2.2.2. Sifat-sifat Alkaloida
1. Sifat Fisika Alkaloida
Kebanyakan alkaloida yang telah diisolasi berupa padatan kristal dengan titik lebur yang tertentu. Ada sedikit alkaloida yang berbentuk amorf, ada juga yang berbentuk
cairan, misalnya nikotin dan koniin. Kebanyakan alkaloida tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa yang kompleks, spesies aromatik berwarna, misalnya berberin
berwarna kuning dan betanin berwarna merah. Pada umumnya, basa bebas alkaloida hanya larut dalam pelarut organik, meskipun beberapa jenis pseudoalkaloida dan
protoalkaloida larut dalam air. Garam alkaloida dan quartener sangat larut dalam air.
2. Sifat Kimia Alkaloida
Kebanyakan alkaloida bersifat basa. Sifat tersebut tergantung kepada adanya pasangan elektron pada nitrogen. Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan nitrogen bersifat
melepaskan elektron, sebagai contoh gugus alkil, maka ketersediaan elektron pada nitrogen naik dan senyawa lebih bersifat basa.
Kebasaan alkaloida menyebabakan senyawa tersebut sangat mudah mengalami dekomposisi, terutama oleh panas dan sinar dengan adanya oksigen. Dekomposisi
alkaloida selama atau setelah isolasi dapat menimbulkan berbagai persoalan jika penyimpanan berlangsung dalam waktu yang lama. Pembentukan garam dengan senyawa
organik atau anorganik sering mencegah dekomposisi Sastrohamidjojo, 1996.
Secara umum, golongan alkaloida mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: 1.
Biasanya merupakan kristal tak berwarna, tidak mudah menguap, tidak larut dalam air, larut dalam pelarut-pelarut organik seperti eter, etanol, dan kloroform.
Beberapa alkaloida seperti konini dan nikotin berwujud cair dan larut dalam air. Ada juga alkaloida yang berwarna misalnya berberin kuning.
2. Bersifat basa, pada umumnya berasa pahit, bersifat racun, mempunyai efek
fisiologis serta optis aktif. 3.
Dapat membentuk endapan dengan larutan asam fosfowolframat, asam pikrat, kalium merkuriiodida dan lain sebagainya. Dari endapan-endapan ini, banyak juga
yang memiliki bentuk kristal yang khusus sehingga sangat bermanfaat dalam identifikasinya Tobing, 1989.
2.2.3. Deteksi Alkaloida