sudah terasa cukup berat bila

dibandingkan dengan beban dosen fakultas lain yang jumlah mahasiswanya cukup sedikit. Jumlah dosen yang terbatas dan jumlah mahasiswa dengan kelas paralel yang cukup banyak bukan hanya menyebabkan jumlah beban mengajar seorang dosen jauh diatas beban wajibnya tetapi juga rasio mahasiswa dosen menjadi sangat besar. Dosen yang bukan fungsionaris pun bisa mempunyai beban mengajar hingga dua kali atau lebih dari jam wajibnya. Walaupun mereka mendapat honor atas kelebihan jam mengajar tersebut namun nilai rupiahnya tergolong kecil karena memang honor untuk setiap SKS pun masih relatif kecil. Oleh karena banyaknya beban mengajar itulah dosen Fakultas Ekonomi dan terutama fungsionarisnya mungkin akan tinggal di kampus antara 8 hingga 12 jam setiap harinya. Dan bagi dosen yang mempunyai “kelas malam”, baru bisa kembali ke rumah setelah jam 21.00 WIB atau lebih pada hari-hari tertentu.

Jumlah jam mengajar yang tinggi dengan honor yang tidak seberapa telah menimbulkan perbincangan-perbincangan informal dikalangan dosen setidaknya sekitar 5 tahun yang lalu. Namun pembicaraan yang lebih intens tentang hal itu barulah dimulai sekitar empat tahun yang lalu. Sejak itu direncanakan untuk menutup kelas malam sehingga dosen dan mahasiswa Fakultas Ekonomi tidak perlu berlama-lama di kampus hingga melewati pukul 19.00 WIB. Hal itu diperkuat

juga dengan hasil kalkulasi sederhana bahwa juga dengan hasil kalkulasi sederhana bahwa

Hingga saat ini tidak dapat disangkal bahwa Fakultas Ekonomi merupakan sumber pemasukan terbesar bagi universitas karena jumlah mahasiswanya paling banyak dan lagi pula sudah demikian sejak puluhan tahun yang lalu. Fakultas ini dapat menjadi sumber utama untuk peningkatan cash flow bagi universitas justru karena dosen- dosennya tidak menolak untuk mengasuh lebih banyak kelas walaupun pada akhirnya beban mengajar mereka cukup tinggi yang dibarengi dengan pendapatan yang tergolong mendekati setimpal. Beratnya beban mengajar tersebut ternyata mendapat perhatian juga dari dosen- dosen fakultas lain, terutama ketika mereka tahu banyaknya kelebihan jam mengajar dosen-dosen Fakultas Ekonomi. Kadang kala terdengar sindiran akan banyaknya jam mengajar tersebut dengan menyatakan bahwa karena banyaknya jam mengajar tersebut sehingga “untuk buang air kecil pun tidak sempat”. Harus diakui bahwa selain karena jumlah dosen tetap yang masih kurang dan banyaknya kelas paralel menyebabkan beban tersebut menjadi bertambah walaupun masih dalam batas-batas yang dapat dilaksanakan oleh masing-masing dosen. Apa yang dilontarkan oleh “pemerhati kelebihan jam” terhadap dosen-dosen Fakultas Ekonomi pada dasarnya merupakan pengakuan sekaligus keprihatinan bagi dosen-dosen Fakultas Ekonomi yang mempunyai beban tinggi, yang dengan tanpa banyak keluhan mau melaksanakan tugasnya dengan baik karena memikul beban berat universitas.

Sebenarnya Fakultas Ekonomi sudah lama menyadari hal tersebut sehingga pertimbangan antara kuantitas dan kualitas mahasiswa baru yang akan diterima selalu menjadi pergumulan fungsionaris fakultas

tahun demi tahun. Memang bagai buah simalakama, karena jika mengurangi target berarti mengurangi cash flow bagi universitas sedangkan mempertahankan apalagi meningkatkan target akan menambah beban bagi setiap dosen tetap. Solusinya pastilah bukan sekedar menambah jumlah dosen tetap atau dosen ikatan kerja apalagi menambah dosen part time. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan apabila solusinya adalah menambah dosen honor, apalagi menambah dosen tetap, karena perekrutan dosen tetap pada masa-masa yang lalu belum diprogramkan dengan baik mempunyai dampak hingga kini. Jumlah mahasiswa baru diharapkan akan tetap terjaga dalam jumlah optimalnya walaupun beban mengajar di fakultas tetap tinggi. Namun satu hal yang perlu diperhatikan ialah agar beban yang tinggi tersebut bukan menjadi alasan bagi setiap dosen untuk tidak melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Singkatnya, melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah kewajiban setiap dosen apalagi kalau mereka ingin mendapat pengakuan sertifikasi dosen pada masa yang akan datang.

