Penyelesaian Kredit Bank oleh Debitor pailit

dinyatakan pailit dengan seluruh Kreditor konkuran, maka seluruh harta kekayaan Debitor yang dinyatakan pailit tersebut akan dibereskan, dalam pengertian akan dijual untuk kepentingan seluruh Kreditor Konkuren, termasuk Kreditor dengan jaminan kebendaan yang telah mendaftarkan diri sebagai Kreditor Konkuren untuk bagian piutangnya yang tidak dapat dilunasi dengan jaminan kebendaan yang telah diberikan tersebut. Jadi dalam pailit suamiistri, suamiistri sebagai Debitor tidak memiliki wewenang utk menjual harta pailit tersebut melainkan diberikan kuasa sepenuhnya terhadap Kurator untuk menjual harta pailit tersebut, yang kemudian dari hasil penjualan tersebut akan dilunasi utang-utang Debitor kepada Bank sebagai Kreditor Separatis pemegang hak jaminan, setelah itu, sisa dari harta pailit tersebut dibagikan secara merata kepada Kreditor-Kreditor lainnya. Dan apabila masih ada kelebihan dari harta pailit setelah segala utang piutang dilunasi, maka kurator akan memberikan sisa dana tersebut kepada suamiistri sebagai Debitor pailit.

