menyatakan bahwa dalam hal suami atau istri yang dinyatakan pailit mempunya benda yang tidak termasuk persatuan harta, benda tersebut termasuk harta pailit,
tetapi hanya dapat digunakan untuk membayar hutang pribadi suami atau istri yang dinyatakan pailit. Maksud ketentuan di atas pada dasarnya sama dengan
ketentuan Pasal 62 ayat 1 FV dengan perubahan redaksi.
47
C. Akibat Pernyataan Pailit SuamiIstri
Kepailitan pada intinya adalah sitaan umum berdasarkan undang-undang atas asset Debitor. Yang disebut aset yang disita adalah harta pailit. Maksud
kepailitan adalah untuk melikuidasi aset Debitor agar membayar tuntutan Kreditor. Debitor sendiri sebagai perorangan atau badan hukum tidak dipengaruhi
oleh kepailitan. Pernyataan pailit mengakibatkan Debitor yang dinyatakan pailit
kehilangan segala “hak perdata” untuk menguasai dan mengurus harta kekayaan yang telah dimasukkan ke dalam harta pailit.
48
Hal ini dapat dilihat dari adanya kewenangan kurator untuk mengurus dan atau melakukan pemberesan harta
pailit.
49
Penjelasan paragraf di atas menunjukkan bahwa Debitor tidaklah di bawah pengampuan, dan tidak kehilangan kemampuannya untuk melakukan perbuatan
47
H. Man S. Sastrawidjaja, Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Bandung : Alumni, 2006, hal. 136-137
48
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Kepailitan Seri Hukum Bisnis, Jakarta : Rajagrafindo Persada,2004, hal.30. dan lihat pula ketentuan Pasal 24 ayat 1 Undang-Undang
No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
49
Lihat ketentuan Pasal 16 ayat 1 dan Pasal 69 ayat 1 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
Universitas Sumatera Utara
hukum menyangkut dirinya, kecuali apabila perbuatan hukum itu menyangkut pengurusan dan pengalihan harta bendanya yang telah ada. Apabila menyangkut
harta benda yang akan diperolehnya, Debitor tetap dapat melakukan perbuatan hukum menerima harta benda yang akan diperolehnya itu namun diperolehnya itu
kemudian menjadi bagian dari harta pailit.
50
1. Hilangnya kekuasaan untuk menguasai
Pasal 16 menerangkan bahwa harta pailit meliputi semua harta kekayaan Debitor, yang ada pada waktu putusan kepailitan diucapkan dan semua kekayaan
yang diperoleh selama kepailitan. Karena kepailitan adalah sitaan umum yang dilakukan untuk kepentingan semua Kreditor. Akibatnya, sesudah putusan pailit
diucapkan, Kreditor perorangan tidak dapat lagi menyita aset Debitor pailit Pasal 32.
Akibat-akibat utama dalam putusan pailit :
Akibat penting putusan pailit adalah Debitor kehilangan kuasa untuk menguasai dan mengelola kekayaannya yang terdiri dari harta pailit Pasal 22.
Kurator menguasai dan mengelola harta pailit Pasal 67 ayat 1. Namun, Debitor tetap memegang kekuasaan untuk menguasai kekayaan yang
dikeculikan Pasal 20. Putusan pailit yang diucapkan mempunyai pengaruh yang berlaku surut
terbatas, sepanjang hari secara lebih tepat kembali ke pukul 00:00. Debitor
50
Imran Nating, Peranan dan Tanggung Jawab Kurator dalam Pengurusan dan Pemberesan
Harta Pailit, Jakarta : Rajagrafindo Persada,2005, hal. 44.
Universitas Sumatera Utara
yang pailit mungkin telah kehilangan kekuasaannya untuk menguasai miliknya sebelum ia benar-benar dinyatakan pailit.
Sebagai aibat dari kepailitan, kekuasaan untuk menguasai kepemilikan harta pailit diberikan kepada curator. Adalah tugas curator untuk merubah aset harta
pailit menjadi penghasilan yaitu bentuk tunak dalam bank. 2.
Sitaan Sejak dari putusan pailit diucapkan, semua sitaan atas harta Debitor untuk
kepentingan Kreditor tertentu berakhir dan diganti dengan sita kepailitan umum untuk kepentingan semua Kreditor Pasal 32.
3. Pembayaran kepada Debitor Pailit, setelah putusan pailit diucapkan
pada dasarnya setelah putusan pailit diucapkan, para Debitor dari Debitor yang pailit, tidak dapat lagi menghapuskan kewajiban mereka dengan melakukan
pembayaran kepada Debitor yang pailit. Namun dalam praktek dapat terjadi hal demikian Pasal 52.
4. Tanggung jawab sesudah kepailitan
Menurut Pasal 23, harta pailit tidak lagi bertanggung jawab untuk apa diderita oleh Debitor setelah putusan pailit diucapkan, kecuali apabila harta pailit telah
mendapat manfaat dari padanya. Tidak pelak lagi, ketentuan ini bermaksud untuk menjaga harta pailit tetap utuh.
5. Tindakan oleh dan terhadap Debitor yang pailit
Oleh karena seorang Debitor pailit telah kehilangan kekuasaan untuk mengelola dan menguasai asetnya, perkara oleh dan terhadap seorang Debitor
Universitas Sumatera Utara
pailit hanya dapat diajukan oleh dan terhadap harta pailit. Tuntutan-tuntutan ini masuk dalam dua golongan yang jelas :
a. Tuntutan terhadap Debitor yang pailit untuk pembayaran atau penyerahan,
barang yang dimiliki oleh harta pailit dan b.
Semua tuntutan pailit
51
Kepailitan suami atau istri yang kawin dalam suatu persatuan harta, diperlakukan sebagai Kepailitan persatuan harta tersebut. Dengan tidak
mengurangi pengecualian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 UUKPKPU, maka Kepailitan tersebut meliputi semua benda yang termasuk dalam persatuan,
sedangkan Kepailitan tersebut adalah untuk kepentingan semua Kredtor yang berhak meminta pembayaran dari harta persatuan.
Bila suami atau istri yang dinyatakan pailit mempunyai benda yang tidak termasuk persatuan harta maka benda tersebut termasuk harta pailit, akan tetapi
hanya dapat digunakan untuk membayar utang pribadi suami atau istri yang dinyatakan pailit Pasal 64 UUKPKPU
Dalam hal jika yang menjadi Debitor adalah suami atau istri maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Kepailitan ditujukan kepada siapa yang sesungguhnya memiliki utang. Jika
suami yang memiliki utang maka kepailitan ditujukan terhadap suami ; sedangkan jika istri yang memiliki utang, maka kepailitan dimajukan kepada
istri.
51
Jerry Hoff, Undang-Undang Kepailitan di Indonesia diterjemahkan oleh Kartini Muljadi, Jakarta : Tatanusa,2000, hal. 85-87
Universitas Sumatera Utara
2. Terhadap suami istri yang menikah sebelum berlakunya Undang-Undang No..
1 tahun 1974 tentang Perkawinan, dan terhadap mereka yang sebelumnya berlaku ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, maka ;
a. Dalam hal suami istri menikah dengan tidak membuat perjanjian kawin,
maka kepailitan suami atau istri menyebabkan kepailitan suami atau istri yang menjadi pasangannya, dan seluruh harta kekayaan mereka, baik itu
harta bawaan maupun harta bersama menjadi tanggungan bagi utang mereka secara bersama-sama, baik yang merupakan utang yang dibuat
suami atau istri untuk kepentingan mereka masing-masing, maupun yang dipergunakan untuk kepentingan bersama.
b. Dalam hal suami istri menikah dengan pencampuran harta secara terbatas,
maka kepailitan suami atau istri menyebabkan kepailitan istri atau suami yang menjadi pasangannya, dan seluruh harta kekayaan mereka, baik harta
bawaan maupun harta bersama menjadi tanggungan bagi utang mereka, dengan ketentuan bahwa :
1 Terhadap perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh suami istri untuk
kepentingan mereka secara bersama-sama, dengan tidak mempedulikan siapakah yang melakukannya, maka dalam hal ini yang
merupakan harta pailit adalah harta persatuan atau harta bersama. 2
Terhadap perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh suami atau istri untuk kepentingan mereka secara pribadi, maka harta benda yang
merupakan harta pailit adalah harta bawaan masing-masing suami atau istri.
Universitas Sumatera Utara
c. Dalam hal suami atau istri menikah tanpa pencampuran atau persatuan
harta sama sekali, maka kepailitan suami atau istri adalah kepailitan dari masing-masing suami atau istri dan tidak membawa pengaruh kepada
pasangannya. Dengan ketentuan ini berarti hanya harta kekayaan milik suami atau istri yang dinyatakan pailit itu saja yang menjadi tanggungan
bagi perikatan yang juga dibuat oleh suami atau istri tersebut. Terhadap suami istri yang menikah setelah berlakunya Undang-Undang
No.. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, oleh karena dalam Undang-Undang Perkawinan hanya dikenal pencampuran harta terbatas, maka kepailitan suami
atau istri yang menjadi pasangannya, dan seluruh harta kekayaan mereka, baik harta bawaan maupun harta bersama menjadi tanggungan bagi mereka, dengan
ketentuan bahwa : 1.
Terhadap perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh suami atau istri untuk kepentingan mereka secara bersama-sama, dengan tidak mempedulikan
siapakah yang melakukannya, maka dalam hal ini yang merupakan harta pailit adalah harta persatuan atau harta bersama;
2. Terhadap perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh suami atau istri untuk
kepentingan mereka sendiri, maka harta benda yang merupakan harta pailit adalah harta bawaan masing-masing suami atau istri.
Perlu diperhatikan bahwa Kepailitan ini hanyalah menyangkut Debitor pailit dan bukan hak pribadi si Debitor. Debitor masih tetap memliki hak untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang berkaitan dengan kedudukannya sebagai
Universitas Sumatera Utara
suami, istri, orang tua terhadap anak-anaknya dan lain-lain hubungan pribadi antara si Debitor pailit dengan keluarga dan masyarakat sekitarnya.
1. Terhadap gugatan-gugatan
Putusan Pailit membawa akibat hukum terhadap gugatan-gugatan yang sedang berjalan, baik dalam kapasitas Debitor sebaai tergugat maupun penggugat
yaitu Pasal 28 UUKPKPU : a.
Gugatan ditundaditangguhkan b.
Kuratot mengambil alih perkara dengan menggantikan kedudukan Debitor c.
Perkara digugutkan d.
Gugatan diteruskan Bila suatu perkara dilanjutkan oleh kurator terhadap pihak lawan maka
kurator dapat mengajukan pembatalan atas segala perbuatan yang dilakukan oleh Debitor sebelum yang bersangkutan dinyatakan pailit, apabila dapat
dibuktikan bahwa perbuatan Debitor tersebut diketahui oleh pihak lawannya Pasal 30 UUKPKPU, menentukan :
a. Putusan pailit berakibat bahwa segala penetapan pelaksanaan Pengadilan
terhadap setiap bagian dari kekayaan Debitor yang telah dimulai sebelum Kepailitan harus dihentikan dan sejak saat itu tidak ada suatu putusan yang
dapat dilaksanakan termasuk juga dengan menyandera Debitor. b.
Semua penyitaan yang dilakukan menjadi hapus dan jika diperlukan hakim pengawas harus memerintahkan pencoretannya.
c. Debitor yang sedang dalam penahanan harus dilepaskan seketika setelah
Putusa pernyataan pailit diucapkan.
Universitas Sumatera Utara
2. Terhadap perikatan-perikatan
a. Perjanjian timbal balik
Apabila terdapat perjanjian timbal balik yang belum atau baru sebagian terpenuhi, maka pihak dengan siapa Debitor mengadakan perjanjian
tersebut dapat meminta kepada Kurator untuk memberikan kepastian tentang kelanjutan pelaksanaan perjanjian tersebut dalam jangka waktu
yang disepakati oleh Kurator dan kedua belah pihak. Bila tidak tercapai kesepakatan tentang jangka waktu, hakim pengawas akan menetapkan
jangka waktu tersebut. b.
Penyerahan barang Apabila diperjanjikan penyerahan benda dagangan dengan suatu jangka
waktu dan pihak harus menyerahkan benda tersebut sebelum penyerahan dilaksanakan dinyatakan pailit maka perjanjian menjadi hapus dengan
diucapkannya Putusan pernyataan pailit dan dalam hal pihak lawan dirugikan maka yang bersangkutan dapat mengajukan diri sebagai
Kreditor Konkuren ntuk mendapatkan ganti rugi. Bila harta pailit dirugikan karena penghapusan, maka pihak lawan wajib membayar ganti
kerugian. c.
Perjanjian sewa menyewa Bila Debitor telah menyewa suatu benda, maka baik Kurator maupun
pihak yang menyewakan benda, dapat menghentikan perjanjian sewa dengan syarat pemberitahuan penghentian dialkukan sebelum berakhirnya
perjanjian sesuai dengan adat kebiasaan setempat. Untuk itu haru
Universitas Sumatera Utara
diindahkan pemberitahuan penghentian menurut perjanjian atau menurut kelaiman dalam jangka waktu paling singkat 90 hari. Bila uang telah
dibayar di muka, maka perjanjian sewa tidak dapat dihentikan lebih awal sebelum berakhirnya jangka waktu yang telah dibayar uang sewa tersebut.
Sejak tanggal putusan pailit diucapkan, uang sewa merupakan utang harta pailit.
d. Hubungan kerja
Pekerja yang bekerja pada Debitor dapat memuturskan hubungan kerja dan sebaliknya Kurator dapat memberhentikannya dengna mengindahkan
jangka waktu menurut persetujuan atau ketentuan perundang-undangan yang berlakku, dengan pengertian paling singkat 45 hari sebelumnya.
Sejak tanggal pailit diucapkan, upah yang terutang sebelum maupun sesudah pernyataan pailit diucapkan merupakan utang harta pailit.
e. Terhadap harta warisan
Warisan yang selama kepailitan jatuh kepada Debitor Pailit, oleh Kurator tidak boleh diterima, kecuali apabila menguntungkan harta pailit. Untuk
itu Kurator memerlukan izin dari Hakim Pengawas. f.
Pembayaran utang Jika sebelum putusan pailit dijatuhkan, Debitor telah melakukan
pembayaran utangnya kepada Kreditor tertentu, maka pembayaran utang tersebut dapat dinyatakan batal apabila :
1 Dapat dibuktikan bahwa penerima pembayaran mengetahui bahwa
permohonan pernyataan pailit Debitor sudah didaftarkan
Universitas Sumatera Utara
2 Pembayaran tersebut merupakan persekongkolan antara Debitor dan
Kreditor dengan maksud menguntungkan bagi Kreditor melebihi Kreditor-Kreditor lainnya.
g. Terhadap penjualan surat berharga
Pembayaran yang telah diterima oleh pemegang “surat pengganti” atau “surat atas tunjuk” yang karena hubungan hukum dengan pemegang
terdahulu wajib menerima pembayaran, maka pembayaran tersebut tidak dapat diminta kembali.
h. Pembayaran kepada Debitor Pailit akibat perikatan
Setiap orang yang sesudah putusan pernyataan pailit diucapkan tetapi belum diumumkan, membayar kepada Debitor pailit untuk memenhi
perikatan yang terbit sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan, dibebaskan terhadap harta pailit sejauh tidak dibuktikan bahwa yang
bersangkutan mengetahui adanya putusan pernyataan pailit tersebut. Pembayaran yang dilakukan sesudah putusan pernyataan pailit, tidak
membebaskan terhadap harta pailit, kecuali apabila yang melakukan dapat membuktikan bahwa pengumuman Putusan Pernyataan Pailit yang
dilakukan menurut Undang-Undang tidak mungkin diketahui tempat tinggalnya. Pembayaran yang dilakukan oleh Debitor pailit membebaskan
Debitornya terhadap harta pailit, jika pembayaran itu menguntungkan harta pailit.
i. Perjumpaan utang set off
Universitas Sumatera Utara
Perjumpaan utang set off dapat dimintakan oleh Kreditor dengan syarat :
1 Utang piutang dilakukan sebelum pernyataan pailit
2 Harus dilakukan dengan itikad baik
Maksud dari “perjumpaan utang” ini adalah kompensasi. j.
Terhadap sekutu Debitor pailit Setiap orang yang dengan Debitor Pailit berada dalam suatu persekutuan
yang karena atau selama Kepailitan menjadi dibubarkan, berhak untuk mengurangi bagian dari keuntungannya yang pada waktu pembagian
diadakan jatuh kepada Debitor Pailit, dengan kewajiban Debitor pailit untuk membayar utang persekutuan.
k. Terhadap hak retensi
Kreditor yang mempunai hak untuk menahan benda milik Debitor, tidak kehilangan hak karena adanya putusan pernyataan pailit. Hak untuk
menahan atas benda milik Debitor akan berlangsung sampai utangnya dilunasi.
52
Dengan adanya putusan pailit oleh pengadilan, suamiistri masih diperkenankan untuk melakukan perbuatan-perbuatan hukum dibidang harta
kekayaan apabila dengan perbuatan hukum itu akan memberi keuntungan bagi harta kekayaan si Pailit, sebaliknya apabila dengan perbuatan hukum itu justru
akan merugikan harta kekayaan si Pailit maka kerugian kerugian itu tidak mengikat harta kekayaan tersebut. Putusan pailit oleh pengadilan tidak
52
Sunarmi, Op.Cit, hal. 94-113.
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan Debitor kehilangan kecakapannya untuk melakukan perbuatan hukum volkomen handelingsbevoegd pada umumnya, tetapi hanya kehilangan
kekuasaan atau kewenangannya untuk mengurus dan mengalihkan harta kekayaannya saja, Debitor tidaklah berada di bawah pengampuan, tidak
kehilangan kemampuannya untuk melakukan perbuatan hukum yang menyangkut dirinya kecuali apabila menyangkut pengurusan dan pengalihan harta bendanya
yang telah ada. Tindakan pengurusan dan pengalihan tersebut berada pada Kurator.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV AKIBAT HUKUM PUTUSAN PAILIT SUAMI ISTRI ATAS
PERJANJIAN KREDIT BANK
A. Macam-Macam Kreditor