Setidaknya dalam kurun waktu 5 tahun belakangan ini sudah timbul pandangan-pandangan di kalangan dosen yang menganggap bahwa Fakultas Ekonomi agaknya jauh lebih bertanggung jawab akan masa depan universitas, terutama bila dibandingkan dengan dosen-dosen tetap fakultas lain di lingkungan Universitas HKBP Nommensen. Tidak sedikit dosen yang mempunyai beban mengajar kurang atau tepat sama dengan jam wajib mengajar dan tentunya menerima gaji penuh dari universitas. Fakultas-fakultas besar di Universitas HKBP Nommensen harus “membantu” fakultas lain yang jumlah mahasiswa dan kinerjanya tidak optimal. Tatkala dosen-dosen fakultas lain mungkin sudah berada di luar kampus pada jam-jam dan hari-hari tertentu, dosen Fakultas

Ekonomi justru masih harus bertahan di kampus hingga malam hari supaya proses belajar-mengajar tetap terlaksana dengan baik demi kelangsungan hidup universitas dan kewajiban untuk mencerdaskan kehidupan anak-anak bangsa sesuai dengan mottonya, Pro Deo et Patria. Sulit membayangkan bagaimana universitas tetap eksis seandainya Fakultas Ekonomi dan fakultas-fakultas besar lainnya tidak ada.

Sebelum dimulai tahun akademi 2006/2007, dalam rapat dosen Fakultas Ekonomi telah disepakati untuk tidak membuka kelas malam lagi bagi calon mahasiswa baru. Sementara itu kelas yang masih tersisa akan terus berjalan hingga mahasiswanya tamat. Rencana penutupan kelas malam ini adalah untuk mengurangi biaya operasional yang tidak rasional dan sekaligus untuk mengurangi beban mengajar dosen. Atas dasar pemikiran itulah Dekan Fakultas Ekonomi melakukan sosialisasi baik dalam pertemuan-pertemuan informal maupun dalam rapat dewan dosen. Kesepakatan penutupan kelas malam ini akhirnya disampaikan ke Rektor dan dikukuhkan melalui SK Rektor No. 271/SK/R/IX/2006 tanggal 7 September 2006 setelah memperoleh persetujuan dari Dewan Pengurus Yayasan (Depeya) Universitas HKBP Nommensen.

Apa mau dikata, ternyata penutupan kelas malam bukan solusi untuk mengurangi beban mengajar dosen. Nampaknya beban mengajar para dosen masih tetap cukup berat juga. Namun demikian dosen- dosen Fakultas Ekonomi sudah mempunyai komitmen yang kuat untuk tetap melaksanakan pengajaran dengan baik sebagaimana sudah terlaksana pada masa-masa sebelumnya. Peningkatan pelayanan dalam perkuliahan selalu ditekankan oleh pimpinan fakultas. Apabila beban mengajar tetap tinggi maka yang dikhwatirkan tidak akan dapat terlaksana dengan baik adalah dua dharma lainnya. Fakta menunjukkan Apa mau dikata, ternyata penutupan kelas malam bukan solusi untuk mengurangi beban mengajar dosen. Nampaknya beban mengajar para dosen masih tetap cukup berat juga. Namun demikian dosen- dosen Fakultas Ekonomi sudah mempunyai komitmen yang kuat untuk tetap melaksanakan pengajaran dengan baik sebagaimana sudah terlaksana pada masa-masa sebelumnya. Peningkatan pelayanan dalam perkuliahan selalu ditekankan oleh pimpinan fakultas. Apabila beban mengajar tetap tinggi maka yang dikhwatirkan tidak akan dapat terlaksana dengan baik adalah dua dharma lainnya. Fakta menunjukkan