D. Penyelesaian Kredit Bank oleh Debitor pailit

Dalam uraian di muka telah diutarakan bahwa kepailitan terdiri atas 2 fase atau 2 periode yaitu : 1. Fase penitipan atau sekestrasi cocervatoir 2. Fase insolvensi atau eksekutor Kepailitan tidak selalu beralih ke fase kedua. Kemungkinan kepailitan sudah berakhir di fase pertama atau dalam fase sekestrasi yaitu antara lain apabila : Universitas Sumatera Utara 1. Upaya hukum berupa kasasi atau peninjauan kembali berhasil atau dikabulkan 2. Perdamaian disetujui atau diterima dan dihomologasi disahkan 3. Kepailitan dicabut dengan putusan pengadilan karena harta pailit tidak cukup membayar biaya kepailitan sebagaimana diatur dalam Pasal 18 UUKPKPU opheffing Sebaliknya, kepailitan beralih dari fase pertama ke fase kedua apabila antara lain karena : 1. Perdamaian tidak diajukan 2. Perdamaian diajukan tetapi tidak disetujui atau tidak diterima oleh Kreditor- Kreditor yang mempunyai hak suara 3. Perdamaian yang diajukan, disetujui atau diterima para Kreditor dengan hak suara, tetapi tidak disahkan atau tidak dihomoogasi oleh hakim. 4. Upaya hukum yang tidak dikabulkan, perdamaian diterima tetapi tidak mendapat pengesahan dari Hakim Dengan keadaan seperti yang disebutkan di atas, kepailitan sampai pada fase insolvensi yang berarti harus dilakukan pemberesan terhadap harta pailit. Mengenai ketentuan pemberesan harta pailit dalam fase insolvensi atau fase eksekutor ini diatur dalam pasal 178 sampai pasal 203 UUKPKPU, selama PKPU berlamgsung, Debitor danpa persetujuan pengurus tidak dapat melakukan tindakan kepengurusan atau kepemilikan atas seluruh atau sebagian hartanya. Apabila Debitor melanggar ketentuan tersebut, pengurus berhak untuk melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk memastikan bahwa harta Debitor tidak dirugikan karena tindakan Debitor tersebut. Kewajiban Universitas Sumatera Utara Debitor yang dilakukan tanpa mendapatkan persetujuan dari pengurus yang timbul setelah dimulainya PKPU, hanya dapat dibebankan kepada harta Debitor sejauh hal itu menguntungkan harta Debitor. Dalam pasal 242 ayat 1 UUK ditentukan bahwa selama berlangsngnya PKPU, Debitor tidak dapat dipaksa membayar utang-utangnya, termasuk melakukan semua tindakan eksekusi yang telah dimulai untuk memperoleh pelunasan utang, harus ditangguhkan. Kecuali telah ditetapkan tanggal yang lebih awal oleh Pengadilan berdasarkan permintaan pengurus, semua sitaan yang telah diletakkan gugur dan dalam hal Debitor disandera, Debitor harus dilepaskan segera setelah diucapkan putusan PKPU tetap atau setelah putusan pengesahan perdamaian memperoleh kekuatan hukum tetap, dan atas permintaan pengurus atau Hakim Pengawas, jika masih diperlukan, pengadilan wajib mengangkat sita yang telah diletakkan atas benda yang termasuk harta Debitor. Kurator harus memulai pemberesan dan menjual semua harta pailit tanpa perlu persetujuan atau bantuan Debitor Pailit apabila : 1. Usul untuk mengurus perusahaan Debitor pailit tidak diajukan dalam jangka waktu sebagaimana diatur dalam Undang-Undang atau usul tersebut telah diajukan tetapi diotak; atau 2. Kepengurusan terhadap perusahaan Debitor pailit dihentikan Dalam melakukan tugasnya, Kurator : 1. Tidak diharuskan memperoleh persetujuan dari atau menyamoaikan pemberitahuan terlebih dahulu kepada Debitor atau salah satu organ Debitor, Universitas Sumatera Utara meskipun dalam keadaan di luar Kepailitan persetujuan atau pemberitahuan demikin dipersyaratkan ; 2. Dapat melakukan pinjaman dari pihak ketiga, semata-mata dalam rangka meningkatkan nilai harta pailit. Semua barang harta pailit Debitor harus dijual di muka umum lelangatau dilaksanakan di bawah tangan seizin hakim Pengawas. Untuk barang-barang yang tidak daoat segera atau sama sekali dibereskan, Kurator memutuskan cara pemberesan atas barang-barang itu yang harus disahkan oleh Hakim Pengawas. Barang-barang yang terhadapnya dapat dilakuka hak penahanan oleh para Kreditor hak retensi, wajib dikembalikan oleh Kurator ke dalam harta pailit, dengan membayar tagihan-taagihan yang bersangkutan sepanjang demikian menguntungkan harta pailit. Demi kepentingan pemberesan harta pailit, kurator dapat menggunakan jasa Debitor pailit, dengan memberikan upah yang besarnya dicantumkan oleh Hakim Pengawas. Sesuai dengan ketetan pasal 173 ayat 1 Fv, setelah harta pailit berada dalam keadaan tidak mampu membayarm berlaku ketentuan sebagai berikut : 1. Hakim pengawas dapat mengadakan rapat dengan para Kreditor pada hari, jam dan tempat yang ditentukan, untuk mengadakan pembicaraan tentang cara pemberesan harta pailit itu. 2. Jika dianggap perlu, menyangkut tagihan yang belum dicocokkan menurut ketentuan pasal 123 Fv, hakim pengawas dapat mengadakan pencocokan Universitas Sumatera Utara utang terhadap tagihan-tagihan yang diajukan setelah berakhirnya tenggang waktu sebagaimana ditetapkan dalam pasak 104 ayat 1 UUK. 3. Terhadap tagihan-tagihan ini, Kurator harus melakukan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam pasal 107 sampai dengan pasal 110 Fv. 4. Kurator harus memanggil para Kreditor tersebut secara tertulis dengan menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan dalam rapat, sambil mengingatkan tentang hal-hal yang diatur dalam pasal 110 Fv. 5. Selain itu, kurator harus mengiklankan panggilan yang sama dalam surat- surat kabar dengan cara-cara sebagaimana dimaksud dalam pasal 113 UUK. Selanjutnya berdasarkan pasal 173 ayat 2 Fv ditentukan bahwa Hakim Pengawas harus menetapkan tenggang waktu secepatnya antara hari panggilan dan hari rapat, tanpa mengikutsertakan kedua hari itu. Berdasarkan Pasal 174 Fv ditentukan, bila menurut pendapat Hakim Pengawas tersedia cukup uang tunai tersebut dibagikan kepada para Kreditor yang tagihannya telah dicocokkan. Menurut Pasal 175 ayat 1 Fv : 1. Kurator wajib membuat suatu daftar mengenai pembayaran kepada pada Kreditor yang harus disahkan oleh Hakim Pengawas 2. Daftar tersebut harus memuat pertelaan tentang penerimaan dan pengeluaran di dalamnya termasuk upah Kurator, nama para Kreditor, jumlah pencocokan tiap tagihan, begitu pula pembagian yang harus diterima oleh setiap tagihan tersebut. Menurut Pasal 175 ayat 2 Fv ; Universitas Sumatera Utara 1. Kepada Kreditor konkuran harus diberi suatu persentase yang ditentukan oleh Hakim Pengawas 2. Kepada pada Kreditor yang mempunyai hak istimewa, termasuk mereka yang hak istimewanya dibantah, dan kepada para Kreditor pemegang hak jaminanm sepanjang mereka belum menerima pembayaran menurut ketentuan dalam pasal 56 UUK, diberi jumlah sesuai dengan hasil penjualan barang-barang yang atas barang-barang tersebut mereka mempunya hak istimewa atau mempunyai perikatan 3. Bila jumlah tersebut kurang dari seluruh tagihan merekam , maka untuk kekurangannya mereka harus diberi persentase seperti halnya kepada Kreditor Konkuren. Untuk tagihan-tagihan yang telah diterima dengan bersyarat, dalam daftar pembagian harus ditentukan persentase pembagiannya atas seluruh jumlah tagihan itu. Untuk daftar pembagian yang telah disetujui oleh hakim pengawas, ditempatkan di kantor panitera pengadilan niaga, sedangkan salinan daftar tersebut harus ditempatkan di kantor Kurator, agar dapat dilihat oleh para Kreditor selama masa tenggang waktu yang telah ditetapkan oleh hakim pengawas mulai sejak daftar tersebut ditandatangani untuk pengesahannya. Semua biaya kepailitan pada umumnya dibebankan pada tiap bagian dari hart paiit, kecuali telah dilakukan penjualan sendiri oleh Kreditor pemegang hak jaminan. Kurator wajib mengumumkan dalam surat-surat kabar penetapan surat-surat, begitu pula dengan tenggang waktu di atas, sesuai dengan ketentuan Pasal 13 Universitas Sumatera Utara UUK. Tenggang waktu bagi umum untuk dapat melihat surat-surat tersebut di atas mulai berlaku pada hari dan tanggal pemberitahuan itu. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan