Kesimpulan AKIBAT HUKUM PERNYATAAN PAILIT SUAMIISTRI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian serta penjelasan pada bab-bab sebelumnya, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan pokok pembahasan serta sekaligus merupakan jawaban dari pada permasalahan yang penulis buat, yaitu: 1. Pengaturan perjanjian kredit dalam pemberian kredit oleh bank pada dasarnya sama seperti pengaturan perjanjian yang mengacu kepada ketentuan-ketentuan dalam KUHPerdata mengenai perikatan termasuk didalamnya antara lain, yaitu, ketentuan tentang syarat sahnya perjanjian, para pihak dan isi suatu perjanjian, namun biasanya perjanjian kredit berbentuk perjanjian baku dimana kedudukan para pihak yaitu Bank sebagai pemberi kredit dan Nasabah Bank sebagai penerima kredit kurang seimbang. 2. Putusan pernyataan pailit terhadap suamiistri mempunyai akibat hukum yang sama dengan akibat hukum dari adanya suatu putusan pernyataan pailit yang diatur dalam Pasal 21-64 UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yang pada dasarnya adalah kehilangan haknya untuk menguasai dan mengurus kekayaannya, hanya saja kekhususannya terletak pada adanya harta bersama jika suamiistri yang merupakan Debitor Pailit menikah dalam persatuan harta maka harta bersama itu termasuk dalam harta pailit dan para Kreditor berhak meminta pembayaran Universitas Sumatera Utara dari harta bersama itu sedangkan jika tidak menikah dalam persatuan harta maka harta istrisuaminya yang bukan Debitor Pailit bukan merupakan harta pailit. 3. Akibat hukum putusan pernyataan pailit suamiistri terhadap perjanjian kredit bank adalah sesuai dengan ketentuan Pasal 26 ayat 1 UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, bank harus mengajukan tuntutan terhadap Kurator untuk mendapatkan haknya dan mendaftarkannya untuk dicocokkan, namun oleh karena bank merupakan Kreditor Separatis karena memiliki hak jaminan maka bank dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi kepailitan dengan tetap memperhatikan ketentuan untuk menangguhkan hak eksekusi paling lama 90 hari sejak tanggal putusan pailit diucapkan.

B. Saran