Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Kerangka Konsep

Trans TV sebagai panduan berwisata dalam merencanakan liburan maupun perjalanannya nanti. Disamping itu, secara tidak langsung tayangan “Koper dan Ransel” di Trans TV telah mempromosikan objek pariwisata di Indonesia. Seperti yang kita ketahui sendiri, tidak sedikit mahasiswa yang melakukan perjalanan ke luar negeri jika waktu liburan tiba. Diharapkan dengan adanya tayangan ini, mahasiswa menjadi sadar bahwa objek wisata di dalam negeri sendiri tidak kalah menarik dan memiliki destinasi wisata yang sangat banyak untuk dikunjungi. Tayangan ini disiarkan oleh Trans TV setiap hari Sabtu pada pukul 08.30-09.00 WIB. Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti dan mengetahui lebih mendalam mengenai Sejauhmana Pengaruh Tayangan “Koper dan Ransel” di Trans TV terhadap Sikap Mahasiswa FISIP-USU.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: “Sejauhmana Pengaruh Tayangan Koper dan Ransel di Trans TV terhadap Sikap Mahasiswa FISIP-USU?”

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti melakukan pembatasan masalah. Universitas Sumatera Utara Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah : 1. Tayangan Koper dan Ransel di Trans TV dibatasi pada pembawa acara, narasumber, perangkat acara, materi acara, dan waktu acaranya. 2. Sikap mahasiswa dibatasi pada komponen kognitif, komponen afektif dan komponen konatifperilaku. 3. Penelitian ini dilakukan pada tayangan Koper dan Ransel di Trans TV yang disiarkan pada hari Sabtu 08.30-09.00 WIB. 4. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2011 - selesai. 5. Mahasiswa yang dijadikan responden adalah mahasiswa Stambuk 2008 program S1 Reguler FISIP USU yang menonton tayangan Koper dan Ransel di Trans TV minimal tiga kali.

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah sudah pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dengan adanya tujuan akan mendorong seseorang untuk melakukan usaha sedapat mungkin agar tujuan tersebut dapat dicapai.

I.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui isi tayangan Koper dan Ransel di Trans TV. 2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tanggapan mahasiswa FISIP-USU tayangan Koper dan Ransel di Trans TV. Universitas Sumatera Utara 3. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara tayangan Koper dan Ransel di Trans TV terhadap perubahan sikap mahasiswa FISIP-USU.

I.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritis, sebagai wadah untuk menerapkan ilmu yang diterima penulis selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU, serta menambah cakrawala pengetahuan dan wawasan penulis terhadap dunia penyiaran. 2. Secara akademik, penelitian ini dapat disumbangkan kepada FISIP USU khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan. 3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat member masukan bagi Trans TV dan pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penilitian ini.

I.5. Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti Nawawi, 1997:39. Kerlinger menyebutkan teori adalah himpunan konstruk konsep, definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan Universitas Sumatera Utara menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 2004:6.

I.5.1 Komunikasi

Istilah komunikasi semula hanya merupakan suatu fenomena sosial. Tetapi kemudian berubah menjadi ilmu yang secara akademik berdisiplin mandiri, yang dewasa ini dianggap amat penting sehubungan dengan dampak sosial yang menjadi kendalan bagi permasalahan umat manusia akibat perkembangan teknologi. Menurut Effendy 2005:3 istilah komunikasi dalam bahasa Latinnya disebut dengan communis yang berarti sama atau sama maknanya atau pengertian bersama dengan maksud untuk mengubah pikiran, sikap, perilaku, penerima dan melaksanakan apa yang diinginkan komunikator. Menurut Effendy 2005:3 komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara langsung melalui lisan atau tidak langsung melalui media. Tujuan utama mempelajari komunikasi adalah untuk mengetahui bagaimana efek komunikasi terhadap seseorang, yaitu kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki.

