Perubahan perilaku Perilaku Individu

berkaitan dengan suatu ide baru tahap knowledge. Pengetahuan ini menimbulkan minatnya untuk mengenal lebih jauh tentang objek tersebut, dan kemudian petugas kesehatan mulai membujuk atau meningkatkan motivasinya guna bersedia menerima objektopik yang dianjurkan; 2 Persuasion pendekatan, yaitu tahap dimana individu membentuk suatu sikap kurang baik atau yang baik terhadap inovasi; 3 tahap decision, yaitu tahap dimana individu mengambil keputusan untuk menerima konsep baru yang ditawarkan petugas kesehatan; 4 tahap implementation, yaitu tahap penggunaan, yaitu individu menempatkan inovasi tersebut untuk dimanfaatkan atau diadopsi; 5 tahap confirmation, yaitu tahap penguatan, dimana individu meminta dukungan dari lingkungannya atas keputusan yang diambilnya.

2.2.1 Perubahan perilaku

individu Hosland et.al. 1953 dalam kutipan Soekidjo mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya adalah sama dengan proses belajar. Proses Perubahan Perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari: 1. Stimulus rangsang yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu, dan berhenti di sini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif. Universitas Sumatera Utara 2. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organismediterima maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya. 3. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya bersikap 4. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungannya, maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari pada individu tersebut perubahan perilaku. ‐ Penerimaan ‐Pengertian ‐ Perhatian Organisme: Stimulus Perubahan praktek Reaksi Perubahan skrip Reaksi Sumber: Soekidjo, 2007 Gambar 2.1. Skema Teori Stimulus-Organisme-Respons Agar upaya pembentukan atau perubahan perilaku terjadi sebagaimana yang diharapkan diperlukan suatu strategi perubahan perilaku. WHO seperti yang dikutip oleh Soekidjo2007 mengelompokkan strategi perubahan perilaku menjadi tiga kelompok, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Menggunakan kekuatankekuasaan atau dorongan, cara ini ditempuh misalnya dengan adanya peraturan-peraturanperundang-undangan yang harus dipatuhi oleh anggota masyarakat. Cara ini menghasilkan perubahan perilaku yang cepat, akan tetapi perubahan tersebut tidak atau belum didasari oleh kesadaran sendiri. 2. Pemberian Informasi, dengan memberikan informasi tentang cara-cara mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan kesehatan, cara menghindari penyakit, dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut. Cara ini akan memakan waktu lama tetapi perubahan yang dicapai akan bersifat langgeng karena didasari pada kesadaran sendiri bukan karena paksaan. 3. Diskusi dan partisipasi, cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua tersebut di atas dimana di dalam memberikan informasi tentang kesehatan tidak bersifat satu arah saja, tetapi juga keaktifan berpartisipasi melalui diskusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya.

2.3. Bidan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Predisposing Factor, Enabling Factor dan Reinforcing Factor Terhadap Penggunaan Jamban di Desa Gunungtua Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2014

0 68 162

Pengaruh Faktor Predisposing, Enabling dan Reinforcing Terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada bayi di Puskesmas Bagan Batu Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir

1 62 115

Pengaruh Faktor Predisposing, Enabling, Reinforcing Terhadap Perilaku Pengurus Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) di PT Semen Andalas Indonesia Belawan Tahun 2004

1 43 125

Pengaruh Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Ibu Balita Terhadap Pencegahan Penyakit Pneumonia Pada Balita Di Kelurahan Batangberuh Kecamatan Sidikalang Tahun 2011

1 51 111

Pengaruh Faktor Predisposing Dan Reinforcing Terhadap Keterampilan Berkomunikasi Waria Dalam Menawarkan Kondom Di Kota Medan

1 32 135

Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri Dalam Asuhan Persalinan Normal Di Rumah Sakit Meuraxa Banda Aceh Tahun 2008

3 82 81

HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSING,ENABLING DAN REINFORCING TERHADAP PEMAKAIN ALAT PELINDUNG DIRI MASKER DI CV.KALIMA ART JEPARA TAHUN 2013.

0 3 15

Effects of Predisposing, Enabling, and Reinforcing Factors on Completeness of Child Immunization in Pamekasan, Madura

0 0 13

HUBUNGAN PREDISPOSING, ENABLING DAN REINFORCING FAKTOR DENGAN PENGGUNAAN APD (ALAT PELINDUNG DIRI) PADA BIDAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN DI RUMAH SAKIT KIA SADEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Predisposing Enabling dan Einforcing Faktor

0 0 15

Analisis Jalur Tentang Hubungan Antara Faktor Predisposing, Enabling, dan Reinforcing dengan Sanitasi Rumah di Kota Bengkulu - UNS Institutional Repository

0 0 14