Pemanfaatan buku KIA dalam pelayanan antenatal care

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pemanfaatan buku KIA dalam pelayanan antenatal care

Dalam melaksanakan pelayanan antenatal care di Puskesmas bidan wajib memanfaatkan buku KIA. Buku KIA adalah Kartu Ibu Hamil yang berisi pencatatan kesehatan ibu dan anak setelah dilakukanya pelayanan antenatal care. Buku KIA diharapkan bisa mendidik ibukeluarga tentang perawatan dan pemeliharaan Kesehatan Ibu Anak di rumah, serta menjembatani komunikasi antara ibu dan bidan dalam meningkatkan jangkauan pelayanan KIA yang berkualitas, mampu berkontribusi terhadap cakupan dan frekwensi kunjungan ibu hamil. Berdasarkan hasil penelitian terhadap pemanfaatan buku KIA, menunjukan bahwa 46,7 bidan memanfaatkan buku KIA, namun demikian masih ada 53,3 lagi yang tidak memanfaatkan buku KIA. Pemanfaatan buku KIA tersebut dipengaruhi oleh Faktor Predisposing pengetahuan, sikap, faktor Enablingsarana, dan Reinforcing penilaian berkala dan rutin terhadap perilaku bidan terhadap pemanfaatan buku KIA dalam melaksanakan pelayanan antenatal care. Faktor Predisposing pengetahuan, sikap dan pendidikan dimana, bidan tahu manfaat buku KIA untuk memantau berat badan, mampu mendeteksi secara dini dan tindak lanjut KEP, bisa menjelaskan jenis-jenis makanan tambahan, cara pencegahan diare dan cara pembuatan oralit. Bidan merasa materi yang terdapat didalam buku KIA bidan sudah paham yaitu pada tindakan 7T, Timbang berat badan, ukur Tekanan Universitas Sumatera Utara darah, Tinggi fundus uteri, Tetanus Toxoid, dan Temuwicara konseling. Pada hakekatnya pemanfaatan buku KIA merupakan inti daripada konseling bagaimana tehnikcara bidan dalam menyampaikan pesan-pesan yang ada didalam buku KIA agar ibu hamil mau melaksanakan pesan pesan yang ada dalam buku KIA tersebut pemberian informasi yang terus menerus secara perlahan diharapkan dapat berdampak positif. Selanjutnya, bila pemanfaatan materi penyuluhan sebatas pada masalah yang ditemukan pada saat pemeriksaan kehamilan atau menunggu bila ibu bertanya, hal ini merupakan keterbatasan upaya pemanfaatan buku KIA yang disebabkan tidak punya waktu yang cukup anggapan konseling membutuhkan waktu yang terlalu lama, kurangnya minat materi yang ada dalam buku KIA terlalu banyak yang harus dijelaskan, dan bidan sudah tahu apa yang inggin disampaikan jadi tidak perlu mengunakan buku KIA, atau mungkin tidak tahu penting nya pemanfaatan buku KIA dimana bidan berpendapat tidak perlu memanfaatkan buku KIA, menunjukan materi dan gambar-gambar yang tercantum dalam buku KIA, pengalaman yang lama sudah cukup untuk memberikan pelayanan yang baik, dengan adanya sistematis dan terarah pasti lebih menarik mengunakan materi yang bergambar. Notoatmodjo mengatakan pengunaan alat bantu termasuk gambar dapat mengerahkan sebanyak mungkin indra kepada obyek, sehingga sasaran dapat mengembangkan pengetahuan, sikap dan kepercayaan yang positif terhadap pesan yang disampaikan. Buku KIA merupakan sarana komunikasi yang baik antara ibu hamil dan bidan. Jika konseling tidak tersampaikan dengan tepat sasaran maka akan Universitas Sumatera Utara dikhawatirkan ibu hamil tidak melaksanakan pesan-pesan yang ada di dalam buku KIA, hal ini tidak sejalan dengan tujuan dari pemanfaatan buku KIA tersebut, tujuan buku KIA adalah untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak. Yang mana jika tujuan dari pengadaan buku KIA tidak tepat guna, AKI yang diharapkan dapat ditekan turun tidak tercapai, walaupun buku KIA bukan satu-satunya cara untuk menekan AKI banyak faktor lain yang melatarbelakanginya misalnya kondisi sosial, ekonomi dan budaya, lingkungan tempat tinggal, dan lain-lain. Hasil penelitian Wahyuni bahwa responden lebih mementingkan pendistribusian daripada pemanfaatan dengan alasan bahwa pemanfaatan tidak diminta laporan pertanggung jawaban, yang perlu dilaporkan hanya pendistribusiannya. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Nur Elly dkk, di Bengkulu dimana terungkap bahwa bidan yang sudah senior, penyuluhan dilakukan tanpa pemanfaatan buku KIA. Sementara faktor Enabling sarana buku KIA di mana juga sangat berpengaruh dalam pemanfaatan buku KIA, dengan adanya sarana yang baik besar kemungkinan bidan dapat memanfaatkannya. Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan dimana buku KIA tersedia dengan baik, dan terdistribusi dengan baik pula. Dimana stok persediaan buku-buku tersebut masih banyak bantuan dari LSMNGO pasca stunami yang menimpa Aceh. Faktor Reinforcing penilaian juga sangat mempengaruhi pemanfaatan buku KIA oleh bidan, dimana supervisi yang dilakukan oleh manajemen Puskesmas dapat Universitas Sumatera Utara meningkatkan motivasi yang berakhir ke sikap bidan, betapa pentingnya buku KIA tersebut dalam pelayanan ANC.

5.2. Pengaruh Faktor Predisposing terhadap pemanfaatan buku KIA

Dokumen yang terkait

Pengaruh Predisposing Factor, Enabling Factor dan Reinforcing Factor Terhadap Penggunaan Jamban di Desa Gunungtua Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2014

0 68 162

Pengaruh Faktor Predisposing, Enabling dan Reinforcing Terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada bayi di Puskesmas Bagan Batu Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir

1 62 115

Pengaruh Faktor Predisposing, Enabling, Reinforcing Terhadap Perilaku Pengurus Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) di PT Semen Andalas Indonesia Belawan Tahun 2004

1 43 125

Pengaruh Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Ibu Balita Terhadap Pencegahan Penyakit Pneumonia Pada Balita Di Kelurahan Batangberuh Kecamatan Sidikalang Tahun 2011

1 51 111

Pengaruh Faktor Predisposing Dan Reinforcing Terhadap Keterampilan Berkomunikasi Waria Dalam Menawarkan Kondom Di Kota Medan

1 32 135

Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri Dalam Asuhan Persalinan Normal Di Rumah Sakit Meuraxa Banda Aceh Tahun 2008

3 82 81

HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSING,ENABLING DAN REINFORCING TERHADAP PEMAKAIN ALAT PELINDUNG DIRI MASKER DI CV.KALIMA ART JEPARA TAHUN 2013.

0 3 15

Effects of Predisposing, Enabling, and Reinforcing Factors on Completeness of Child Immunization in Pamekasan, Madura

0 0 13

HUBUNGAN PREDISPOSING, ENABLING DAN REINFORCING FAKTOR DENGAN PENGGUNAAN APD (ALAT PELINDUNG DIRI) PADA BIDAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN DI RUMAH SAKIT KIA SADEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Predisposing Enabling dan Einforcing Faktor

0 0 15

Analisis Jalur Tentang Hubungan Antara Faktor Predisposing, Enabling, dan Reinforcing dengan Sanitasi Rumah di Kota Bengkulu - UNS Institutional Repository

0 0 14