I.5.2. Komunikasi Massa

Dalam setiap peristiwa komunikasi, meliputi lima unsur di dalamnya, yaitu komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek Effendy, 2006:10. Dalam buku Ardianto 2004:7, Rakhmat merangkum definisi-definisi komunikasi massa, Universitas Sumatera Utara komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak tersebar, heterogen, anonim, melalui media cetak maupun elektronik sebagai pesan yang sama yang dapat diterima secara serentak dan sesaat. Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa media cetak dan elektronik. Ada beberapa bentuk komunikasi massa antara lain: televisi, radio, majalah, Koran, buku, dan film Nuruddin, 2003:2 Menurut McQuail 1994:33, komunikasi massa juga dapat dikenali dari karakter yang dimiliki, yaitu: 1. Sumber komunikasi massa bukanlah satu orang melainkan organisasi formal, dan pengiriman seringkali merupakan komunikator atau orang yang professional. 2. Pesannya tidak unik dan beraneka ragam serta dapat diperkirakan. Pesan tersebut seringkali diproses, distandarisasi, dan selalu diperbanyak sehingga merupakan suatu produk yang mengandung nilai kegunaan. 3. Hubungan antara pengirim dan penerima pesan biasanya bersifat satu arah dan jarang bersifat interaktif, impersonal, dan pengirim biasanya tidak bertanggung jawab atas konsekuensi yang terjadi pada para individu dan pesan yang diperjualbelikan dengan uang atau ditukar dengan perhatian tertentu. I.5.3. Media Massa Media massa adalah media komunikasi yang mampu menimbulkan keserampakan, dalam arti khalayak dalam jumlah yang relatif sangat banyak serta memperhatikan pesan yang dikomunikasikan melalui media tersebut, misalnya surat kabar, radio, televisi siaran dan film treatikal yang ditayangkan digedung bioskop Kuswandi, 1996: 15 Media massa memiliki lima fungsi yakni, menyiarkan informasi yang dibutuhkan masyarakat, mendidik dengan menyajikan informasi-informasi yang dapat menambah pengetahuan, menghubur dengan menyajikan tayangan yang dapat menghibur khalayak, dan membujuk atau mempersuasi khalayak untuk melakukan suatu tindakan serta sebagai media advertisingiklan. Kuswandi, 1996: 17. Universitas Sumatera Utara Sementara itu, Robert K. Avery, 1980 Wahyudi, 1986: 45 berpendapat bahwa individu dalam menerima pesab-pesan dari media massa apakah itu berbentuk berita, pendidikan, hiburan ataupun iklan akan memberikan reaksi terhadap pesan-pesan itu, berupa: a. Selective Attention, masing-masing individu hanya akan memilih program atau berita yang menarik minatnya. b. Selective Perception, individu akan menafsirkan sendiri pesan-pesan yang diterimanya melalui media massa. c. Selective Retention, individu hanya akan mengingat hal-hal yang ingin dia ingat.

