seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat
perkembangannya sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi
proses pertumbuhan, perkembangan atau berubah ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat.
2.4.2 Faktor Pemungkin Enabling Factor
Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat. Sarana dalam hal ini adalah tersedianya buku KIA di Puskesmas.
Nurdin, 1998 berpendapat dibutuhkan pedoman tertentu tentang penempatan fasilitas dan penanganannya, disamping untuk memenuhi kebutuhan jabatan seseorang, azas
keserasian juga tetap untuk meningkatkan efisiensi kerja pegawai. Keserasian perbandingan antara manusia dengan alat kerja sehingga turut menjamin adanya
suasana kerja yang mengairahkan. Peralatan dan perlengakapan harus tepat guna yang diadakan sesuai dengan tingkat kebutuhan Laurenta, 2001.
2.4.3 Faktor Penguat Reinforcing Faktor
Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat toma, tokoh agama toga, sikap dan perilaku para petugas kesehatan. Termasuk juga undang-
undang, peraturan-peraturan, baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Syamsudin, 2003 mengemukakan bahwa salah satu tugas
Universitas Sumatera Utara
pimpinan adalah melakukan supervisipenilaian terhadap evaluasi pelaksanaan kegiatan dalam upaya pencapaian tujuan. Evaluasi yang digunakan berdasarkan pada
efektifitas dan efisiensi. Adanya dua kategori evaluasi yaitu kesesuaian appropriateness yang dihubungkan dengan kebutuhan memenuhi tujuan program
dan prioritas pilihan dan nilai-nilai yang tersedia, dan kecukupan adequency yang berhubungan dengan masalah dapat terselesaikan melalui kegiatan yang telah di
programkan. Rosidin dalam Putra, 2008, menyimpulkan bahwa supervisi yang baik dilakukan sebanyak enam kali dalam satu tahun. Sulasmi dalam Putra juga
mengemukakan hal yang sama bahwa ada hubungan yang bermakna antara supervisi dengan kinerja bidan dimana bidan yang kurang mendapat supervisi mempunyai
resiko sebanyak 9,2 kali untuk berkinerja kurang.
2.5 Landasan Teori
Pemanfaatan buku KIA merupakan perwujudan dari perilaku individu, faktor manusia memegang peranan penting dalam mempengaruhi pemanfaatan buku KIA, di
samping itu ketersediaan fasilitas terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.
Menurut Green 1980 yang dikutip oleh Notoatmodjo 1990, yang mendasari timbulnya perilaku dapat dikelompokkan menjadi faktor prediposing, enabling, dan
reinforcing. Faktor –faktor yang tergolong sebagai faktor predisposing antara lain pengetahuan, sikap, dan pendidikan. Faktor enabling faktor pemungkin, mencakup
ketersediaan sarana dan prasarana dalam hal ini buku KIA. Sedangkan faktor
Universitas Sumatera Utara