Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada
6. Evaluasi Evaluation; evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau
responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur. Pengetahuan dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan jenis kuesioner yang bersifat
self administered questioner yaitu jawaban diisi sendiri oleh responden. Dan bentuk pertanyaannya berupa pilihan berganda, dimana hanya ada satu jawaban yang benar.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penilaian yang bersifat subyektif.
2.4.1.2 Sikap
Sikap individu tidak terlepas dari perilaku, sebab proses terjadinya perilaku seseorang berlangsung karena adanya sikap orang terhadap obyek. Menurut
Berkowitz 1972 dalam kutipan Azwar sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung atau memihak favourable, maupun perasaan tidak mendukung
atau memihak unfavourable pada obyek tersebut. Secara lebih spesifik Thurstone memformulasikan sikap sebagai derajat efek positif atau negatif terhadap suatu obyek
psikologis Azwar, 1995 Pengertian yang kurang lebih sama dikemukakan oleh Purwanto bahwa sikap
sebenarnya sudah mengandung unsur penilaian suka atau tidak suka, positif atau negatif, yang disebut subyek atau obyek. Kalau seseoorang bersikap positif terhadap
Universitas Sumatera Utara
sesuatu hal, subyek akan mendekati, memakai, menganut atau mengadopsi obyek tersebut. Sebaliknya kalau orang bersikap negatif terhadap suatu obyek, orang tersebut
akan menjauhi, menolak, menggagalkan atau menghindari obyek tersebut. Sedangkan Edgley 1980 yang di kutip Azwar mendefenisikan sikap sebagai
suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial atau secara sederhana, sikap adalah respons
terhadap stimulus sosial yang telah terkondisikan. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Soekidjo 1997 bahwa sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas,
akan tetapi merupakan “predisposisi” bagi suatu tindakan atau perilaku tertentu. Dari bahan-bahan di atas dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak
dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu. Soekidjo2007 menggambarkan terjadinya sikap dan reaksi tingkah laku manusia
melalui suatu rangkaian proses tertentu, seperti terlihat pada skema berikut:
terbuka Tingkah
laku Reaksi
stimulus Rangsang
stimulus Proses
tertutup Sikap
Sumber : Soekidjo, 2007 Gambar 2.2. Skema Proses terjadinya sikap dan reaksi tingkah laku
Universitas Sumatera Utara
Dari skema diatas dapat dijelaskan bahwa dalam diri individu sebenarnya terdapat suatu dorongan yang didasarkan pada kebutuhan, perasaan, perhatian dan
kemampuan untuk mengambil suatu keputusan pada suatu saat terhadap suatu perubahan atau stimulus. Proses dalam tahapan ini sesungguhnya masih bersifat
tertutup, tetapi sudah merupakan keadaan yang disebut sikap. Bila terus menerus diarahkan, maka pada suatu saat akan meningkatkan menjadi lebih terbuka dan
berwujud pada suatu reaksi yang berupa perilaku.
2.4.1.3 Pendidikan