I.5.4 Televisi

Televisi merupakan alat yang dapat menampilkan gambar pada layarnya yang berasal dari gelombang frekuensi tinggi tanpa perantara fisik http:duniatv.blogspot.com201102sejarah-televisi-html. Di Indonesia, pada tahun 1962 menjadi tonggak pertelevisian Nasional Indonesia dengan berdirinya dan beroperasinya TVRI. Pada perkembangannya TVRI menjadi alat strategis pemerintah dalam banyak kegiatan. Mulai dari kegiatan sosial hingga kegiatan-kegiatan politik. Selanjutnya televisi terus berkembang disertai dengan banyaknya stasiun televisi swasta yang bermunculan seperti Indosiar, RCTI, SCTV, Trans TV, Metro TV dll. Media televisi mampu mendekatkan peristiwa dan tempat kejadian dengan penontonnya. Menurut Askurifai Baskin, pada prinsipnya penyelenggaraan siaran di stasiun televisi terbagi menjadi dua, yakni siaran karya artistik dan siaran jurnalistik Baskin, 2006:79. Siaran karya jurnalistik merupakan produksi acara televisi yang mengutamakan kecepatan penyampaian informasi, realitas atau peristiwa yang terjadi, misalnya berita aktual, berita nonaktual, dan penjelasan yang bersifat actual atau sedang hangat-hangatnya tertuang dalam acara monolog, dialog, laporan ataupun siaran langsung. Sedangkan karya artistik merupakan Universitas Sumatera Utara produksi acara televisi yang menekankan aspek artistik dan estetika sehingga unsure keindahan menjadi unggulan dan daya tarik acara tersebut. Menurut Askurifai Baskin, terdapat unsur-unsur dominant yang menjadi cirri khas televisi, yaitu Baskin, 2006: 63-68: a. Penampilan Penyaji Berita Penyaji atau yang lebih dikenal dengan sebutan presenter atau pemandu acara adalah istilah Inggris untuk orang yang membawakan acara aatu program televisi. Seorang presenter televisi biasanya juga menjadi seorang aktor, penyanyi, dan lainnya, tapi umunya terkenal karena menjadi seorang presenter program tertentu. Kecuali presenter untuk program politik atau iptek yang merupakan program profesional di bidangnya atau selebriti yang berhasil di satu bidang tertentu, tapi mempunyai minat di bidang tertentu lainnya http:id.wikipedia.orgwiki.presenter_televisi. RM. Hartoko dalam Baskin 2006 menyebutkan beberapa prasyarat untuk menjadi presenter televisi yang baik, yaitu Baskin, 2006: 157: 1. Penampilan baik dan perlu didukung oleh watak dan pengalaman. 2. Kecerdasan pemikiran yang meliputi pengetahuan umum dan daya ingatan yang kuat. 3. Keramahan yang tidak berlebihan sampai over friendly yang dapat menjengkelkan dan tidak wajar. 4. Jenis suara yang tepat dengan suara yang enak didengar dan memiliki wibawa yang cukup mantap. 5. Penguasaan bahasa adalah kemampuan menggunakan bahasa formal dan informasi yang mudah dipahami. Universitas Sumatera Utara b. Narasumber Narasumber adalah orang yang menjadi sumber informasi atau yang mengetahui informasi tertentu. Menurut R. Fadli yang digolongkan kepada narasumber yang tidak sembarangan atau spesial adalah : 1. Memiliki Kapabilitas Kapabilitas adalah kemampuan yang meliputi kemampuan dalam bidang akademis maupun pengalaman. 2. Memiliki Kredibiltas Kredibilitas merupakan kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan. 3. Memiliki Akseptabilitas Akseptabilitas meliputi latar belakang pribadi maupun profesi seorang narasumber yang sesuai dengan topik pembahasan. c. Materi Acara Faktor lain yang diperhatikan dalam tayangan reality show terletak pada materi acara atau permasalahan Wibowo, 1997:48. Dalam hal ini ada dua kategori untuk mengetahui sampai seberapa jauh permasalahan itu menarik, yaitu: 1. Permasalahan apa yang dibahas diskusi tersebut, yaitu hal yang menjadi topik pembahasan diskusi tersebut permasalahan yang penting bagi masyarakat. 2. Masalah itu merupakan masalah yang aktual atau yang sedang hangat dibicarakan masyarakat. Universitas Sumatera Utara d. Perangkat Acara Ilustrasi visual dalam tayangan Koper dan Ransel di Trans dapat berupa sajian acara musik di awal acara sebagai pembukaan, membacakan cerita menarik, menyajikan ilustrasi, gambar yang berganti-ganti, atau menyajikan situasi komedi yang diperankan oleh perangkat acara Wibowo, 1997:37. Perangkat acara bertugas untuk menyampaikan ilustrasi tersebut. Seperti dalam tayangan Koper dan Ransel di Trans TV, perangkat acara adalah orang-orang yang memiliki peran dalam tayangan tersebut dan bertugas untuk menyampaikan ilustrasi visual terhadap khalayak. Agar ilustrasi tersebut dapat disampaikan dengan baik, perangkat acara perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu: 1. Keselarasan antara perangkat acara dan kerjasama tim 2. Komunikasi antara perangkat acara yang terlihat dalam penggunaan humor merupakan daya tarik tayangan tersebut. e. Waktu Tayang Faktor lain yang juga perlu diperhatikan dalam tayangan reality show adalah pemilihan waktu tayang. Pemilihan waktu tayang diperlukan agar segmentasi khalayak yang diharapkan dapat tercapai. Dalam pemilihan waktu tayangan juga perlu memperhatikan: 1. Frekuensi penayangan yang diperlukan untuk memudahkan penonton untuk mengingat acara tersebut. 2. Durasi tayangan, yaitu lamanya tayangan itu berlangsung. Hal ini perlu diperhatikan untuk menghindari penonton dari kebosanan. Universitas Sumatera Utara Organism: • Perhatian • Pengertian • Penerimaan

