yang memiliki bentuk kristal yang khusus sehingga sangat bermanfaat dalam identifikasinya Tobing, 1989.
2.2.3. Deteksi Alkaloida
a Cara yang dianjurkan:
Karena secara kimia alkaloida begitu heterogen dan begitu banyak, senyawa alkaloida tidak dapat diidentifikasi dalam ekstrak tumbuhan dengan menggunakan kromatografi
tunggal. Pada umumnya, sulit mengidentifikasi suatu alkaloida dari sumber tumbuhan baru tanpa mengetahui kira-kira jenis alkaloida apa yang mungkin ditemukan dalam
tumbuhan tersebut. Karena kelarutan dan sifat lain alkaloida sangat berbeda-beda, cara penjaringan umum untuk alkaloida dalam tumbuhan mungkin tidak dapat berhasil
mendeteksi senyawa khas. Sebagai basa, alkaloida biasanya diekstraksi dari tumbuhan dengan pelarut
alkohol yang bersifat asam lemah HCl 1 M atau asam asetat 10 , kemudian diendapkan dengan ammonia pekat. Pemisahan pendahuluan demikian dari tumbuhan
lainnya dapat diulangi, atau pemisahan selanjutnya dilaksanakan dengan ekstraksi pelarut. Adanya alkaloida pada ekstrak kasar dapat diuji dengan menggunakan berbagai pereaksi
alkaloida. Tetapi sebaliknya dilakukan KLT dan KKt dalam beberapa hal yang dapat
digunakan, yang kemudian kertas dan plat disemprot dengan penampak bercak untuk alkaloida.
b Langkah Kerja
Ekstrak jaringan kering dengan asam asetat 10 dalam etanol, dibiarkan sekurang- kurangnya empat jam. Dipekatkan ekstrak sampai seperempat volume awal dan
diendapkan alkaloida dengan meneteskan NH
4
OH
p
. Dikumpulkan endapan dengan pemusingan, dicuci dengan NH
4
OH
p
. Dilarutkan sisa dalam beberapa tetes etanol atau kloroform.
Kromatografi sebagian larutan pada kertas-dapar sitrat dalam n-butanol larutan asam sitrat dalam air. Kromatografi sebagian larutan lagi pada pelat silika gel G dalam
metanol-NH
4
OH
p
200 : 3. Deteksi adanya alkaloida pada kertas dan pelat, mula-mula
dengan fluoresensi di bawah sinar UV, kemudian menggunakan tiga penyemprot: pereaksi Dragendorf, iodoplatinat, dan Marquis. Cara memastikan adanya alkaloida khas
yaitu dengan mengukur spektrum UV suatu cuplikan yang dilarutkan dalam H
2
SO
4
0,1M. Harga maksimum khas berkisar dari 250 sampai 303 nm. Alkaloida yang bercincin
aromatik pada strukturnya dapat juga menyerap sinar bergelombang lebih panjang, misalnya kolkhisina λ
maks
243 dan 351 nm, berberina λ
maks
265 dan 243 nm. Uji ini tidak dapat diterapkan jika dalam ekstrak yang diperiksa terdapat lebih dari satu alkaloida
utama.
c Identifikasi selanjutnya
Bila semua jenis alkaloida dalam tumbuhan telah ditentukan, maka selanjutnya dapat diisolasi basanya yang agak banyak. Secara klasik alkaloida dipisahkan dari kandungan
tumbuhan lainnya sebagai garamnya dan sering diisolasi sebagai kristal hidroklorida atau pikrat. Alkaloida dapat dipisahkan dan diisolasi dengan beberapa gabungan, yaitu: KKt,
KLT, kolom, atau KGC.
d Penentuan kuantitatif
Ada cara khas yang digunakan oleh Hultin dan Torssell 1965 untuk menjaring 200 suku tumbuhan Swedia, yaitu dengan melakukan ekstraksi pendahuluan 4 g jaringan kering
setiap cuplikan dengan metanol. Larutan air dari bagian yang larut asam dari fraksi metanol dibasakan dengan NH
4
OH
p
, kemudian diekstraksi dengan kloroform-etanol.
Lalu diuji dengan memakai enam perekasi sehingga memberikan reaksi positif.
2.2.4. Isolasi Alkaloida