meningkatkan motivasi yang berakhir ke sikap bidan, betapa pentingnya buku KIA tersebut dalam pelayanan ANC.
5.2. Pengaruh Faktor Predisposing terhadap pemanfaatan buku KIA
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan yang
ada pada diri manusia bertujuan untuk dapat menjawab masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya sehari-hari dan digunakan untuk menawarkan berbagai kemudahan
bagi manusia. Dalam hal ini pengetahuan dapat diibaratkan sebagai suatu alat yang dipakai manusia dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapinya Notoatmodjo,
2003. Pengetahuan dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan responden
mengenai materi yang ada pada buku KIA. Buku KIA berisikan informasi dan materi penyuluhan tentang gizi dan kesehatan ibu dan anak, kartu ibu hamil, KMS bayi dan
balita dan catatan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan variabel pengetahuan,
diketahui mempunyai pengaruh signifikan dengan pemanfaatan buku KIA p=0,027, dan proporsi responden yang memanfaatkan buku KIA 40 terdapat pada responden
dengan pengetahuan kategori baik, 50 terdapat pada responden dengan pengetahuan kategori sedang, dibandingkan responden dengan pengetahuan kurang baik yaitu 10.
Artinya pengetahuan akan mendasari seseorang dalam melakukan perubahan perilaku, sehingga perilaku yang dilakukan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
Universitas Sumatera Utara
didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan dapat diartikan tahu atau mengerti sesudah melihat menyaksikan, mengalami atau diajar. Bidan yang memiliki pengetahuan
yang baik diharap akan dapat memberikan layanan yang baik dan bermutu pada saat ANC. WHO yang dikutip Notoatmodjo mengatakan bahwa pengetahuan merupakan
salah satu faktor yang menyebabkan seseorang berperilaku. Pengetahuan bidan dapat meningkat seiring dengan lama manjadi bidan, pengalaman di lapangan dalam
menangani kasus dan pelatihan-pelatihan yang telah diikuti. Dengan pengetahuan yang bertambah diharap akan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada
masyarakat. Hal ini sejalan dengan Wahyuni dimana pengetahuan berhubungan dengan pemanfaatan buku KIA. Hasil penelitian ini tidak mendukung pendapat
Laksmono dan Tirto dimana tidak ada hubungan signifikan pengetahuan dengan pemanfaatan buku KIA pada Kader.
Berdasarkan variabel sikap, diketahui hasil uji statistik menunjukan tidak ada hubungan signifikan antara sikap dengan pemanfaatan buku KIA dengan nilai
p=0,077, dengan proporsi responden yang memanfaatkan buku KIA 50 terdapat pada kategori baik, 46,7 terdapat pada responden dengan kategori sedang,
dibandingkan responden dengan sikap kurang baik yaitu 3,3. Artinya bahwa sikap responden yang baik, maka kemungkinan besar akan memanfaatkan buku KIA dalam
pelaksanaan pelayanan antenatal antenatal care di Puskesmas. Soekidjo berpendapat bahwa sikap belum merupakan suatu tindakan atau
aktifitas, akan tetapi merupakan “predisposisi” bagi suatu tindakan atau perilaku tertentu. Dari bahan-bahan di atas dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu
Universitas Sumatera Utara
tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu, untuk mengambil suatu keputusan terhadap suatu perubahan atau stimulus. Sikap bidan
terwujud dari tingkat pemahamannya tentang pentingnya manfaat buku KIA, terbatasnya waktu untuk melakukan konseling yang efektif, dan juga dipengaruhi oleh
faktor lingkungan yaitu ada tidaknya rekan kerja memanfaatkan buku KIA sebagai materi penyuluhan yang baku dalam pelaksanaan pelayanan antenatal care.
Berdasarkan pendidikan, hasil penelitian menunjukan tidak adanya hubungan signifikan antara pendidikan bidan dengan pemanfaatan buku KIA dengan nilai
p=0,730, Namun berdasarkan porsinya dengan pemanfaatan buku KIA, diketahui responden dengan pendidikan diploma tiga kebidanan 50 yang memanfaatkan buku
KIA dibandingkan dengan responden berpendidikan diploma satu 43,3 dan diploma empat 6,7. Keadaan ini menunjukan bahwa pendidikan tidak menjadi faktor yang
mempengaruhi pemanfaatan buku KIA dalam pelayanan antenatal bagi ibu hamil. artinya pendidikan bidan bukan merupakan faktor yang berhubungan dengan
pemanfaatan buku KIA dalam pelayanan antenatal care. Perbedaan jenjang pendidikan bagi bidan tidak berpengaruh terhadap keinginan bidan untuk memanfaatkan buku
KIA dalam pelaksanaan pelayanan antenatal care. pengetahuan yang diperoleh oleh bidan dilihat dari jenjang pendidikan relatif sama. Menurut Heru yang di kutip
Laksmono dan Tirto, faktor pendidikan diduga bukan yang mempengaruhi pemanfaatan buku KIA, tetapi ada faktor yang lain misalnya kemauan, motivasi dan
kesungguhan.
Universitas Sumatera Utara
5.3. Pengaruh Faktor