I.5.5 Stimulus- Organism- Response S-O-R

Teori S-O-R merupakan singkatan dari Stimulus- Organism- Response yang semula berasal dari psikologi. Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan Effendy, 2002:254. Jadi, unsur-unsur dalam model ini adalah: a. Pesan stimulus b. Komunikan Organism c. Efek Response Prof. Dr. Mar’at Effendy, 2005:255 dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya,” mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu : perhatian, pengertian, dan penerimaan. Berdasarkan uraian diatas, maka proses komunikasi dalam teori S-O-R ini dapat digambarkan sebagai berikut: Stimulus Response Universitas Sumatera Utara

I.5.6 Sikap

Menurut Jaluddin Rakhmat 2005:39 mengemukakan lima pengertian sikap yaitu: a. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikiran dan merasa dalam menghadapi objek, ide, atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok. b. Sikap mempunyai daya penolong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu; menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan, apa yang harus dihindari. c. Sikap lebih menetap. Berbagai studi menunjukkan sikap politik kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan. d. Sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan dan tidak menyenangkan. e. Sikap timbul dari pengalaman, artinya tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperoleh atau diubah. Menurut Profesor DR. Mar’at 1981:13 mengemukakan komponen- komponen sikap terdiri dari : a. Komponen kognitif yang hubungannya beliefs, ide dan konsep. b. Komponen afektif yang menyangkut kehidupan emosional seseorang. c. Komponen konatif yang merupakan kecenderungan bertingkah laku.

I.6. Kerangka Konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan pada perumusan hipotesa Nawawi, 1997 :40. Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1995:57. Universitas Sumatera Utara Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas X Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur lain Nawawi,1995:56. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tayangan Koper dan Ransel di Trans TV. 2. Variabel Terikat Y Variabel terikat adalah suatu variabel yang merupakan akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya Rakhmat, 2004:12. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap mahasiswa FISIP- USU. 3. Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, departemen, stambuk. Universitas Sumatera Utara Variabel Bebas X Tayangan Koper dan Ransel di Trans TV Variabel Terikat Y Sikap Mahasiswa FISIP- USU Karakteristik Responden Z

I.7. Model Teoritis

Dokumen yang terkait

Tayangan Iklan dan Brand Awareness Khalayak (Studi Korelasional Iklan NutriSari Versi Joshua Suherman Di Televisi Swasta Indonesia Terhadap Brand Awareness Para Atlet Baseball dan Softball PengCab Perbasasi Medan)

5 84 111

Tayangan The Golden Ways dan Motivasi Diri (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan The Golden Ways di Metro TV terhadap Peningkatan Motivasi Diri pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area)

0 45 118

Tayangan Variety Show Cinta Juga Kuya Dan Minat Menonton (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Variety Show Cinta Juga Kuya di SCTV terhadap Minat Menonton di Kalangan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU)

0 38 116

Talk Show Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan “Apa Kabar Indonesia Malam” di tvOne terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 71 232

Tayangan "Koper Dan Ransel" Dan Minat Wisata (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan Koper dan Ransel di TRANS TV terhadap Minat Wisata Masyarakat Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai)

0 97 108

Pengaruh Tayangan Televisi terhadap Sikap (Studi Korelasional Pengaruh Acara Dahsyat di Stasiun Televisi RCTI Terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

2 46 133

Pemberitaan Terorisme dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional tentang hubungan antara Pemberitaan Terorisme di tvOne dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 25 181

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 25 117

PENGARUH TAYANGAN SEXOPHONE TRANS TV TERHADAP SIKAP SEKS MAHASISWA SURABAYA ( Studi Deskriptif Kuantitatif Pengaruh Tayangan Sexophone Trans Tv Terhadap Sikap Seks Mahasiswa Surabaya).

0 4 89

PENGARUH TAYANGAN SEXOPHONE TRANS TV TERHADAP SIKAP SEKS MAHASISWA SURABAYA ( Studi Deskriptif Kuantitatif Pengaruh Tayangan Sexophone Trans Tv Terhadap Sikap Seks Mahasiswa Surabaya)

0 0 11