communication, dimana satu komunikator menghadapi massa komunikan misalnya pada rapat umum, maka massa disini berada disuatu tempat yang sama
dan dapat memberikan reaksi secara langsung two way trafic communication sesuai dengan sifat komunikasi tatap muka. Wahyudi, 1986: 43
II.3.2. Fungsi Media Massa
Laswell, 1948 dalam Wahyudi, 1986: 43- 44 melihat tiga fungsi utama media massa, yaitu:
a. Fungsi pengamatan lingkungan atau dalam bahasa yang sederhana
pemberi informasi dan penyampaian berita. b.
Menekankan pada seleksi, evaluasi dan interpretasi dari media massa. Peranan media massa adalah melakukan seleksi mengenai apa yang
perlu dan apa yang tidak perlu disiarkan. Pemilihan dilakukan oleh editor, redaktur, dan pengelola media massa.
c. Sebagai sarana untuk memindahkan nilai dan warisan budaya dari
generasi ke generasi. Ahli komunikasi lain menambahkan fungsi utama media massa adalah
sebagai media hiburan. Sedangkan Wilbur Schramm menambahkan fungsi kelima dari media massa adalah sebagai media advertising iklan. Dengan demikian
kelima fungsi utama dari media massa adalah pemberi informasi, seleksi berita informasi, pendidikan, hiburan, dan iklan advertising.
Ditinjau dari sasaran komunikan dari media massa maka setiap manusia menerima pesan dari media massa apakah itu surat kabar, majalah, radio, film,
maupun televisi akan mengadakan reaksi yang berbeda-beda karena setiap manusia mempunyai karakter dan kepentingan yang berbeda pula.
II.3.3. Karakteristik Media Massa
Robert K. Avery, 1980 dalam Wahyudi, 1986: 45- 46, memberikan karakteristik media massa dibandingkan dengan komunikasi tatap muka face to
face communication interpersonal communication yang digolongkan enam macam, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Komunikator tidak dapat berhubungan langsung dengan massa
komunikan, karena saluran yang dipakai adalah media eletronik atau media cetak. Komunikasi tatap muka antara komunikator dan komunikan
dapat berhubungan langsung.
b. Sistem komunikasi massa sangat kompleks dibandingkan dengan
komunikasi tatap muka. c.
Komunikasi pada komunikasi tatap muka dapat berlangsung dua arah, atau komunikan dapat memberikan feedback secara langsung.
d. Pesan singkat dari komunikator melalui media massa dapat diterima oleh
massa komunikan, dengan demikian media massa sangat efektif bila digunakan untuk media iklan.
e. Komunikan pada komunikasi massa bersifat heterogen, anonim, dan luwes
tersebar luas, meskipun pada umumnya komunikan mempunyai persamaan perhatian, kepentingan dan orientasi.
f. Media massa dapat mengirimkan pesan kepada komunikan yang berbeda
tempat diseluruh dunia secara mendadak dan berurutan. II.3.4. Ciri-Ciri Lembaga Media Massa
McQuail, 1987 dalam Wahyudi, 1986: 47- 48 , menyebutkan ciri-ciri
khusus lembaga media massa adalah sebagai berikut: a.
Memproduksi dan mendistribusikan pengetahuan dalam wujud informasi, pandangan, dan budaya. Upaya tersebut merupakan respon terhadap
kebutuhan sosial kolektif dasn permintaan individu.
b. Menyediakan saluran untuk menghubungkan orang tertentu dengan orang
lain, dari pengirim ke penerima, dari anggota audien ke anggota audien lainnya, dari seseorang ke masyarakat dan institusi masyarakat terkait.
Semua itu bukan sekedar saluran fisik jaringan komunikasi, melainkan juga merupakan saluran tata cara dan pengetahuan yang menentukan
siapakah sebenarnyayang patut atau berkemungkinan untuk mendengar sesuatu dan kepada siapa ia harus mendengarnya.
c. Media menyelenggarakan sebagian besar kegiatannya dalam lingkungan
publik, dan merupak intitusi terbuka bagi semua orang untuk peran serta sebagai penerima atau dalam kondisi tertentu sebagai pengirim. Institusi
media juga mewakili kondisi publik, seperti yang tampak bila mana media massa menghadapi masalah yang berkaitan dengan pendapat publik opini
publik dan ikut berperan membentuknya bukan masalah pribadi, pandangan ahli, atau penilaian ilmiah.
d. Partisipasi anggota audien dalam institusi pada hakikatnya bersifat
sukarela, tanpa adanya keharusan atau kewajiban sosial. Bahkan lebih bersifat sukarela daripada beberapa institusi lainnya, misalnya pendidikan,
agama atau politik. Partisipasi anggota audien lebih mengacu pada mengisi waktu senggang dan satai, bukannya berkenaan dengan pekerjaan dan
tugas. Hal tersebut dikaitkan juga dengan ketidakberdayaan formal institusi media: media tidak dapat mengandalkan otoritasnya sendiri dalam
masyarakat, serta tidak mempunyaiorganisasi yang menghubungkan pemeran-serta “lapisan atas” produsen pesan dan pemeran-serta “lapisan
bawah” audien.
Universitas Sumatera Utara
e. Industri media dikaitkan dengan industri dan pasar karena
ketergantungannya pada imbalan kerja, teknologi, dan kebutuhan pembiayaan.
f. Meskipun institusi media itu sendiri tidak memiliki kekuasaan, namun
institusi ini selalu berkaitan dengan kekuasaan negara karena adanya kesinambungan pemakaian media, mekanisme hukum, dan pandangan-
pandangan menentukan yang berbeda antara negara yang satu dengan lainnya.
II.4. TELEVISI II.4.1. Pengertian Televisi